Dalam sedekade terakhir, trofi tertinggi Liga Jerman selalu jatuh di tangan Bayern Munchen. Banyak yang bilang kalau Die Roten melakukan cara licik dengan melemahkan para rivalnya dengan cara membajak pelatih dan pemain terbaik dari klub lain. Namun, bukan itu penyebab mereka bisa begitu perkasa di Jerman.
Untuk bisa memutus dominasi Bayern di Jerman butuh perjuangan ekstra keras. Jangankan memutus dominasi, untuk sekadar meniru apa yang dilakukan Bayern Munchen selama ini saja sangat sulit.
Bayern Munchen adalah Model Manajemen Terbaik di Eropa
FC Bayern adalah salah satu tim sepak bola paling sehat di dunia. Lebih daripada itu, bisa dibilang kalau Bayern Munchen adalah definisi dari klub sepak bola yang sudah mencapai financial freedom.
Hasil audit Deloitte jadi buktinya. Dalam dua edisi terakhir Deloitte Football Money League, Bayern Munchen bersama dengan Real Madrid adalah dua klub yang menghasilkan pendapatan lebih dari 600 juta euro selama pandemi covid-19 atau tepatnya pada musim 2019/2020 dan 2020/2021.
/Thread/ Man City has topped #Deloitte Football Money League as the world’s biggest revenue-generating club for the first time as per the 2022 list. Citizens fared better financially after the COVID-19 outbreak than their competitors. After Real Madrid, Barcelona, and Man United, pic.twitter.com/gAVBivgGV3
— Łukasz Bączek (@Lu_Class_) March 23, 2022
Di musim 2019/2020, Bayern mencatat revenue sebesar 634,1 juta euro. Revenue yang dicatat Bayern menurun di tahun berikutnya, tetapi mereka masih sanggup menghasilkan pemasukan hingga 611,4 juta euro.
Senada dengan Deloitte, hasil analisis yang dilakukan KPMG menyatakan bahwa Bayern Munchen adalah satu-satunya klub juara yang mencatat keuntungan selama pandemi covid-19. Di tahun keuangan 2020, Die Bayern mencatat profit sebesar 5,9 juta euro. Meski turun di tahun berikutnya, tetapi mereka masih sanggup mencatat profit sebesar 1,8 juta euro.
Profit/Loss after tax#SportingCP
3/7 pic.twitter.com/lALMFl8nSz
— Bancada de Leão🦁 (@bancadadeleao) January 12, 2022
Menurut catatan KPMG, Bayern Munchen telah meraih profit selama 29 tahun secara berturut-turut. Maka wajar bila salah satu “The Big Four” kantor akuntan publik itu menyebut bahwa Bayern Munchen adalah “salah satu model manajemen terbaik dalam sejarah olahraga Eropa”.
Sumber-Sumber Pendapatan Bayern Munchen
Berbicara soal keuangan, kekuatan finansial Bayern Munchen memang sangat kuat dan khusus di Jerman, kekuatan finansial mereka jauh di atas rivalnya. Dari hasil audit terbaru Deloitte, Die Roten mencatat pendapatan sebesar 611,4 juta euro di tahun keuangan 2021.
Salah satu sumber pendapatan terbesar Bayern Munchen adalah brodcast revenue alias pendapatan hak siar TV. Di Bundesliga, hanya 25% pendapatan hak siar TV yang dibagi rata ke masing-masing kontestan, sisanya didistribusikan sesuai performanya di liga.
Inilah yang membuat pendapatan Bayern dari sisi broadcast unggul jauh dibanding tim lain. Sebagai contoh, pada musim 2020/2021, Bayern mendapat penghasilan sebesar 105,4 juta euro dari hak siar Bundesliga, jauh di atas tim juru kunci Arminia Bielefeld yang cuma mendapat 34,3 juta euro saja. Menurut analisis Deloitte, di tahun 2021, pendapatan total Bayern Munchen dari sektor hak siar TV mencapai 254,5 juta euro.
Namun, yang jadi sumber pendapatan tertinggi Bayern selama ini berasal dari sektor komersial. Bahkan, pendapatan Bayern dari sektor ini jadi yang tertinggi di Eropa. Apa yang mereka petik saat ini adalah buah dari revolusi komersial yang manajemen Die Roten lakukan di akhir era 70an.
Saat itu, Bayern Munchen puasa gelar nasional selama 5 musim beruntun dan berkutat dengan banyak utang. Perubahan pun dilakukan dengan menunjuk mantan pemain mereka, Uli Hoeneß sebagai general manager.
Bayern Munich’s Uli Hoeness: “Our fans want a football club as a family, without debt and oligarchs, or countries as sponsors.”
— GOAL (@goal) September 27, 2019
Untuk menstabilkan keuangan dan memperluas aliran pendapatan, salah satu langkah yang ditempuh Hoeneß adalah fokus pada pemasaran dan merchandise. Mengadaptasi strategi dari liga olahraga di Amerika, FC Bayern mulai menjual berbagai jenis merchandise.
Di bawah kepemimpinan Hoeneß pula, Bayern Munchen membangun Allianz Arena yang menelan biaya hingga 340 juta euro. Sejak punya stadion sendiri, FC Bayern bisa menerima 100% dari matchday revenue tanpa perlu membayar sewa.
Komersialisasi yang ditempuh FC Bayern tak sampai disitu. Sejak 2002, Bayern Munchen telah berbentuk PLC atau Public Limited Company alias perusahaan terbatas publik, yakni perusahaan yang sahamnya dapat dijual dan diperdagangkan secara bebas kepada publik.
Hasilnya, Audi, Adidas, dan Allianz menjadi pemegang saham minoritas Bayern Munchen dengan masing-masing punya saham sebesar 8,3%. Sementara itu, 75% sahamnya masih dimiliki langsung oleh Die Roten, sehingga mereka tidak melanggar aturan 50+1 dan tetap mandiri dari investor eksternal.
Por poner un ejemplo, el Bayern Munich pertenece a sus socios en un 75% mientras que el 25 restante se divide entre Adidas, Allianz y Audi
¿Los socios tienen poder? Algo. Pronto se debatirá en junta terminar con los patrocinios en Qatar del club por la protesta de uno de ellos pic.twitter.com/6vcg5EnBzV
— Union Berlin ES (@fcunion_es) November 11, 2021
Sejak berbentuk PLC, keuntungan yang didapat Bayern Munchen makin berlipat sehingga mereka juga makin kaya. Buktinya, dari 2002 hingga 2017 saja, pendapatan Bayern naik hingga 355%.
Bayern Munchen juga melakukan ekspansi bisnisnya ke berbagai negara. Pada 2014 silam, mereka membuka kantor di New York City. Hasilnya, kini ada sekitar 32 juta fans Die Roten di wilayah Amerika Utara. Mereka juga sukses menggaet sponsor besar, salah satu yang masih bertahan adalah Procter & Gamble (P&G).
Lalu, pada 2015, Bayern Munchen resmi memiliki website dan memproduksi konten khusus berbahasa mandarin. Die Roten juga membuka official store di Tmall, sebuah platform e-commerce terbesar di Cina.
Kemudian, pada 2017, Die Roten secara resmi membuka kantor di Shanghai dan secara bertahap membangun 3 akademi sepak bola di tahun-tahun berikutnya. Hasilnya, Bayern Munchen kini dikabarkan punya lebih dari 4,4 juta followers di Weibo.
Ekspansi ke pasar Asia juga dilakukan FC Bayern dengan menggaet KONAMI sebagai sponsor mereka. Kerja sama di antara keduanya mulai terjalin pada 2019, tepat setelah kontrak kerja sama dengan EA Sports habis.
Sebagai sebuah brands, Bayern Munchen juga selalu mengikuti trend. Musim lalu, mereka menjalin kerja sama dengan Sorare, sebuah gim sepak bola fantasi berbasis kripto. Bayern juga menjalin kemitraan dengan Google dan membuat kesepakatan baru dengan Audi senilai 50 juta euro pertahun. Di tahun 2019, Bayern juga secara resmi meluncurkan tim eSports-nya sendiri.
Dengan ekspansi bisnis semacam itu, maka tak mengherankan jika Bayern Munchen keluar sebagai klub sepak bola dengan penjualan jersey terbesar di Eropa. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Euromerica Sport Marketing, di tahun kalender 2021, Bayern sukses menjual 3,25 juta jersey di Eropa. Angka tersebut jauh mengungguli rivalnya, Borussia Dortmund yang cuma menjual 1,22 juta jersey.
/Thread/ The top 10 best selling football jerseys in Europe have been revealed, and there’s a rather surprising top seler. Despite Lionel Messi’s marquee move to #PSG and Cristiano Ronaldo’s blockbuster #ManchesterUnited switch, Bayern have topped the list for 2021 #SportBusiness pic.twitter.com/oBMLbUSBoD
— Łukasz Bączek (@Lu_Class_) February 3, 2022
Kini, setelah berbagai langkah bisnis revolusioner, di tahun 2021 sektor komersial mampu menyumbang pendapatan sebesar 345,2 juta euro bagi Bayern Munchen. Hebatnya, angka tersebut jadi yang tertinggi di Eropa, mengungguli Barcelona, Real Madrid, hingga Paris Saint-Germain.
Maka dari itulah, jika dibanding dengan klub Bundesliga lainnya, pendapatan Bayern Munchen dari berbagai sektor sulit ditandingi. Sebagai perbandingan, di periode yang sama, pendapatan total dari rival terdekat mereka, Borussia Dortmund hanya sebesar 337,6 juta euro. Angka tersebut bahkan lebih kecil dari pemasukan Bayern dari sektor komersial.
Hebatnya lagi, sejak awal era Uli Hoeneß hingga Herbert Hainer, keuangan Bayern Munchen tak lagi merah karena terlilit utang. Bahkan, dalam 29 tahun terakhir, mereka selalu mencatat profit.
Cara Bayern Munchen Memonopoli Pasar Transfer di Jerman
Dengan finansial yang stabil dan besarnya pendapatan tiap tahunnya, maka jangan protes jika Bayern Munchen bisa melakukan apa saja di Jerman, termasuk memonopoli pasar transfer dengan membajak pemain dan pelatih hebat dari para pesaingnya.
Namun, jangan salah sangka dulu. Bayern Munchen bukanlah sekadar predator, sebab mereka juga selalu perhitungan dan tidak memboyong pemain yang bisa membebani keuangan dan merusak filosofi klub.
Kita juga mesti mengakui kalau Bayern Munchen adalah klub bersejarah yang sudah lama menimba prestasi. Hingga hari ini, Bayern sudah memenangkan 32 trofi Bundesliga, 20 trofi DFB-Pokal, 9 trofi DFL-Supercup, 1 trofi UEFA Cup, 6 trofi Liga Champions, 2 trofi UEFA Super Cup, 2 trofi Piala Interkontinental, dan 2 trofi Piala Dunia Antarklub.
Selain itu, sudah banyak pula legenda Jerman yang lahir dan membela klub tersebut. Bahkan, sejak Piala Dunia 1982, setidaknya ada satu pemain Bayern Munchen yang berlaga di partai final.
Faktor historis, keuangan yang sehat, jaminan gaji, hingga stabilitas prestasi menjadi daya pikat dari Bayern Munchen yang sulit untuk diabaikan. Seperti yang ditulis oleh KPMG, FC Bayern juga punya manajemen yang bagus.
Bayern saat ini dipimpin oleh Herbert Hainer sebagai President dan Prof. Dr. Dieter Mayer sebagai Senior Vice-President. Hainer sebelumnya adalah General Manager dan CEO Adidas. Sementara Dr. Mayer adalah seorang notaris dan profesor kehormatan di Ludwig-Maximilians University.
Untuk urusan teknis, Bayern dipimpin oleh mantan kapten mereka, Oliver Kahn sebagai CEO dan Hasan “Brazzo” Salihamidžić sebagai sporting director. Die Roten memang gemar memperkerjakan mantan pelatih atau pemainnya untuk mengisi posisi vital di jajaran manajemen.
Hasil dari kombinasi para ahli itulah yang kemudian membuat Bayern Munchen bisa mendapat pemain incaran yang sesuai dengan kebutuhan tim, bahkan dengan harga yang cukup terjangkau. Katanya, Brazzo dan jajaran scout FC Bayern menggunakan software khusus untuk membantu klub mengidentifikasi pemain incarannya.
Salihamidžić and co are using a computer program that represents the squad using variables – and whenever a player leaves, the tool immediately gives a list of players who would fit into the profile and calculates their wages and fees [@SPORTBILD]
— Bayern & Germany (@iMiaSanMia) July 26, 2022
Maka dari itu, mereka tak pusing ketika kehilangan Robert Lewandowski. Sebab, sebagai gantinya, jelang musim 2022/2023, Bayern telah merekrut beberapa muka segar seperti Matthijs de Ligt, Ryan Gravenberch, hingga Sadio Mane.
Bayern bisa makin memonopoli pasar transfer di Jerman. Pasalnya, mereka baru saja sukses menggaet Markus Pilawa sebagai kepala pemandu bakat. Sebelumnya, Pilawa adalah sosok vital di balik transfer Jude Bellingham, Erling Haaland, and Jadon Sancho ke Borussia Dortmund. Menariknya, di sisi sebaliknya, Dortmund sukses menggaet mantan kepala pemandu bakat Bayern, Laurent Busser.
❗️Excl. Markus #Pilawa: DONE DEAL! He will join #FCBayern as a chief scout. He will start on September 1st. Important strategic deal from Neppe and Salihamdzic. @SkySportDE 🇩🇪
— Florian Plettenberg (@Plettigoal) July 27, 2022
Bukan kali ini saja Bayern menggaet sosok penting dari klub rival. Pada 2014 silam, mereka membajak Prof. Dr. Holger Broich dari Bayer Leverkusen. Seorang profesor dan guru besar dari Medical School Hamburg itu kini menjabat sebagai direktur ilmiah dan kepala kebugaran tim. FC Bayern juga punya Soner Mansuroglu dalam jajaran pelatih kebugaran. Ia merupakan seorang ahli Sports Science.
Former West Bromwich Albion sports scientist and athletic coach Soner Mansuroglu has joined the Bayern staff and will be in charge of collecting performance data and their analysis in the new season. [Bild] pic.twitter.com/4TZ6tAwCK4
— Bayern & Germany (@iMiaSanMia) July 9, 2019
Dengan memiliki figur-figur expert di bidangnya, maka tak mengherankan bukan jika Bayern Munchen bisa hebat di segala bidang, baik di luar lapangan maupun di atas lapangan hijau. Prestasi dan finansial freedom adalah buah dari itu semua.
Bayern Munchen sepertinya harus jadi contoh bagi klub lain dalam mengelola sebuah klub sepak bola. Maka dari itulah, daripada menyalahkan FC Bayern yang sangat dominan di negaranya, akan lebih baik bagi klub rival dan para pendukungnya untuk mencontoh formula sukses Die Roten. Namun ingat, untuk sekadar meniru Bayern Munchen itu sangatlah sulit.
https://youtu.be/OkEO61Fvp1c
***
Referensi: Tifo Football, Bavarian Football Works, DFML 2022, The European Champions Report 2022, The Athletic, Transfermarkt, FC Bayern.