Tak Lagi Boros, Kini Arah Kebijakan Manchester City Banyak Cuan

spot_img

Manchester City yang sering dijuluki “tetangga berisik” dulunya dikenal sebagai klub yang selalu jor-joran dalam bursa transfer. Dari segi pengeluaran dan pemasukan klubnya pun sering tak seimbang. Maklumlah, Manchester Biru ini sejak diambil Sheikh Mansour tahun 2008 silam seketika menjadi orang kaya baru yang duitnya tak habis tujuh turunan.

Namun pasca Covid ini, Blue Moon mengambil langkah baru pada kebijakan bisnis mereka. Bukan juga irit, tapi juga efektif. Ditambah kini mereka untuk pertama kalinya menjadi klub dengan pemasukan tertinggi. Dari segi penjualan pemain pun kini mereka banyak raih cuan.

Klub Terbanyak Pemasukannya Di Tahun 2022

Bicara soal klub dengan pemasukan tertinggi tahun 2022 ini, Deloitte Football Money mengeluarkan hasil bahwa Manchester City dinobatkan sebagai klub teratas dengan pemasukan tertinggi, yaitu 644,9 juta euro (Rp 9,7 triliun). The Citizens mengalahkan klub-klub Inggris lainnya. Bahkan City juga mengalahkan Real Madrid, Bayern Munchen, Barcelona, maupun PSG.

Tentu ini adalah hal positif bagi City. Artinya mereka sedang berada pada jalur yang benar dari segi bisnis. Neraca keuangan mereka sangat sehat sekarang jika dibanding beberapa tahun sebelumnya. Meskipun semua klub karena pandemi dihantam kerugian yang signifikan, City mampu mengelola krisis itu dengan baik.

Sumber dana pemasukan mereka yang terbanyak tentu dari pihak sponsor. Tak heran banyak pihak yang sering mencurigai sumber dana dari pihak sponsor City. Kita tahu, otoritas Liga Inggris maupun UEFA pernah melakukan investigasi atas dugaan pelanggaran finansial yang dilakukan City, yang salah satunya terkait dana sponsor.

Namun, hal itu ternyata tak bisa dibuktikan di pengadilan arbitrase olahraga. City menang dalam gugatan itu dan akhirnya denda serta sanksi yang dialamatkan pada City pun sirna. Dalam kasus itu, City sebenarnya hanya mendapat 67,5 juta pound (Rp 1,2 triliun) per tahunnya dari Etihad Airways.

Nilai yang justru sebenarnya lebih kecil daripada Manchester United dengan Team Viewer yang mencapai 235 juta pounds per tahun (Rp 4,2 triliun), maupun Liverpool dengan Standard Chartered yang nilainya mencapai 80 juta pounds per tahun (Rp1,4 triliun).

Arah Klub Yang Jelas Buah Kerja City Football Group

Sebagai klub tertinggi dalam hal pemasukan, ini jadi terasa spesial dalam evolusi City di bawah kepemilikan City Football Group. City kini begitu licin dan terampil dalam urusan bisnis. City Football Group seperti diketahui adalah ahlinya dalam hal membuat perencanaan yang matang.

Dalam hal itu, City sangat berterima kasih kepada direktur sepak bola mereka, Txiki Begiristain, kepala eksekutif Ferran Soriano dan Chief Operating Officer Omar Berrada, yang selama ini menjalankan operasi bisnis di bawah pengawasan ketua Khaldoon Al-Mubarak. Mereka pantas mendapatkan pujian untuk strategi bisnis yang dijalankannya. Baik dari segi analisis data keuangan serta pengembangan departemen klub.

Tujuan jangka panjanglah yang selalu diperhatikan City Football Group. Mereka tak hanya berpikir sempit dan jangka pendek. Mereka memulainya dari membangun legacy yang berbentuk pondasi infrastruktur sepakbola. Dengan itu, filosofi klub akan terbangun. Jadi, Filosofi klub mereka menjadi jelas sehingga mampu berjalan mulus dan berdampak positif bagi kelangsungannya.

Sejak 14 tahun setelah pengambilalihan yang mengejutkan publik Inggris, City kini makin efektif. Berbeda dengan dulu yang boros dalam pengeluaran. Dalam musim penuh pertama mereka di bawah kepemilikan Abu Dhabi, sejak musim 2009/10, City menghabiskan 132 juta pounds (Rp 2,3 triliun) dan hanya mengumpulkan pemasukan sebesar 28 juta pounds (Rp 506 miliar).

Pola itu terus berlanjut sepanjang satu dekade terakhir. Puncaknya di musim 2017/18. City memecahkan rekor pengeluaran klub. Karena 237 juta pounds (Rp 4,1 triliun) dihabiskan untuk membeli Ederson, Bernardo, Laporte, Mendy, Walker maupun Danilo. Sedangkan dari segi pemakaiannya tak sebanding alias minim sekali, hanya 82 juta pounds (Rp 1,4 triliun).

Kini Banyak Cuan

Akan tetapi, musim panas ini bagaimanapun adalah cerita yang sangat berbeda dari The Citizens. Mereka sekarang ini bisa dikatakan tim dengan pemasukan terbesar dari segi penjualan pemain. Kini paling tidak mereka sudah meraup pemasukan sebesar 250 juta pounds (Rp 4,5 triliun).

Ferran Torres kita tahu musim lalu dilego ke Barca dengan harga yang sangat signifikan yakni 55 juta pounds (Rp 996 miliar). Musim ini Gabriel Jesus dan Sterling yang kontraknya tinggal setahun di Etihad dengan pintar dilepas City Football Group dengan harga yang masih tergolong tinggi.

Jesus dengan 45 juta pounds (Rp 815 miliar) ke Arsenal. Sementara Sterling dengan 50 juta pounds (Rp 905 miliar) ke Chelsea. Selain itu, mereka juga menjual Zinchenko ke Arsenal dengan nilai 30 juta pounds (Rp 543 miliar).

Pemasukan dari penjualan yang dilakukan City Football Group tidak hanya dari pemain seniornya saja, tetapi juga para pemain mudanya. City pandai menguangkan para pemain muda yang jarang sekali tampil reguler di Liga Inggris.

City berhasil menjual pemain mudanya seperti Gavin Bazunu dan Romeo Lavia ke Southampton. Pedro Porro yang diambil Sporting CP. Darko Gyabi yang diambil Leeds, maupun Kou Itakura yang diambil Monchengladbach. Belum lagi Arijanet Muric dan Egan Rilley yang ikut pelatih Vincent Kompany ke Burnley. Dengan penjualan beberapa pemain tersebut, City kini total meraup untung hingga 174 juta pounds (Rp 3,1 triliun).

Dengan begitu, penebusan Erling Haaland, Kalvin Phillips, Stefan Ortega serta Julian Alvarez yang hanya mencapai 100 juta pounds (Rp1,8 triliun), jadi tak berarti apa-apa bagi pengeluaran City musim ini. Sinergi kebutuhan tim Guardiola dengan langkah bisnis Txiki Brigistan dan Ferran Soriano terjalin dengan sangat baik.

Label tim yang boros pun kini hilang dari City. Alih-alih berhati-hati dalam menghindari financial fair play dan pembukuan gaji seperti beberapa klub lainnya, keuangan The Citizens kini malah surplus. Oleh karena itu, besar kemungkinan jika mereka menambah beberapa pemain bintang lagi, dengan catatan Pep Guardiola menghendakinya.

Soal kebutuhan tim, kini semuanya diserahkan ke Pep Guardiola. Tapi yang jelas, Manchester Biri kini keuangannya jauh lebih sehat. Stigma buruk tentang keuangan City pun mulai memudar. Blue Moon kini menatap masa depan yang cerah. Dan bukan tidak mungkin dengan arah kebijakan klub seperti itu, Manchester City akan terus merajai Inggris bahkan Eropa.

https://youtu.be/I9Od60PkCKI

Sumber Referensi : espn, independent, deloitte 

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru