Taktik Zona Mista: Pernah Jaya Sebelum Akhirnya Mudah Terbaca

spot_img

Banyak tim sepak bola memiliki identitas tertentu dalam permainannya, sebut saja Brasil. Tim Samba banyak disebut memiliki permainan ala Jogo Bonito. Ciri khasnya permainan indah serta kebahagiaan dalam bermain sepak bola.

Pemain-pemain seperti Zico, Ronaldo de Lima, Ronaldinho, sampai Neymar Jr, hanyalah sedikit dari banyak pemain yang menggambarkan sepak bola melalui permainan Jogo Bonito.

Selain Jogo Bonito, ada tiki-taka. Dalam konsepnya tiki-taka membuat seluruh pemain untuk bergerak cepat. Bermain dengan memanfaatkan umpan-umpan pendek, serta segera mencari ruang untuk menciptakan ancaman.

Tiki-taka sendiri tidak datang begitu saja, taktik itu muncul dari permainan yang sudah masyhur di jaman dulu, yaitu totaal voetbal. Taktik yang diperkenalkan oleh pelatih Rinus Michels ini kemudian meluas sampai akhirnya taktik tiki-taka yang lekat dengan Pep Guardiola pun lahir.

Dari Italia, kita mengenal catenaccio. Taktik ini memaksa kumpulan pemain bertahan untuk melakukan penjagaan ketat antarpemain atau istilah kerennya man to man marking. Italia sempat berjaya ketika menerapkan strategi ini. Mereka bahkan disebut sebagai tim dengan pertahanan grandel karena sulit sekali ditembus.

Selain taktik-taktik yang terkenal tersebut, masih ada satu taktik lagi, namanya zona mista. Zona mista, yang dalam bahasa Italia berarti Modulo Misto, disebut sebagai taktik yang mengkombinasikan catenaccio dengan total voetbal.

Bermula dari Luigi Radice

Luigi Radice adalah orang yang bertanggungjawab menciptakan taktik zona mista. Ia sendiri adalah mantan pemain AC Milan, sekaligus orang yang menggemari takti totaal voetbal ala Rinus Michels. Radice sendiri termasuk pemain yang terlibat dari segala gelar yang pernah diraih il Diavolo. Selain itu, dia juga pernah membela timnas Italia dari tahun 1962 dan sempat membela klub lainnya seperti Triestina dan Padova.

Ketika memutuskan terjun ke dunia kepelatihan, Luigi Radice dikenal sebagai seseorang yang jenius. Dia yang menangani Torino di era 1970-an disebut sebagai legenda oleh para penggemar il Toro, karena sukses mengembalikan trofi scudetto ke Stadion Olimpiade Torino.

Sebagai orang Italia, Luigi Radice jelas ingin mempertahankan permainan catenaccio yang sudah melegenda. Namun,karena dirinya juga sangat mencintai permainan totaal voetbal, maka ia ingin menggabungkan keduanya, hingga lahir taktik zona mista..

Zona mista, meski sangat kental dengan aroma catenaccio, tapi juga mengandung bumbu utama totaal voetbal. Terlebih dalam praktiknya, zona mista juga menggunakan teknik zona marking seraya memanfaatkan ruang yang ada untuk menyerang.

Penerapan Zona Mista

Ketika itu, zona mista dianggap sebagai taktik yang mampu menghancurkan konsistensi catenaccio. Sepakbola menyerang yang digunakan Radice tergambar dalam skema 4-4-2 atau 3-5-2.

Di posisi bertahan, zona mista biasanya mengandalkan tiga bek. Satu berperan sebagai libero dan dua sebagai center back. Libero memiliki tugas yang lebih fleksibel, termasuk dia bisa maju ke depan untuk ikut membangun serangan.

Kemudian dalam skema ini, wing back kiri juga menjadi satu komponen utama untuk melakukan serangan. Sementara dari sisi seberang, akan terdapat pemain yang berperan sebagai gelandang sayap yang posisinya lebih dekat dengan striker. Ia diberi tugas maju ke depan dan juga turut mundur untuk membantu pertahanan.

Sedangkan di pos gelandang tengah bakal diisi oleh defensive midfielder dan juga center midfielder. Kedua pemain tersebut akan bekerjasama menjadi penghubung antar lini.

Sementara itu, playmaker hanya fokus pada serangan. Dia yang mendapat bola dari gelandang tengah bisa membantu peran dua penyerang utama, yang bertugas menciptakan ruang sekaligus menyelesaikan peluang.

Saat bertahan, skema ini akan berubah menjadi 5-3-2 atau tetap pada pola 4-4-2. Dimainkannya pola tersebut bertujuan untuk mempersempit area tengah dengan memberikan tekanan satu lawan satu di seluruh lapangan.

Dua pemain sayap, yakni wingback kiri dan winger kanan, akan turut membantu pertahanan dan harus siap melakukan serangan balik ketika tim mendapatkan momentum untuk menyerang.

Zona mista menuntut para pemain untuk bermain kompak. Mereka juga harus fokus karena biasanya tidak hanya satu peran saja yang dimainkan oleh setiap pemain. Ketika pemain satu meninggalkan posisinya untuk kebutuhan tertentu, maka pemain lain harus siap untuk menutup lubang yang ditinggalkan pemain tersebut.

Dengan ini, zona mista akan tampak fleksibel dan menjadi alasan mengapa pemain lawan sulit untuk melakukan penjagaan. Fleksibilitas membuat pemain lawan bingung dan cenderung gugup ketika banyak pemain di tim yang menerapkan taktik zona mista berganti peran.

Sempat Berjaya Namun Cepat Lenyap

Taktik buatan Luigi Radice ini pernah membuat Torino meraih trofi scudetto pertamanya pasca tragedi superga. Maka dari itu, banyak yang kemudian meniru taktik zona mista.

Satu yang paling kentara adalah Giovanni Trapattoni atau yang biasa dikenal sebagai Mr. Trap. Bersama Juventus, Mr. Trap berhasil memainkan taktik zona mista dan menggondol dua titel Serie A, Piala Italia, dan Piala UEFA, plus satu Piala Champions, Piala Winners, Piala Super Eropa, dan Piala Interkontinental.

Selain Mr. Trap, masih ada lagi pelatih timnas Italia, Enzo Bearzot yang juga menerapkan taktik tersebut. Dia adalah sosok pelatih yang mampu membawa trofi Piala Dunia ketiga ke lemari Piala timnas Italia pada tahun 1982 silam. Bearzot disebut berhasil menerapkan taktik zona mista untuk membuat timnas Italia melenggang mulus di gelaran yang saat itu diselenggarakan di Spanyol. Kemudian masih ada pelatih ternama lainnya yang meniru taktik ini, seperti Arrigo Sacchi sampai Dino Zoff.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, taktik ini mulai usang dan sudah bisa ditebak permainannya. Pada pertengahan 1990 an, tak banyak lagi pelatih yang menggunakan taktik ini. Orang pertama yang kemudian disebut telah mematahkan taktik zona mista adalah Ernst Happel, yang ketika itu melatih Hamburg.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru