Hmmm…. jadi cuma segini aja nih, tim yang katanya penakluk raja terakhir Liga Champions itu? Padahal lawannya belum pernah juara kayak Madrid loh, seharusnya bisa menang nggak sih? Lah….. kok bisa gini hasilnya??
Ya, dini hari tadi, Arsenal yang katanya mau fokus UCL itu keok dari Paris Saint-Germain yang belum lama ini kesuciannya di Ligue 1 ternodai. Seminggu yang lalu, fans London Merah masih rajin cuap-cuap di udara dengan mendeklarasikan timnya sebagai pemegang tahta Eropa yang baru. Apalagi kalau bukan karena menjinakkan Madrid.
Nah, kalau udah kalah gini, malu nggak sih kalian yang ngakunya fans fanatik meriam lontong? Ah yaudahlah, mimin mending balik membahas pertandingan aja deh.
Gawang David Raya memang dikoyak oleh Ousmane Dembele, tapi kalo mimin telaah lagi sih, sebenernya public enemy nomor satu di Emirates Stadium tadi pagi bukan doi. Terus siapa dong?
Tifo Spanduk Pecel Lele dan Gol Dari Langit
Football Lovers yang setia mantengin berita terbaru dari Starting Eleven News, pasti sudah tahu kalau beberapa hari sebelum dimulainya laga, kelompok fans bernama Ashburton Army, mengajukan desain tifo yang akan mereka buat kepada dewan petinggi Arsenal. Desainnya mimin akui unik karena terinspirasi dari karakter di serial terkenal Netflix, Money Heist yang gambarnya diubah menjadi wajah Mikel Arteta dan beberapa pemain Arsenal.
Kalau seandainya di-acc, tifo itu akan dibentangkan sesaat setelah para pemain kedua tim masuk ke lapangan. Awalnya kebayang akan jadi gimana atmosfer Emirates Stadium yang sangar ketika tifo itu dikerek hingga mengembang. Sayangnya, rencana itu tak terwujud setelah desain tifo ditolak mentah-mentah oleh direksi The Gunners.
Arsenal fans spend £12,000 on tifo only for club to ‘decline’ ithttps://t.co/nL3lVe605V
— talkSPORT (@talkSPORT) April 26, 2025
Alasannya sih, katanya klub sudah menyiapkan tifo sendiri yang lebih mencerminkan semangat juang para pemain untuk memenangkan laga penting. Okelah, akhirnya fans nurut karena mereka percaya, sama seperti mereka percaya pada proses yang dibangun Mikel Arteta. Percaya aja dulu.
Maka, tibalah hari pertandingan yang sakral itu. Beberapa detik sebelum pemain keluar dari lorong, semua masih menanti desain tifo macam apa yang akan dihadirkan di tribun. Dann…. boom, keluarlah para pemain, sambil diiringi dengan munculnya tifo yang…..hahh….yakin nih gini doang? Cuma logo meriam? Mimin yakin, temen-temen La Grande Indonesia pasti ketawa nggak berhenti-berhenti melihatnya.
Arsenal’s 1st UCL semi final in 16 years and this is their Tifo 😭 pic.twitter.com/7yTHPBtgYe
— Troll Football Media (@Troll__Footbal) April 29, 2025
Konseptor tifo ini, alias direktur-direktur Arsenal mungkin mengira, kalau dengan melihat logo meriam segede gaban itu, para pemain PSG akan kencing di celana dan lari terbirit-birit. Nyatanya, enggak sama sekali bro. Ngapain harus ciut dengan tifo yang justru lebih mirip spanduk warung pecel lele kayak gitu?
Niatnya sih, tifo tadi pingin mengganggu konsentrasi pasukan Luis Enrique. Lah kok malah sebaliknya. Arsenal tersentak dengan serangan blitzkrieg dari PSG di awal-awal permainan. Dikomandoi oleh Khvicha Kvaratskhelia yang menusuk sisi kiri, bintang asal Georgia itu lepaskan umpan semanis kamu yang disambut oleh Ousmane Dembele. Bola menggelinding ke pojok yang tak terjangkau David Raya.
While you were looking for your TV remote, Dembele has already scored a goal for PGS!!
PSG 1 – 0 Arsenal#ARSPSG #psgarsenal pic.twitter.com/HTCRUElvqW
— Sports Entertainment (@sportsEnt15) April 29, 2025
Satu kata dari mimin…..masterpiece. Namun, ada aja yang sirik dengan gol mahakarya itu. Entah karena kesalnya dobel–dobel, melihat tifo yang ala kadarnya, plus tertinggal kurang dari 10 menit, fans Arsenal pada mencak-mencak. Yang kebangetan adalah, mereka menganggap gol eks pemain Barcelona itu jatuh dari langit.
Eh…. Gooners, antum ngaca dong. Mending kalian muhasabah diri dan liat lagi rekaman gol yang udah ada di Youtube. Jelas-jelas posisi Dembele bebas dari kawalan bek Arsenal yang entah kenapa lebih memilih memelototi Dembele daripada menekannya. Kalau barisan belakang Arsenal lebih sigap dan tidak terpikat pada paras Dembele, mungkin saja gol itu tidak akan terjadi.
Donnarumma Yang “Masih” Dipayungi Dewi Fortuna Cabang Inggris
Singkat cerita, tidak ada lagi bola yang menembus jaring hingga wasit Slavko Vincic meniup panjang peluit di mulutnya. Arsenal akhiri rekor streak kemenangan sepanjang 17 kali di kandang sejak 2021, sementara Les Parisiens pecah telur kalahkan Arsenal di pentas Liga Champions.
Oh iya, mimin hampir lupa. Sesuai janji tadi di awal, ada sosok manusia paling menyebalkan bagi fans Arsenal kan? Nah…. orang yang mimin maksud itu adalah Gianluigi Donnarumma. Kiper terbaik Italia saat ini, sekaligus juru selamat bagi PSG dari bahaya kebobolan.
Mimin dulu pernah bahas kalau Donnarumma selalu dipayungi oleh bala bantuan Dewi Fortuna cabang Inggris. Itu artinya, mantan kiper AC Milan ini punya hoki yang yahud, saat bermain di Inggris, baik bersama Timnas Italia maupun klub.
Donnarumma’s saves in England this season:
🧤🧤 vs. Liverpool
🧤🧤🧤🧤🧤 vs. Aston Villa
🧤🧤🧤🧤🧤 vs. ArsenalBest keeper in the world right now. 🌍 pic.twitter.com/TVqcwFFgMN
— Statman Dave (@StatmanDave) April 29, 2025
Mundur ke belakang sebelum semifinal tadi, portiere 26 tahun sudah menaklukkan Anfield di 16 besar dan Villa Park di perempat final. Pada kedua kesempatan itu, Gigio tampil bak perpaduan antara dua legenda kiper Italia. Donnarumma terbang memblok bola bagai Dino Zoff. Sementara keahlian Gianluigi Buffon yang lihai jatuh bangun dengan refleks cepat, juga diturunkan pada Donnarumma.
Entah sadar akan faktor itu atau memang tak ada opsi lain, Luis Enrique memasang pria setinggi 1,96 meter dalam starter saat sowan ke London. Lagi dan lagi, Donnarumma masih tak tertandingi kala merumput di stadion Inggris. Sejumlah peluang Arsenal mentah begitu saja di tangan ajaib Donnarumma.
Arsenal yang terus mencecar sepanjang pertandingan tercatat melepaskan 10 tembakan, dengan lima di antaranya mengarah ke gawang. Sialnya, tidak satu pun mampu menembus tembok kokoh Donnarumma. Tak heran kalau ribuan penonton di Emirates Stadium justru mengolok-olok pemain Arsenal yang tak mampu kelabui Donnarumma.
Gigio Donnarumma vs Arsenal🧤
• 95 Minutes Played
• 15/31 Successful Passes (48%)
• 5 Saves Made (2 crucial)
• 1 High Claim
• Cleansheet✅
• Dominant On English Soil Again✅
• The REAL MOTM⭐️Step closer to the UCL Final👀 pic.twitter.com/ramBeVMU3a
— AzzurriXtra🇮🇹 (@XtraAzzurri) April 29, 2025
Hingga laga bubaran, gawang PSG masih perawan. Tak butuh waktu lama, situs Fotmob merilis rating untuk semua pemain yang turun di laga tadi. Hasilnya bikin mimin setuju, rating 8,6 Donnarumma jadi yang tertinggi di antara seluruh pasukan yang dipasang, termasuk kroco-kroco Mikel Arteta.
Donnarumma memang tak mendapat anugrah Player Of The Match dari UEFA, yang jatuh pada rekannya, Vitinha. Namun, tak perlu sebuah award untuk mengakui penampilan Donnarumma yang jagonya kebangetan.
Pujian bahkan dilontarkan oleh David Raya yang mengakui bahwa kualitas dirinya kalah kelas sangat jauh dari Donnarumma. Raya yang sama-sama seorang kiper sampai kagum dengan deretan save brilian yang dilakukan lawannya itu. Sempurnanya pertunjukkan bakat Donnarumma di London menjadi momok yang mengerikan menurut kiper asal Spanyol.
Memori Kelam Setelah Kalah Di Leg Pertama
Betul bahwa Arsenal baru kalah 1-0. Masih ada leg kedua yang bisa dimanfaatkan Arsenal. Tapi masalahnya leg kedua bakal berlangsung di Parc des Princes. Meski Liverpool sebelumnya pernah lebih dulu mengalahkan PSG di markasnya, tapi ya, Arsenal tak bisa begitu saja yakin kalau mereka akan melakukan hal yang sama.
Cristiano Ronaldo: Man United vs Arsenal 2009 semi-finals.#UCL | #ChampionsLeague pic.twitter.com/AqQlLEs5Yc
— 𝐌𝐀𝐓𝐂𝐇 𝐃𝐀𝐘! (@TodayMatchHD) February 7, 2024
Ingat, ini Arsenal. Lagi pula The Gunners juga punya rekam jejak buruk di semifinal Liga Champions. Dulu di Liga Champions musim 2008/09, Arsenal pernah lebih dulu kalah di leg pertama atas Manchester United, dan mereka akhirnya juga kalah di leg kedua melalui hantaman free kick ikonik Cristiano Ronaldo. Sekadar mengingatkan saja nih, waktu itu Arsenal kalah 1-0 di leg pertama, lalu di leg kedua mereka dibantai 3-1. Jadi, awas terulang!