Stop Bully Lukaku, Inilah Bukti Ia Masih Berharga Bagi Inter Milan

spot_img

Nama Lukaku sempat trending ketika ia didakwa telah menghalang-halangi sundulan Dimarco di final Liga Champions. Peluang sundulannya di depan gawang yang bagai emas 24 karat pun tak bisa diselesaikan.

Berkat kejadian itulah, ia sempat di-bully oleh beberapa fans yang menganggap ia adalah aktor terciptanya treble bagi Manchester City. Tapi semua orang lupa, bahwa selama ia berbaju Nerazzurri sudah terlalu banyak jasanya.

Gacor Ketika Hijrah Ke Serie A

Sejak hijrah dari MU ke Inter performa Lukaku makin meroket. Aktornya siapa lagi kalau bukan Antonio Conte. Lukaku diboyong Inter atas kemauan Conte. Rupanya, ia akan diproyeksikan sebagai bomber diformat baru Inter, 3-5-2.

Ketika hijrah ke Serie A dan berada pada tim yang tepat, ia seperti mudah menemukan pick performanya lagi dalam mencetak gol. Karena kita tau, di Serie A peta persaingan dan atmosfer liganya tak seketat di Liga Inggris.

Ada peluang bagi pemain yang tak terlalu moncer di Liga Inggris untuk bisa terlihat lebih baik ketika berlaga di Serie A. Banyak yang sudah jadi contohnya. Selain Lukaku, ada Smalling, Abraham, Tomori, Eriksen, maupun Giroud.

Top Skor Dan Gol Bunuh Diri

Di musim pertamanya, Lukaku paling tidak sudah membuktikan bahwa Conte tak salah memilihnya sebagai juru gedor. Lukaku di musim 2019/20 sudah berduet dengan Lautaro Martinez. Masing-masing menjadi keran gol utama Inter.

Lukaku langsung menggila menjadi top skor Inter dengan raihan 34 gol.
Namun, di musim itu ada cerita menarik Lukaku di Europa League. Inter yang mampu melangkah hingga ke babak final harus terluka oleh Sevilla.

Luka itu terjadi di menit 74 babak kedua, berkat gol bunuh diri Lukaku. Sungguh malang nasib Lukaku ini. Ia lalu jadi bulan-bulanan fans lantaran kecerobohannya itu. Lukaku merasa tak sengaja menghalau tendangan salto Diego Carlos. Ia berada di posisi yang kurang tepat, dan akhirnya bola memantul ke dirinya masuk ke gawang.

Scudetto Dan Kebangkrutan Inter

Nasib apes Lukaku itu perlahan mampu terobati berkat raihan gol yang ia capai. Conte pun masih meyakinkannya sebagai juru gedor utama Nerazzurri di musim 2020/21. Masih berduet dengan Lautaro Martinez, ia kembali menjadi top skor Inter dengan 30 gol.

Gelar top skornya itu benar-benar terasa spesial, karena di musim itu Inter berhasil meraih gelar Scudetto yang telah lama hilang sejak 2010. Namun apa yang terjadi pasca Scudetto? Semuanya menjadi berbeda ketika pemilik Inter mengatakan bahwa klubnya berada dalam fase kebangkrutan finansial.

Tak hanya itu, pemilik juga hanya bisa pasrah dan tidak bisa menentukan arah kebijakan untuk musim depan. Hal itulah yang membuat para pemain maupun pelatih ragu dan memilih untuk hengkang, termasuk Lukaku.

Dicap Gagal di Chelsea Namun Masih Top Skor

Benar saja, Lukaku hengkang menuju klub lamanya, Chelsea. Lukaku hadir dengan ekspektasi tinggi ke London berkat penampilannya yang gacor selama dua musimnya di Inter. Ditambah soal harganya yang selangit kala ditebus The Blues ketika itu.

Namun apa yang terjadi? Lukaku tak seperti yang diharapkan. Performanya berbeda ketika ia bermain bersama Conte di Inter. Namun di saat Lukaku dicap pemain yang lambat dan sering membuang-buang peluang, dari segi gol ternyata ia tak terlalu buruk. Buktinya, top skor Chelsea musim 2021/22 mampu disandangnya dengan raihan 15 gol.

Kembali ke Inter dan Cedera

Lalu kembalinya ke Inter untuk musim ketiganya banyak menuai pertanyaan. Apakah Lukaku masih mampu bangkit kembali di tempat yang membuatnya nyaman ini? Faktanya, malah badai cederalah yang akrab dengan Lukaku di musim 2022/23.

Menurut Transfermarkt, musim ini Lukaku absen karena cedera di 18 laga. Ia mengalami cedera berbeda di dua fase. Dari Agustus hingga November 2022, ditambah cedera selama bulan Januari 2023.

Menit Bermain Dan Gol

Cedera itu secara tidak langsung mengikis menit bermainnya, sekaligus performa dan sentuhannya. Usai cedera, musim ini Lukaku juga sering dirotasi oleh Simone Inzaghi dengan Edin Dzeko.

Tapi yang perlu dicatat, di saat Lukaku kondisinya tak terlalu prima pasca cedera, tapi ia masih bisa mencetak gol. Ya, catatan golnya bahkan masih menjadi yang terbanyak nomor dua di klub musim ini setelah Lautaro Martinez.

Bayangkan saja, dari total 37 laga ia masih menceploskan 14 gol. Sedangkan pesaingnya Edin Dzeko, dari 57 laga hanya menceploskan 13 gol saja.

Kejadian Di Final Liga Champions

Meski selalu kena rotasi, Lukaku tak menganggap itu sebuah masalah. Menurutnya, performa tim lebih penting dari segalanya. Tak dipungkiri, berkat strategi rotasi itulah Inter mampu melaju hingga partai final Liga Champions musim ini.

Namun nahas, Lukaku kembali menjadi kambing hitam atas kekalahan Inter di final. Setelah dulu di Europa League dengan gol bunuh dirinya, kini ia dirundung karena menghalau sundulan dari rekannya sendiri yang hampir masuk ke gawang City.

Pembelaan pun datang dari sang empunya Lukaku, Antonio Conte. Conte berkata bahwa ketika Lukaku masuk di babak kedua, permainan Inter jadi lebih baik. Dari segi peluang pun Inter meningkat. Conte memaklumi peristiwa blunder Lukaku itu. Ia bahkan membandingkannya dengan jasa besar Lukaku selama berseragam Inter.

Masih Layak di Inter?

Di saat kritik, bully-an, dan masalah kebugaran dirinya yang tak lagi menentu, muncul lagi pertanyaan. Apakah Inter masih mau menampungnya musim depan? Faktanya, kini stok striker Inter rawan hengkang. Lautaro yang gacor dipastikan akan ramai peminat. Dzeko yang sudah uzur dan kontraknya habis musim ini, kemungkinan juga tak dipertahankan. Sementara Joaquin Correa juga tak terlalu bisa diandalkan.

Lukaku sempat ditawar klub liga Arab Saudi, Al-Hilal dengan mahar dan gaji selangit. Namun tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh Lukaku. Peluang ia kembali dipakai Chelsea oleh Pochettino musim depan pun kecil.

Nah, di situlah peluang ia untuk kembali dipinjam Inter lagi musim depan semakin besar. Sayangnya, Chelsea hanya mau kalau Lukaku itu dijual permanen bukan dipinjamkan.
Masalah itulah yang hingga kini masih dicari jalan keluarnya oleh Inter.

Pasalnya, Inter belum punya cukup uang untuk menebus Lukaku. Menurut The Athletic, uang hasil pemasukan Inter musim ini masih coba diprioritaskan untuk menahan pemain yang akan habis masa kontraknya seperti Berella maupun Bastoni agar tidak pergi.

Terlepas dari segala blunder dan hal konyol yang terjadi pada Lukaku selama di Inter, agaknya ia masih cukup layak untuk berseragam Inter lagi musim depan. Duetnya dengan Lautaro Martinez bagaimanapun masih menjadi salah satu yang mengerikan di Serie A. Selama harga dan gajinya yang tak memberatkan Inter, Lukaku masih menjadi “good deal” di musim depan.

Sumber Referensi : theathletic, mirror, transfermarkt, metro.co, sempreinter

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru