Setelah melewati 140 pertandingan dan beragam drama di malam Jumat, Liga Europa musim 2022/2023 akhirnya sampai pada laga puncak. Puskas Arena di kota Budapest, Hongaria yang telah disiapkan sebagai gelanggang mewah yang akan menggelar partai final pada 31 Mei 2023 telah memiliki penantang terakhirnya.
Adalah Sevilla dan AS Roma. Perwakilan Liga Spanyol dan Liga Italia itu akan saling sikut demi sebuah trofi Liga Europa yang sangat berharga bagi keduanya di musim ini. Sebuah trofi berlapis perak dengan berat 15kg, tinggi 65cm, lebar 33cm, dan kedalaman 23cm itu akan jadi saksi duel dua tim paling ideal di final Liga Europa.
Daftar Isi
Perjalanan Sevilla dan AS Roma Menembus Final Liga Europa 2023
Sevilla dan AS Roma menempuh jalur yang berbeda untuk meraih tiket ke partai final Liga Europa. Sevilla berstatus klub buangan dari Liga Champions musim ini. Sementara Roma yang merangkak dari fase grup berstatus juara Liga Konferensi Eropa musim lalu. Meski menapaki jalur yang berbeda, kedua tim sama-sama mencapai partai final dengan cara yang berdarah-darah.
Sevilla terbuang ke Liga Europa setelah hanya finish di peringkat 3 Grup G Liga Champions. Performa buruk di awal musim hingga pergantian pelatih dari Julen Lopetegui ke Jorge Sampaoli jadi penyebabnya.
Langkah Sevilla di babak gugur Liga Europa juga tak mudah. Mereka nyaris membuang keunggulan di leg pertama dengan percuma tatkala menghadapi PSV dan Fenerbahce di babak play-off dan babak 16 besar. Untungnya, Ivan Rakitic dan kolega sukses menjaga kemenangan dan melaju ke partai perempat final.
Di babak 8 besar, Sevilla hadir dengan pelatih baru, yakni Jose Luis Mendilibar. Siapa sangka, Mendilibar yang awalnya hanya ditunjuk untuk menyelamatkan muka Sevilla di LaLiga, justru berhasil membuat keajaiban. Sevilla sukses ia bawa menang dramatis atas MU dan Juventus untuk menyegel satu tempat di partai final.
Jalan yang berliku juga ditempuh AS Roma. Pasukan Jose Mourinho hanya finish di peringkat 2 Grup C dan harus menjalani laga play-off kontra RB Salzburg. Kalah di leg pertama, Roma berhasil menang 2-0 di leg kedua.
Di babak 16 besar, Roma berhasil menang meyakinkan atas Real Sociedad. Namun, setelah itu, situasi genting kembali mereka hadapi di babak 8 besar. Bertemu Feyenoord, Roma tertinggal 0-1 di leg pertama. Lagi-lagi, pasukan Mourinho berhasil membalikkan keadaan dan menang 4-1 di leg kedua.
AS Roma kemudian mengunci 1 tempat di partai final Liga Europa dengan cara yang sangat Mourinho sekali. Menang susah payah 1-0 atas Bayer Leverkusen di leg pertama partai semifinal, Roma hanya parkir bus dan melepas 1 tembakan meleset tatkala bertandang ke markas Leverkusen di lega kedua yang membuat laga berakhir dengan agregat 1-0 untuk kemenangan Roma.
Final Ideal: Mourinho Tak Pernah Kalah di Final Kompetisi Eropa, Sevilla Tak Pernah Kalah di Final Liga Europa
Meski kedua tim meraih kemenangan dengan susah payah, tetapi percayalah kalau duel Sevilla vs AS Roma di final Liga Europa musim ini adalah sebuah partai final yang ideal.
Sorotan utama jelas tertuju pada Jose Mourinho. Keberadaan sang juru taktik asal Portugal ini adalah penyebab AS Roma bisa berada di posisi seperti sekarang. Karena Mourinho pula, Roma sedikit diunggulkan.
Jose Mourinho punya rekor yang belum sanggup disamai manajer manapun di dunia. The Special One tak pernah kalah di final kompetisi Eropa. Sebelumnya, Mourinho telah memenangkan 5 final Eropa yang pernah dilakoni tim yang ia latih. Porto di final UEFA Cup 2003 dan final UCL 2004, Inter Milan di final UCL 2010, Manchester United di final Liga Europa 2017, dan AS Roma di final Liga Konferensi Eropa 2022.
Sempurna jadi satu kata yang pantas untuk menggambarkan rekor Jose Mourinho. Apalagi, ini adalah kali kedua secara beruntun pelatih berusia 60 tahun itu mengantar Roma ke partai final kompetisi antarklub Eropa.
Kebetulan, Sevilla adalah lawan yang sangat pantas untuk rekor sempurna Jose Mourinho. Sevilla bisa dibilang sebagai raja terakhir. Sevilla juga punya rekor sempurna. Los Nervionenses belum pernah kalah di final Liga Europa.
Sevilla sudah memenangkan 6 trofi Liga Europa dan semua pencapaian tersebut diraih di percobaan pertama. Bahkan, mereka pernah meraihnya 3 kali beruntun hingga mendapat tanda khusus dari UEFA. Dari sinilah mereka disebut Raja Liga Europa.
Fakta-fakta inilah yang menjadikan duel Sevilla vs AS Roma di final Liga Europa 2023 adalah sebuah final yang ideal. Mourinho yang tak pernah kalah di final Eropa berhadapan dengan Sevilla yang juga tak pernah kalah di final Eropa. Kekalahan jelas akan merusak rekor sempurna keduanya.
Lalu, bagaimana peluang kedua tim di laga final nanti?
Head to Head Sevilla vs AS Roma
Jika ditilik dari jumlah trofi kedua tim, Sevilla memang unggul dengan 6 trofi Liga Europa. Sementara itu, ini jadi kali kedua AS Roma menginjakkan kakinya di final Liga Europa setelah kekalahan di final UEFA Cup 1991. Namun, meski jomplang secara prestasi, tetapi duel Sevilla dan AS Roma diyakini bakal menjadi duel yang ketat.
Secara rekor, Sevilla punya catatan bagus tatkala berjumpa dengan wakil Italia. Rekor Sevilla melawan klub Italia di fase gugur kompetisi UEFA adalah 5 kali menang dan 2 kali kalah. Kebetulan, lima kemenangan terakhir semuanya terjadi di Liga Europa. Sementara rekor Roma dalam pertandingan sistem gugur melawan wakil Spanyol adalah 5 kali menang dan 5 kali imbang.
Misi balas dendam sepertinya akan diusung Il Lupi. Pasalnya, Roma dan Sevilla pernah berjumpa di babak 16 besar Liga Europa 2020. Kala itu, di laga yang hanya digelar 1 leg di tempat netral, Sevilla sukses mempecundangi Roma 2 gol tanpa balas.
Tentu, kini kondisi kedua tim sudah banyak berubah. Apalagi di musim ini, Sevilla lebih banyak berkutat di papan bawah LaLiga, berbanding terbalik dengan Roma yang konsisten menghuni zona Eropa di Serie A.
Keberadaan dua pelatih bakal jadi pembedanya. Prestasi Jose Luis Mendilibar dengan Jose Mourinho memang bagai bumi dan langit. Satu trofi Segunda Division milik Mendilibar jelas tak akan sebanding dengan 26 trofi prestisius Mourinho di kasta teratas.
Jika melihat rekor pertemuan kedua pelatih, Jose Mourinho juga bakal membuat Roma di atas angin. Mourinho sudah 4 kali berhadapan dengan Jose Luis Mendilibar saat dirinya melatih Real Madrid. Dari 4 pertemuan tersebut, Mourinho tak pernah kalah dan meraih 3 kemenangan.
Akan tetapi, apa yang telah dilakukan Jose Luis Mendilibar bersama Sevilla musim ini tak boleh dipandang sebelah mata. Hanya dalam waktu 2 bulan, Mendilibar berhasil memperbaiki Sevilla yang rusak dan mengubah musim yang terancam degradasi menjadi musim yang berpotensi menciptakan keajaiban.
Saat ini, Roma juga jadi pihak yang lebih pincang. Dybala masih diragukan. Pun begitu dengan Il Capitano Lorenzo Pellegrini. Untungnya, keduanya dikabarkan telah menunjukkan kabar positif dan akan tersedia setidaknya dari bangku cadangan.
Baik Dybala maupun Pellegrini adalah pilar paling penting di lini serang Roma. Pellegrini adalah top skor Roma di Liga Europa dengan 4 gol dan 4 asis. Dybala membuntuti dengan 4 gol dan 1 asis. Jangan lupakan juga Tammy Abraham yang sudah menyumbang 4 asis dan 1 gol.
Sementara itu, di kubu Sevilla, hanya Marcos Acuna yang sudah dipastikan absen akibat akumulasi kartu. Sebagai andalan di lini depan, Sevilla punya Youssef En-Nesyri yang jadi top skor Sevilla di Liga Europa dengan 4 gol dan 1 asis. Sementara Ivan Rakitic jadi top asis Sevilla dengan sumbangan 2 asis.
Sevilla dan AS Roma Berebut Akhir Musim yang Manis
Menarik untuk dinanti siapa yang bakal mengangkat trofi Liga Europa 2023. Siapapun pemenangnya, mereka akan berhasil mengubah akhir musim ini dengan cara yang lebih manis.
AS Roma sudah tak mungkin lolos ke UCL lewat jalur Serie A. Satu-satunya cara lolos ke Liga Champions musim depan adalah memenangkan final Liga Europa musim ini. Namun, sekali lagi, ini bukan perkara mudah.
Sevilla bersama Jose Luis Mendilibar tengah mencoba membuat keajaiban. Musim mereka yang kacau bakal terselamatkan dan berpotensi berakhir epik apabila sanggup memenangi final Liga Europa musim ini.
Jadi, siapa yang bakal tertawa bahagia dan menangis sedih di Puskas Arena nanti? Laga yang dapat kita saksikan pada 1 Juni WIB itu bakal menjawab semuanya.
Referensi: Transfermarkt, Football Italia, UEFA, CNN, UEFA, Fotmob.