Belum juga berkeliling kota untuk mencari jajanan khas Manchester, Omar Marmoush terlihat langsung melakoni latihan bersama tim Manchester City. Tanpa basa-basi, Pep Guardiola menuntutnya untuk segera menyesuaikan diri dengan skema permainan The Sky Blue.
Sebab, harapan Pep kepada Marmoush cukup besar. Setidaknya, untuk membantu mengembalikan marwah Manchester City sebagai penantang gelar di Liga Inggris musim ini. Namun, Pep harus tahu, kalau terlalu berekspektasi juga tidak baik. Apalagi menaruh harap pada pemain jebolan Eintracht Frankfurt.
Jika kalian belum tahu, Frankfurt ini memang kerap menghasilkan pemain-pemain hebat berbandrol mahal. Namun, kebanyakan dari mereka justru berakhir flop. Mau bukti? Mari kita bahas. Namun, kalian harus klik tombol subscribe dan nyalakan lonceng terlebih dahulu agar tak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven.
Daftar Isi
Randal Kolo Muani
Kebanyakan pemain jebolan Eintracht Frankfurt yang flop adalah pemain berposisi striker. Salah satunya adalah Randal Kolo Muani. Pemain asal Prancis itu datang ke Frankfurt tahun 2022 dengan status bebas transfer setelah kontraknya di Nantes tidak diperpanjang. Meski cuma pemain gratisan, Kolo Muani berkembang dengan baik di Jerman.
Di musim perdana dan satu-satunya di Bundesliga, Kolo Muani tampil optimal di bawah asuhan Olivier Glasner. Menjadi striker dalam skema dua striker, Kolo Muani langsung menjelma jadi striker yang tajam nan kreatif. Di musim 2022/23, pemain yang kini berusia 26 tahun itu mencatatkan 23 gol dan 17 assist dalam 46 penampilan di semua kompetisi.
Performa menawannya pun langsung menarik perhatian publik Prancis. Dirinya langsung dipanggil ke tim nasional dan dipinang oleh raksasa Ligue 1, PSG di musim panas 2023. Tak tanggung-tanggung, PSG menggelontorkan dana sekitar 95 juta euro saat itu.
Nahas, Luis Enrique justru tak bisa memaksimalkan potensinya. Kolo Muani banyak kehilangan menit bermain. Dirinya bahkan hanya mencetak 2 gol musim ini. Tak heran kalau ia dibuang ke Juventus.
Luka Jovic
Berikutnya ada Luka Jovic. Nama yang mungkin benar-benar membuat hati para fans Real Madrid terluka. Mengapa demikian? Sebelumnya, Jovic menjadi komoditas panas di bursa transfer usai tampil gemilang bersama Frankfurt musim 2018/2019. Jovic kala itu mampu mencetak 17 gol di Bundesliga dan 10 gol di ajang Europa League.
Berkat performa apiknya, ada banyak klub tertarik pada jasa Jovic. Namun, striker asal Serbia itu memilih Real Madrid sebagai kelanjutan karirnya. Madrid pun menyegel kesepakatan dengan harga yang tinggi. Kala itu, Los Merengues menyetorkan uang sekitar 63 juta euro kepada Frankfurt.
Namun, keputusan untuk membayar mahal Jovic justru jadi petaka bagi Madrid. Sejak pertama kali menginjakan kaki di Madrid, nyaris tidak ada hal istimewa yang datang dari Jovic. Diharapkan bakal jadi penerus Karim Benzema, Jovic justru sulit mendapatkan menit bermain karena masalah adaptasi. Ia hanya mencetak 3 gol dari 51 penampilan di Madrid.
Padahal Jovic adalah penyerang paling mahal yang pernah dibeli El Real. Cristiano Ronaldo tidak termasuk karena didatangkan sebagai winger. Tak heran jika publik Bernabeu menyebut Jovic sebagai striker terburuk Madrid.
Sebastian Haller
Manchester City mungkin bisa belajar dari West Ham yang pernah merasakan bagaimana rasanya ditipu oleh Frankfurt. West Ham juga pernah belanja striker dari Frankfurt. Pemain tersebut adalah Sebastien Haller. Kala itu, The Irons menggelontorkan dana sekitar 50 juta euro pada tahun 2019.
Pihak West Ham berani menggelontorkan dana segitu karena melihat track record sang pemain di Jerman. Sebab, Haller ini mencetak 15 gol di Bundesliga dan mencetak lima gol di Europa League. Dirinya bahkan membantu Frankfurt menyentuh semifinal Europa League sebelum akhirnya disingkirkan oleh Chelsea.
Namun, ketika Haller bergabung ke West Ham, ketajamannya seketika sirna. Dirinya hanya mencetak 10 gol dari 48 pertandingan di Liga Inggris. Penyebab penurunan performa Haller bukan cedera, melainkan soal taktik. Itu disampaikan langsung oleh Haller. “Di Inggris, saya tidak beruntung karena mendapat pelatih yang punya ide berbeda. Gaya main saya tidak cocok dengan sistem permainannya (David Moyes),” kata Haller kepada Standard.
Andre Silva
Masih ingat dengan Andre Silva? Penyerang asal Portugal yang gagal di AC Milan tapi tampil cemerlang bersama Eintracht Frankfurt? Ya, dia juga masuk dalam daftar ini. Setelah gagal di Milan dan Sevilla, Silva menggila bersama Frankfurt. Dirinya konsisten mencetak dua digit gol selama dua musim membela klub Jerman itu.
Bahkan, di musim 2020/21, Silva mengemas 29 gol dan 10 assist di semua kompetisi. Namanya pun kembali jadi perbincangan di bursa transfer musim panas tahun 2021. Namun, RB Leipzig jadi klub yang memenangkan perebutan tanda tangan Silva. Frankfurt untung 20 juta euro dari penjualan sang penyerang.
Namun, apa yang didapatkan Leipzig tidak sebanding dengan apa yang ditawarkan Frankfurt. Silva hanya mencetak 11 gol di Bundesliga musim 2021/22 dan semakin buruk dengan hanya 4 gol di musim berikutnya. Dirinya kalah saing dengan Christopher Nkunku dan Timo Werner yang kala itu masih membela Leipzig.
Filip Kostic
Pemain scam jebolan Eintracht Frankfurt bukan suma striker, di posisi lain pun sama saja. Contohnya saat menjual Filip Kostic ke Juventus dengan mahar 14,7 juta euro. Juventus tergoda untuk mendatangkan Kostic pada tahun 2022 karena pemain Serbia itu jadi pilar utama saat menjuarai Europa League musim 2021/22.
Bukan cuma itu, performa menawannya selama empat musim berseragam Frankfurt pun jadi iming-iming yang menggiurkan Si Nyonya Tua. Sebagai bek sayap, Kostic begitu ofensif. Dirinya konsisten mencetak dua digit assist setiap musimnya. Sebetulnya nama ini masih bisa diperdebatkan. Tapi apa yang ia berikan kepada Juve tidak sepadan dengan apa yang ia lakukan di Frankfurt.
Ketika Kostic hijrah ke Italia, semuanya berubah. Di musim perdana, Kostic tampil cukup oke dengan mengemas 8 assist di Serie A musim 2022/23. Namun, menit bermainnya kian menurun di musim 2023/24. Puncaknya, saat Kostic mengalami cedera ligamen pada pertengahan 2024. Dirinya langsung dicoret dari rencana sang pelatih baru, Thiago Motta. Kini, Kostic pun dipinjamkan ke Fenerbahce.
Jesper Lindstrom
Di posisi sayap, yang mana tugasnya sama, yakni menyerang juga pun ada. Namanya Jesper Lindstrom. Pemain asal Denmark ini juga alumni skuad Frankfurt yang menjuarai Europa League musim 2021/22. Bedanya, ia tak langsung pindah, Jesper masih bertahan setahun lagi di Jerman.
Barulah pada musim panas tahun 2023, Napoli datang untuk meminang Jesper. Kala itu, Frankfurt meminta mahar sebesar 30 juta euro dan itu dipenuhi oleh kontestan Serie A itu. Padahal, pada tahun 2021, Jesper hanya ditebus Frankfurt sekitar 7 juta euro dari Brondby IF. Yang mana, Frankfurt hampir untung lima kali lipatnya. Wow!
Udah bayar mahal, tapi Napoli cuma kena ampasnya. Performa Jesper merosot tajam di Italia. Tampil sebanyak 29 kali sepanjang musim 2023/24, Jesper nggak cetak gol dan nggak cetak satu pun assist. Alias cuma numpang joging doang. Padahal, sebagai pemain muda dirinya sudah mencetak 14 gol dan 14 assist selama dua musim membela Frankfurt. Tak heran jika kini dirinya dipinjamkan ke Everton.
Bagaimana Omar Marmoush?
Nah, yang baru pindah si Omar Marmoush nih. Doi ditebus Manchester City dengan mahar 75 juta euro. City berani merogoh kocek tinggi karena performa Marmoush selama paruh pertama musim 2024/25. Dari 26 pertandingan, Marmoush sudah mengemas 20 gol dan 14 assist. Wajar jika City langsung memberinya tanggung jawab besar untuk memperbaiki performa City di Liga Inggris.
Yang jadi masalah, apakah Marmoush sudah siap untuk mengemban peran penting di Inggris? Ini jadi perjudian yang beresiko bagi City dan Marmoush itu sendiri. Jika gagal, City akan kembali pusing dan karir Marmoush terancam hancur. Yang nyantai malah Frankfurt. Melepas Marmoush tak jadi perkara besar, karena masih ada Hugo Ekitike. Pemain yang lagi ranum-ranumnya.
Sumber: Goal, Daily Mail, Football Espana, The Sun