Siapa Sjoerd Woudenberg? Pelatih Kiper Baru Timnas Indonesia

spot_img

Seperti perjalanan kereta api dari Jakarta-Malang, sekalipun masinis dan kondektur bergonta-ganti, tujuannya tetap sama. Jika kereta itu berangkat dari Jakarta, akan tiba di Malang. Pun sebaliknya. Sepanjang perjalanan, ada yang naik, ada yang turun. Begitu pula Timnas Indonesia.

Walaupun berganti pelatih, tujuan tidak berubah. Selain pergantian pelatih, dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert, Timnas Indonesia juga kedatangan kru-kru baru yang akan membantu perjalanan menuju tujuan. Setelah beberapa nama seperti Denny Landzaat, Gerald Vanenburg, hingga Alex Pastoor bergabung, nama baru sebagai sosok pelatih kiper muncul.

Isu semula Maarten Stekelenburg, tapi Kluivert menunjuk pelatih kiper Dewa United, Sjoerd Woudenberg. Meski tak seterkenal Stekelenburg, tapi Sjoerd toh sesama orang Belanda. Lantas, sehebat apa pelatih yang satu ini?

Keputusan Dewa United

Rumor Sjoerd Woudenberg akan menjadi salah satu asisten Patrick Kluivert di Timnas Indonesia boleh jadi sudah berhembus pada Senin, 3 Februari lalu. Esoknya, Selasa, 4 Februari, rumor itu akhirnya diungkap oleh manajemen Dewa United, klub yang mempekerjakan Sjoerd.

Pada pagi hari itu, mengutip laporan Vivagoal, Direktur Utama Dewa United, Ardian Satya Negara, membenarkan bahwa PSSI telah menghubungi Dewa United untuk membicarakan soal Sjoerd Woudenberg. Melalui komunikasi itu, PSSI meminta Sjoerd untuk bekerja di Timnas Indonesia sebagai pelatih kiper di bawah arahan Patrick Kluivert.

Dewa United tidak menghalangi keinginan PSSI tersebut. Menurut penuturan Ardian, sejak awal, klub berjuluk The Deluxe Unicorn itu memang ingin membantu memajukan sepak bola Indonesia. “Apabila kehadiran Sjoerd bisa membantu timnas, maka kami akan lakukan itu,” tegas Ardian dikutip Vivagoal.

Di hari yang sama, PSSI mengonfirmasi bergabungnya Sjoerd Woudenberg ke tim pelatih Timnas Indonesia melalui Sumardji, manajer Timnas Indonesia, seperti laporan CNN Indonesia. Akan tetapi, Sumardji tidak menyampaikan alasan detail di balik penunjukkan Sjoerd.

Yang jelas Sjoerd diminta untuk membantu Patrick Kluivert memaksimalkan potensi penjaga gawang Timnas Indonesia. Kluivert sendiri, hingga narasi ini ditulis, belum menyampaikan pandangannya tentang pelatih kiper Dewa United tersebut. Mungkin Kluivert akan mulai banyak bicara ketika sudah mengumumkan tim untuk pertandingan melawan Australia.

Bestie Jan Olde Riekerink

Namun, Ardian yakin, Sjoerd Woudenberg orang yang tepat untuk menangani kiper Timnas Indonesia. Apalagi, terang CEO Dewa United itu, Sjoerd memiliki kualitas dan etos kerja yang sanggup meningkatkan performa penjaga gawang di level internasional.

Sjoerd sendiri datang ke Indonesia dan masuk tim kepelatihan Dewa United sejak 2023. Tapi kebersamaannya dengan pelatih Dewa United, Jan Olde Riekerink sudah berlangsung lebih lama. Keduanya pertama kali bertemu pada 2019 lalu. Klub asal Afrika Selatan, Cape Town City menjadi tempat pertemuan keduanya.

Jan Olde pergi ke Cape Town setelah bekerja di klub Belanda, Heerenveen dari 2018 hingga 2019. Saat tiba, klub Afrika Selatan itu juga merekrut Sjoerd Woudenberg. Menariknya, baik Jan Olde maupun Sjoerd sama-sama dibawa dari Liga Belanda. Jan Olde dari Heerenveen, Sjoerd direkrut dari Go Ahead Eagles.

Sjoerd bekerja di bekas klubnya Jay Idzes itu cukup lama, yakni dari 2014 sampai 2019. Selama itu, Go Ahead Eagles bergonta-ganti hingga delapan pelatih. Namun Sjoerd Woudenberg masih bertahan sebagai pelatih kiper. Di Cape Town City, kebersamaan Sjoerd dan Jan Olde hanya berumur 50 pertandingan.

Pada 2021, sang pelatih meninggalkan klub atas kesepakatan bersama. Usai tak lagi melatih di Afrika Selatan, Jan Olde pergi ke Eropa lagi. Tapi tidak untuk melatih, melainkan bekerja di balik layar. Jan Olde menandatangani kontrak sebagai direktur olahraga Iskenderunspor, salah satu klub Turki, dengan durasi tiga tahun. 

Tapi baru dua tahun, ia melepas jabatan itu. Pada 2023, Jan Olde Riekerink pindah ke Dewa United. Bersamaan dengan kepindahannya, Sjoerd Woudenberg juga merapat ke klub yang dulunya bernama Martapura FC itu.

Asisten Benni McCarthy dan Koneksi Ajax

Sebelum bertemu Jan Olde Riekerink, Sjoerd Woudenberg telah cukup lama membangun karier sebagai seorang pelatih. Walau ia bukan mantan pesepakbola. Pria kelahiran Nieuwegein, Belanda, itu sudah mengantongi lisensi kepelatihan UEFA B pada 2007. Lantaran hanya memegang lisensi UEFA B, Sjoerd hanya bisa melatih tim muda atau tim amatir.

Bermodal lisensi itu, ia menukangi tim muda dari tim amatir Belanda, SV ARC. Tim ini berbasis di Alphen aan den Rijn, dan kini bermain di Vierde Divisie, liga sepak bola amatir Belanda yang hanya bermain setiap hari Sabtu. Kendati cuma melatih tim muda, sudah gitu tim amatir pula, karier Sjoerd melonjak cukup signifikan.

Pada 2011 ia pergi ke negara di sebelah utara Belanda. Sjoerd menukangi tim muda KV Mechelen, salah satu tim yang lumayan masyhur di Belgia. Kelak kita tahu, suatu hari KV Mechelen ini akan dibela Sandy Walsh. Saat itu ia tidak hanya bekerja di KV Mechelen Youth, tapi juga bekerja di tim scouting Ajax Youth dan pelatih kiper tim wanita Ajax.

Tugasnya di tim scouting Ajax dibatasi pada pencarian bakat di posisi kiper. Sembari mengerjakan tugas-tugas itu, ia sekolah lagi. Pada 2014, lisensi UEFA A khusus Pelatih Kiper berhasil didapatkan. Lisensi inilah yang ikut membawanya ke Cape Town City. Nah, di klub Afrika Selatan itu, selain bertemu Jan Olde Riekerink, Sjoerd juga bertemu Benni McCarthy.

Persisnya setelah Cape Town mengakhiri kerja sama dengan Jan Olde. Sebagian dari kita mungkin mengenal siapa Benni McCarthy. Ya, Benni kelak mengisi posisi pelatih striker di Manchester United pada 2022. Pemain yang selama menjadi pemain pernah mengantarkan Ajax juara Eredivisie ‘98 itu, adalah sosok di balik tajamnya Marcus Rashford.

Tidak Terlalu Spesial

Melihat perjalanan karier Sjoerd Woudenberg, selain terkoneksi dengan Ajax, sebenarnya tidak ada yang spesial. Dari Cape Town, ia bahkan sekadar menjadi pelatih kiper Orlando Pirates, yang tiada lain juga berasal dari Afrika Selatan.

Ketika Starting Eleven Story coba men-tracking siapa mantan anak didiknya, tidak ada yang menjadi kiper ternama. Salah satu yang mungkin sedikit bisa dibanggakan adalah Mickey van der Hart.

Kiper itu ditempa Sjoerd saat di Go Ahead Eagles. Tapi itu pun tidak ditempa dari nol, karena Mickey van der Hart waktu itu statusnya kiper pinjaman dari Ajax. Setelah dari Go Ahead Eagles, Van der Hart hanya berkiprah di tim-tim kelas bawah seperti PEC Zwolle, Lech Poznan, hingga FC Emmen.

Musim ini ia bermain untuk SC Heerenveen. Di bawah asuhan Robin van Persie, Van der Hart bukan kiper yang tangguh. Ia sudah kebobolan 29 gol dari 16 laga di Eredivisie. Hanya dua kali menciptakan clean sheets. Kiprah penjaga gawang Dewa United yang digembleng Sjoerd juga tak istimewa.

Di The Deluxe Unicorn, Sjoerd melatih Sonny Stevens, kiper 32 tahun yang juga berpaspor Belanda. Namun performa Stevens tak mengesankan. Stevens sudah kebobolan 23 gol dari 21 pertandingan Liga 1 musim ini. Sang kiper baru mencatatkan delapan nirbobol.

Yah, itu semua sekadar statistik. Kluivert tentu punya pertimbangan sendiri memilih Sjoerd Woudenberg. Penilaian Kluivert pasti lebih tepat ketimbang data yang tersaji. Mungkin ketika striker timnas mandul, Kluivert ingin Maarten Paes juga bisa mencetak gol seperti kiper Dewa United itu.

Atau, mungkin Sjoerd dipilih karena Dafa Al Gasemi. Ada peran Sjoerd di balik Dafa yang tampil gemilang saat melawan Australia di Kualifikasi Piala Asia U-17 2024 lalu.

Sumber: Jawapos, Bolacom, Suara, Transfermarkt,Timeslive, Inews, Kickoff

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru