Beberapa hari lalu, Starting Eleven sudah membahas soal klub-klub yang untung besar lantaran market value pemain yang dinaturalisasi Indonesia mengalami lonjakan yang sangat pesat. Tapi, itu ternyata tak sebanding dengan situasi yang dialami mereka saat ini. Nilai pasar boleh meningkat, tapi nasib mereka di klub justru menyedihkan.
Beberapa pemain keturunan tersebut justru mengalami kesulitan di klubnya sekarang. Bahkan, ada yang sampai turun kasta lantaran udah nggak laku lagi di persepakbolaan Eropa. Siapa saja pemain yang tak mujur itu?
Daftar Isi
Jordi Amat
Berstatus sebagai pangeran di Indonesia, bukan berarti Jordi Amat bisa mendapatkan apapun di dunia ini. Buktinya, di usia yang sudah kepala tiga, Amat tak lagi berkarir di Eropa. Kini, pemain yang berposisi sebagai bek itu justru berseragam klub kaya raya asal Malaysia, Johor Darul Takzim.
Sayangnya, berkarir di Malaysia dipilih bertepatan setelah berganti status kewarganegaraan menjadi WNI. Hal tersebut sempat menimbulkan isu-isu negatif. Salah satunya, Amat berganti kewarganegaraan hanya untuk memenuhi kuota pemain asing Asia di Liga Malaysia. Meski akhirnya itu tidak dibenarkan, tetap saja membuat sebagian besar fans sepakbola Indonesia kecewa.
Bagaimana tidak? Saat masih mengurus administrasi, Jordi Amat berstatus sebagai pemain KAS Eupen, klub Belgia. Dirinya juga datang dengan CV mentereng. Pernah bermain di Inggris, bersama Swansea, pernah bermain di Spanyol bersama, Espanyol, Real Betis, dan Rayo Vallecano.
Maka dari itu, bermain di Liga Malaysia tentu jadi sebuah penurunan tajam bagi Amat. Di JDT, Amat memang jadi andalan di lini bertahan. Meski berstatus pemain baru, dirinya langsung diamanahi ban kapten oleh klub. Tapi, ketika bermain di tim nasional Amat sering salah tingkah. Pergerakan dan keputusannya di lapangan acap kali merugikan tim.
Shayne Pattynama
Pemain selanjutnya adalah Shayne Pattynama. Ketika pertama kali mengucap sumpah WNI pada awal tahun 2023, Pattynama merupakan bek inti di salah satu klub Norwegia, Viking FK. Dirinya bahkan hanya absen dua kali di seluruh pertandingan Viking di kasta tertinggi Liga Norwegia musim 2023.
Namun, musim tersebut adalah tahun terakhir Pattynama bersama Viking. Kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri kerjasama. Pattynama pun akhirnya pindah ke klub lama Jordi Amat, Kas Eupen pada awal tahun 2024. Namun, pada saat itu, kondisi Eupen sedang tidak baik-baik saja. Mereka tengah berjuang lepas dari jeratan degradasi.
Shayne Pattynama sempat bermain sebanyak tiga kali sebelum akhirnya cedera. Dalam tiga pertandingan itu, Pattynama gagal menyelamatkan Eupen dari kekalahan. Pemain berposisi bek kiri itu tak bisa berbuat banyak untuk membantu timnya.
Alhasil, KAS Eupen dipastikan turun kasta setelah kalah 0-1 dari Kortrijk dalam laga playoff degradasi. Setelah membela Timnas Indonesia, bukannya melejit, karier Pattynama justru kian merana di Belgia. Kalah sama Sandy Walsh yang tetap stabil bersama KV Mechelen.
Nathan Tjoe-A-On
Setelah mengucap sumpah WNI pada Maret 2024, Nathan Tjoe-A-On dengan cepat jadi idola baru di Indonesia. Dengan kecerdasan dan determinasi yang tinggi, Nathan telah menampilkan sepakbola yang menawan bersama Timnas Indonesia. Performa terbaiknya tercipta di Piala Asia U-23 April kemarin.
Namun, performa tersebut gagal ditampilkan oleh Nathan di level klub. Bersama Swansea, dirinya kurang mendapat menit bermain, ketika dipinjamkan ke Heerenveen pun demikian. Nathan hanya jadi penghangat bangku cadangan. Kondisi yang timpang ini sampai menimbulkan respons kurang sedap dari media asal Wales, Wales Online.
Menurut mereka, meski bisa bermain bagus bersama Timnas Indonesia, Nathan belum layak untuk bersaing di level kasta kedua Liga Inggris. Wales Online juga heran mengapa ini terjadi. Kritikan ini menjadi tantangan besar bagi Nathan untuk bisa membuktikan dirinya layak bermain di level klub sekelas Swansea City.
Mudah-mudahan penampilan Nathan bisa menarik perhatian pelatih Swansea City. Kalaupun tidak, sekurang-kurangnya pesona Nathan bisa memikat wanita untuk terus menonton pertandingan Timnas Indonesia.
Thom Haye
Rekan Nathan di Heerenveen, yakni Thom Haye pun bernasib hampir sama. Haye mengambil sumpah WNI pada pertengahan Maret 2024. Prosesnya dipercepat agar sang pemain bisa diturunkan di pertemuan kedua melawan Vietnam di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026. Di laga tersebut, Haye langsung mencetak assist untuk Jay Idzes. Tapi setelah itu justru ada kabar kurang baik berhembus dari Belanda.
SC Heerenveen memutuskan untuk tidak memperpanjang kerjasama dengan Thom Haye. Mantan pemain NAC Breda itu pun akhirnya dilepas secara gratis akhir musim ini. Sekali, lagi, gratis. Meski Haye merupakan sosok yang dipuja-puja di Indonesia, dirinya tak bisa bersantai dan menikmati popularitas itu karena belum dapat klub baru.
Sempat dirumorkan bakal gabung Como FC yang baru saja naik kasta ke Serie A, Haye justru mendapat penilaian buruk dari perwakilan Como, Mirwan Suwarso. Dirinya menyebut kalau Thom Haye tidak dibutuhkan oleh klub berjuluk I Lariani itu. Kualitas Haye belum berada di level yang layak untuk bersaing di Serie A. Bahkan, Suwarso menambahkan kalau dipaksakan bergabung, Haye hanya akan menjadi pelapis ketiga di Como.
Ragnar Oratmangoen
Pemain selanjutnya adalah Ragnar Oratmangoen. Sosok yang kini dikenal sebagai Wak Haji itu sedang disibukkan dengan kegiatan syuting iklan dan kerjasama dengan beberapa brand yang sesuai dengan image-nya yang islami. Namun, saat sedang meraup banyak cuan, Ragnar justru mendapat kabar buruk dari klubnya di Belanda. Dirinya dikabarkan sudah tidak dibutuhkan lagi oleh Groningen.
Hal itu diungkapkan Direktur Teknis Groningen, Art Langeler. Lengeler mengatakan bahwa Ragnar Oratmangoen serta dua pemain lainnya, Kevin van Veen dan Florian Krugier dianggap tidak akan masuk dalam rencananya. Klub yang baru saja memastikan tiket promosi ke kasta tertinggi Liga Belanda itu sebetulnya sempat meminjamkan Oratmangoen ke Fortuna Sittard selama musim 2023/24.
Dalam klausulnya, ada opsi pembelian. Akan tetapi, klub yang berbasis di Sittard, Belanda itu tidak terkesan dengan performa sang pemain sehingga tidak mengaktifkan klausul pembelian di akhir masa peminjaman. Dengan begitu, Wak Haji seolah terbuang.
Ia tidak diinginkan Sittard, tapi juga tidak masuk rencana Groningen musim depan. Namun, yah, tiada soal. Walaupun tidak diinginkan klub-klub Eropa, setidaknya Ragnar masih didambakan brand-brand kenamaan.
Justin Hubner
Dari pemain yang santun dan murah senyum, kita beralih ke pemain yang lebih bar-bar dan jarang senyum. Dia adalah Justin Hubner. Ketika pertama kali sepakat untuk membela Timnas Indonesia, Justin berstatus pemain Wolverhampton U-21. Dirinya bahkan beberapa kali masuk skuad senior, contohnya saat melawan Arsenal akhir tahun 2023.
Namun, kini Justin justru mengalami penurunan level. Dari Liga Inggris, kini Justin malah dipinjamkan ke klub Liga Jepang, Cerezo Osaka. Tujuan awalnya sih untuk menambah menit bermain di level senior. Tapi, sejauh ini tujuan itu tak kunjung tercapai. Pemain berusia 20 tahun itu jarang masuk skuad utama di bawah asuhan Akio Kogiku.
Sekalinya main, cuma satu menit atau dua menit. Main selama 75 menit cuma sekali doang. Menurut kabar yang beredar, Justin terlalu sibuk dengan hal-hal di luar sepakbola. Entah itu kehidupan percintaan atau kehidupan di luar lapangan bersama teman-teman selebgramnya di Indonesia.