Shin Tae-yong Harus Secepatnya Diperpanjang Kontraknya, Titik!

spot_img

Jika diumpamakan, sebelum kehadiran Shin Tae-yong, Timnas Indonesia seperti domba yang tersesat. Sebelum kehadiran Shin Tae-yong, jangankan gelar, pintu harapan bahkan tersegel. Nah, pelatih yang diekspor dari Korea Selatan itu menjelma penggembala yang mengarahkan Timnas Indonesia.

Pintu harapan yang semula tersegel mulai terbuka. Warna semangat untuk mendukung Timnas Indonesia yang memudar, kini mulai dicat lagi. Dipercantik seperti taman-taman kota jelang Pilkada. Dua kali menang menghadapi Vietnam di pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi bukti yang tidak bisa diganggu gugat, sekalipun oleh Mahkamah Konstitusi.

Sayangnya, meski membawa perubahan di Timnas Indonesia, Shin Tae-yong masih belum kunjung mendapatkan kontrak baru. Padahal harusnya PSSI mempercepat perpanjangan kontrak pelatih 53 tahun itu.

Ada beberapa alasan mengapa harus demikian. Namun, sebelum itu jangan lupa untuk subscribe dan nyalakan loncengnya supaya nggak ketinggalan update terbaru dari Starting Eleven.

Kontrak Shin Tae-yong

Setelah diterpa isu akan mengundurkan diri dari Timnas Indonesia, Shin Tae-yong memilih menghormati kontraknya yang akan berakhir Juni 2024 mendatang. Itu artinya kurang lebih tiga bulan lagi kontrak Shin Tae-yong habis.

Memang, eks pemain Seongnam Ilhwa itu sudah berbicara dengan pihak PSSI mengenai perpanjangan kontrak. PSSI pun setuju dan akan menambah durasi kontrak hingga tahun 2027. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi oleh STY.

Syarat pertama, Shin Tae-yong wajib membawa Timnas Indonesia ke babak 16 besar Piala Asia 2023, dan sudah dipenuhi. Kedua, Shin Tae-yong fardhu ain hukumnya mengantarkan Timnas Indonesia U-23 ke babak delapan besar atau perempat final di Piala Asia U-23 yang akan dihelat di Qatar pada 15 April 2024.

Adanya syarat yang diajukan PSSI menjadikan nasib Shin Tae-yong di Timnas Indonesia masih di ujung tanduk. Padahal tanpa memenuhi kedua syarat itu pun, seharusnya Tae-yong sudah diperpanjang kontraknya.

Ini bukan berarti mendoakan Timnas U-23 tak sampai ke perempat final Piala Asia U-23, lho. Hanya saja, ayolah! Masa mau perpanjang kontrak saja harus nunggu hasil di Piala Asia U-23?

Membawa Tiga Timnas ke Piala Asia

Membawa Timnas Indonesia ke Piala Asia itu pun pencapaian yang langka. Apalagi Shin Tae-yong tidak hanya mengantarkan Timnas Senior ke Piala Asia, melain juga Timnas Indonesia U-20 dan U-23. Di level senior, meski dengan sedikit keberuntungan, Shin Tae-yong membawa Indonesia ke babak 16 besar Piala Asia.

Dan itu untuk pertama kalinya. Meskipun di Piala Asia U-20, Timnas Indonesia gagal melaju ke fase gugur. Sementara masih ada kesempatan lain di Piala Asia U-23. Terlepas dari hasil di Piala Asia U-23, Shin Tae-yong adalah pelatih pertama yang membawa Timnas Indonesia lolos ke tiga Piala Asia.

Ranking Timnas Indonesia Melesat

Di tangan pelatih yang menjadikan Josep Guardiola role model itu, ranking Timnas Indonesia melesat. Sebelum era Tae-yong, Indonesia mendekam di peringkat 173 FIFA. Setelah masuk era Tae-yong, ranking Timnas Indonesia mengalami peningkatan.

Setelah dua kali menggilas pasukan Philippe Troussier di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia kini berada di peringkat 135. Berhasil menyalip Malaysia yang peringkatnya merosot ke 137 setelah kalah atas Oman. Shin Tae-yong tak ubahnya seperti player Mobile Legends yang benar-benar ciamik dalam push rank.

Ia tidak hanya mengandalkan turnamen, tapi juga menyeriusi laga-laga yang berpotensi mendulang poin FIFA. Salah satunya dengan mengalahkan tim-tim yang peringkatnya di atas Timnas Indonesia di FIFA Matchday, seperti Curacao dan Burundi.

Proyek Naturalisasi Tepat Guna

Dulu proyek naturalisasi menjadi sasaran kritik. Selain tidak membuahkan hasil signifikan, naturalisasi pemain dianggap mematikan bakat-bakat lokal. Namun, hal semacam itu mulai redam ketika proyek naturalisasi Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia membuahkan hasil.

Jika Indra Sjafri blusukan ke seluruh Indonesia untuk mencari para pemain, Tae-yong blusukan ke luar negeri untuk mencari pemain diaspora maupun pemain yang memiliki darah Indonesia untuk dinaturalisasi. Alhasil muncullah pemain seperti Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Justin Hubner, Ivar Jenner, Rafael Struick, hingga Jay Idzes.

Para pemain tadi terbukti meningkatkan performa Timnas Indonesia. Bahkan mereka menularkan kemampuannya ke pemain yang sudah WNI sejak kecil. Untunglah, proyek menjemput para pemain diaspora ini didukung oleh PSSI dan Pemerintah Republik Indonesia.

Menariknya, Shin Tae-yong tidak hanya mengandalkan para pemain keturunan, tapi memadukannya dengan pemain lokal. Jadi, di tangannya, sampai sejauh ini pemain naturalisasi tidak membunuh pemain lokal.

Ada beberapa pemain lokal yang terus diandalkan STY. Seperti Marselino Ferdinan, Rizky Ridho, Pratama Arhan, Hokky Caraka, Ramadan Sananta, Ernando Ari Sutaryadi, Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, hingga Asnawi Mangkualam.

Proyek ini semestinya bisa dilanjutkan. Dan tidak ada sosok lain yang bisa melakukannya selain Shin Tae-yong. Meski para pemain diaspora ini sudah menunjukkan kualitasnya, kalau bukan Tae-yong yang melatih, bisa jadi hasilnya lain. Maka dari itu, memperpanjang kontrak sang pelatih mutlak hukumnya.

Merevolusi Total Timnas Indonesia

Timnas Indonesia sekarang, tak usah senior deh, bahkan di seluruh kelompok umur sudah menerapkan gaya yang Shin Tae-yong sekali. Ya, Tae-yong sudah merevolusi Timnas Indonesia sedemikian rupa. Ada banyak yang diubah oleh pelatih berpaspor Korea Selatan itu.

Misalnya, sikap kerasnya membuat para pemain yang sebelumnya kurang disiplin menjadi lebih disiplin. Ketegasan Shin Tae-yong juga mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk para pemain Timnas Indonesia. Para pemain kini taat aturan dan mengerti akan konsekuensinya kalau melanggar.

Genjotan latihan fisik juga terlihat mulai memperbaiki stamina para pemain. Lihat saja, Timnas Indonesia sekarang tetap bermain spartan meski berada di ujung laga. Mentalitas para pemain juga terbentuk.

Pemain Timnas Indonesia tak lagi meremehkan lawannya bahkan ketika sudah unggul. Tengoklah di laga melawan Vietnam kemarin. Indonesia sudah unggul 2-0 hingga injury time babak kedua. Tapi para pemain masih totalitas memburu gol tambahan. Sehingga Vietnam pun kalah dengan skor mending WO, 3-0.

Revolusi Tae-yong juga terlihat dari segi permainan dan taktik. Pelan-pelan kemampuan umpan para pemain bisa diperbaiki. Begitu pula pemahaman soal taktik. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan revolusi yang telah dilakukan olehnya.

Membuka Jalur Karier Pemain Lokal ke Luar Negeri

Shin Tae-yong juga sudah membuka jalur pemain lokal untuk abroad. Sebagian pemain lokal, lewat rekomendasi darinya bisa bermain di luar negeri. Misalnya, Asnawi Mangkualam yang abroad ke Korea Selatan setelah mendapat rekomendasi dari Shin Tae-yong.

Marselino juga bisa bermain di Belgia setelah dilatih oleh Shin Tae-yong. Pratama Arhan juga kurang lebih sama. Eks pelatih Timnas Korsel itu terus mendorong agar pemain lokal Indonesia abroad.

Ini sebagai bentuk tanggung jawab moral STY untuk meningkatkan kualitas pemain lokal. Setelah ini, siapa yang bakal diekspor STY ke luar negeri, ya? Ramadhan Sananta atau Rizky Ridho, mungkin?

Memimpin Perubahan di Sepak Bola Indonesia

Shin Tae-yong juga menjadi lokomotif perubahan di Timnas Indonesia. Ia bisa melakukan seperti Park Hang-seo di Timnas Vietnam. Modalnya ada. Dulu ketika membangun Timnas Vietnam, Hang-seo memulainya dengan membangun kepercayaan diri tim dan membela mereka di hadapan media.

Shin Tae-yong juga sudah melakukan itu. STY juga sosok pelatih yang memperhatikan detail-detail kecil seperti Hang-seo. Kalau Hang-seo di Timnas Vietnam berhasil menciptakan ikatan emosional, STY juga sama. Berkali-kali video dan foto yang menunjukkan STY punya jalinan emosional dengan pemain tersebar di media sosial.

STY bahkan akrab sekali dengan setiap pemainnya. Ia juga menjadi pribadi yang menyenangkan karena suka bercanda. Disamping memimpin perubahan di timnas, STY juga bisa memimpin perubahan di sepak bola Indonesia secara keseluruhan. Kritik-kritiknya terhadap sepak bola Indonesia bisa membantu perkembangan sepak bola di tanah air.

Pada intinya, tidak ada alasan menunda-nunda buat memperpanjang kontrak STY. Lagi pula sudah bagus gini, sayang sekali kalau STY tak diberi kesempatan mempersembahkan  trofi untuk Timnas Indonesia. Minimal Piala AFF yang berganti nama ASEAN Championship itu dulu, deh. Ya, nggak football lovers?

Sumber: Olympics, Bolacom, Solopos, BolaSport, BolaTempo, Detik, CNBC, CNN

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru