Pose hormat khas Sergej Milinkovic-Savic sudah terpampang di akun resmi media sosial Al-Hilal. Punggawa Timnas Serbia itu resmi menjadi pemain Al-Hilal setelah klub Arab Saudi itu menebusnya dengan harga 40 juta euro atau setara dengan Rp667 miliar dari klub Serie A, Lazio.
Banyak yang menyayangkan keputusan sang pemain untuk memilih hijrah ke negeri Arab. Bagaimana tidak? Usianya masih 28 tahun. Apalagi musim depan Lazio tampil di Liga Champions, kompetisi yang diidam-idamkan oleh hampir seluruh pemain di dunia termasuk dirinya.
Tapi Liga Champions tampaknya tak begitu menggairahkan lagi baginya. Meski tawaran dari beberapa klub top Eropa menumpuk di meja, Milinkovic-Savic tetap kekeh bergabung dengan proyek Al-Hilal. Tapi kenapa Sergej rela menukar karirnya di Eropa dengan Liga Arab Saudi?
Daftar Isi
Jadi Rebutan Klub Top Eropa
Selama membela Lazio, Sergej Milinkovic-Savic telah menjelma sebagai pemain yang paling berpengaruh di lini tengah. Kemampuannya dalam menyaring serangan lawan dan membantu build up dari tengah sudah diakui oleh dunia. Selain itu, meski berposisi sebagai gelandang, Sergej terbilang cukup produktif. Musim 2022/23 saja, ia berhasil mencatatkan 11 gol dan delapan assist di semua kompetisi.
Menjadi salah satu gelandang terbaik di Serie A tak sulit bagi Sergej untuk menarik minat dari klub-klub top di lima liga top Eropa. Selama bertahun-tahun, dirinya selalu dirumorkan bakal bergabung dengan beberapa klub, salah satunya Manchester United. Kalian pasti pernah melihat fotonya yang diedit dengan mengenakan jersey MU muncul di setiap tahunnya tapi transfernya nggak pernah terjadi.
Ketika rumor kepindahannya ke United meredup, muncul lagi pemberitaan yang mengatakan kalau dirinya diincar oleh PSG. Tak heran, karena PSG sangat berambisi menjuarai Liga Champions. Mereka memilih Sergej Milinkovic-Savic sebagai opsi terbaik di lini tengah. PSG bahkan rela membayar 100 juta euro (Rp1,6 triliun) demi sang pemain. Namun lagi-lagi kesepakatan tak pernah tercapai.
Yang terakhir, ia pernah diisukan akan bergabung dengan Arsenal dan Juventus. Arsenal yang tengah mencari opsi lain dari Declan Rice mempertimbangkan Sergej. Begitupun Juventus, tim yang sering menggembosi rival-rivalnya sendiri pun berniat mendatangkan Sergej. Tapi hasilnya sama. Sergej tetap bertahan di Lazio.
Maka dari itu, banyak yang terkejut ketika gelandang serba bisa ini memutuskan untuk bergabung Al-Hilal ketimbang menerima tawaran-tawaran dari klub-klub Eropa yang lain. PSG misalnya, di sana ia bisa meraih trofi setiap tahun, ya meskipun cuma trofi domestik.
Tarik Ulur Transfer
Menjadi pemain spesialis rumor yang akhirnya gagal pindah dan bertahan di Lazio, Sergej Milinkovic-Savic kerap menimbulkan pertanyaan. Kenapa transfernya tak pernah terjadi? Ternyata tarik ulur transfer Sergej ada campur tangan dari pihak klub.
Pada dasarnya, Lazio tak mau kehilangan pemain paling pentingnya. Selain Ciro Immobile, Sergej merupakan ikon Lazio dalam beberapa tahun terakhir. Untuk memagari sang pemain, manajemen Lazio pun mematok harga tinggi. Mereka bahkan sempat mematok 120 juta euro atau Rp2 triliun untuk siapa pun yang berminat kepada mantan pemain Genk tersebut.
Hal tersebut terbukti berhasil membuat klub peminat berpikir dua kali untuk mengajukan tawaran pada Lazio. Namun, ketika Lazio membutuhkan uang untuk mendatangkan pemain dan menurunkan harga sang pemain menjadi 80 juta euro (Rp1,3 triliun) agar mudah terjual, Sergej justru kadung betah di Stadio Olimpico. Ia enggan meninggalkan Stadio Olimpico.
Lazio kembali menurunkan harganya, tapi Sergej terus menolak dijual. Tapi tembok kesetiaan yang sudah dibangun Sergej seketika runtuh ketika tawaran Al-Hilal datang. Sergej memaksa untuk pindah. Ia bahkan sampai merengek ke presiden klub, Claudio Lotito agar mengizinkannya pergi ke Arab Saudi.
Alasan Klise
Kali ini Sergej Milinkovic-Savic beralasan ingin menjajal atmosfer baru di kompetisi lain. Ia merasa petualangannya bersama Lazio sudah cukup dan ingin menghadapi tantangan yang baru. Semua alasan dikeluarkan untuk meyakinkan presiden klub agar mau melepasnya ke Al-Hilal.
Bersama Lazio, Milinkovic-Savic sudah membukukan 341 laga dengan catatan 26,767 menit bermain. Meskipun berperan sebagai gelandang, Milinkovic-Savic juga terbukti gemar mencetak gol. Hingga saat ini ia sudah mencatat 69 gol dan 59 assist sepanjang kariernya di le Aquille.
Lotito pun memberikan komentar atas kepindahan pemainnya itu. “Saya mencoba yang terbaik untuk mempertahankannya di sini. Tetapi, ketika dia meminta untuk pergi karena alasan pribadinya, apa yang dapat saya lakukan? Padahal, kami bersedia memperpanjang kontraknya dan menaikkan gajinya.” Ujar sang Presiden.
Hanya Karena Uang!
Dalam kepindahan Sergej Milinkovic-Savic ada yang mengganjal di hati Lotito. Ia merasa aneh kenapa tawaran dari Juventus bahkan PSG bisa ditolak mentah-mentah oleh sang pemain, tapi ketika tawaran Al-Hilal datang, Sergej seperti tak banyak berpikir? Ia langsung mengatakan “Ya” pada klub Arab Saudi tersebut.
Padahal pada tahun 2022 kemarin, Sergej sempat berkelakar ingin tampil di Liga Champions bersama klub yang membesarkan namanya itu. Akhirnya spekulasi pun muncul. Dilansir Football Italia, sang presiden sempat menyindir sang pemain di depan awak media. Menurutnya, Sergej menerima tawaran Al-Hilal karena pihak Arab Saudi menawarkan gaji yang sangat tinggi.
Menurut laporan, pemain yang identik dengan kumis yang unik itu dikontrak selama tiga musim oleh Al-Hilal. Kabarnya, ia akan mendapat bayaran sekitar 60 juta euro atau setara Rp1 triliun selama durasi tersebut. Dengan kata lain, Sergej bisa mengantongi setidaknya 20 juta euro (Rp333 miliar) per tahunnya. Angka tersebut empat kali lipat dari apa yang didapat bersama Lazio.
Mendengar pernyataan tersebut, Sergej tak berkomentar apapun. Tapi justru agennya, Mateja Kezman yang tersulut emosi. Menurut mantan punggawa Chelsea tersebut, tak ada seorang pun yang berhak mempertanyakan kesetiaan Sergej Milinkovic-Savic kepada Lazio. Sergej sudah menunjukkannya selama delapan tahun lamanya.
Menurutnya, Sergej selalu memberikan yang terbaik untuk Biancocelesti. Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu selalu bekerja keras di sesi latihan demi tampil apik di setiap pertandingan Lazio. Semua yang ia lakukan untuk membantu timnya mengamankan satu tiket ke Liga Champions musim 2023/24.
Menghormati Fans Lazio
Mateja Kezman juga menegaskan kalau Sergej Milinkovic-Savic itu rela “mati” demi Lazio. Ia merupakan representatif dari seorang pejuang Lazio baik didalam maupun diluar lapangan.
Beberapa pihak meyakini kalau keputusan yang diambil Sergej bukan sepenuhnya karena uang. Gaji yang didapat memang sangat besar untuk ukuran pemain yang kontraknya hanya tersisa satu musim bersama klubnya. Tapi rasa hormat kepada fans Lazio dirasa lebih berpengaruh dari apapun.
Gelandang berpaspor Serbia itu menolak tawaran dari klub Eropa lain karena enggan menghadapi Lazio di kemudian hari. Ia menghargai perasaan fans yang sudah menjadi bagian dari hidupnya selama delapan tahun terakhir.
Sergej memilih Al-Hilal karena tim tersebut tak berlaga di kompetisi Eropa. Terlepas dari keputusan yang sudah diambil Milinkovic-Savic, transfer ini tetap menjadi hal yang patut disayangkan.
Sumber: Goal, Daily Mail, Get Football News Italy, VIVA