Serial Seorang Pemenang Dalam Diri Franz Beckenbauer

spot_img

Di Jerman, kita mengenal banyak sekali pesepakbola hebat. Ada beragam kepiawaian yang dimiliki masing-masing pemain. Tak jarang, jika kekuatan yang mereka miliki dikumpulkan, maka trofi bergengsi akan ikut mampir ke negeri penghasil mobil bergengsi.

Dari sekian pemain yang telah malang melintang dalam skuat tim nasional Jerman, nama Franz Beckenbauer menjadi satu yang akan selalu terselip dalam lintas sejarah. Franz Beckenbauer dikenal sebagai sosok kharismatik kala berada diatas lapangan. Pria yang lahir pada tahun 1945 ini punya segala prestasi yang tersedia selama ini.

Masa kecil Beckenbauer boleh dibilang tidak lah mudah. Ia tumbuh di sebuah wilayah yang masih kental dengan sisa-sisa perang. Dia tumbuh di sebuah distrik kawasan pekerja, dan ketidaksukaan sang ayah akan permainan sepak bola membuat Beckenbauer sedikit tertekan.

Beckenbauer tidak bisa menyingkirkan sepak bola dalam kehidupannya. Selain karena tidak ada hiburan lainnya, ia memang seolah tumbuh dengan permainan tersebut. Bakatnya dalam mengolah bola bisa dipahami, dan bahkan ia sudah kemahirannya tak hanya menyoal tentang bagaimana cara menendang bola, namun juga aspek lainnya.

Beckenbauer memulai segalanya di sebuah klub bernama SC Munich pada tahun 1954. Ia memulai karir sebagai seorang penyerang tengah karena begitu terinspirasi dengan sosok bernama Fritz Walter. Kemudian, karena klub masa mudanya mengalami kesulitan finansial, Beckenbauer dan teman-temannya pindah ke akademi FC Bayern pada tahun 1959.

Butuh waktu sekitar lima tahun bagi Beckenbauer untuk menimba ilmu di tim muda. Tepat pada 1964, ia resmi promosi ke tim utama. Namun begitu, karirnya sempat tersebut setelah ia dilarang untuk tampil bersama tim muda Jerman Barat. Hal itu diberlakukan menyusul konttroversi yang membelitnya. Kala itu, Beckenbauer dituduh telah menghamili pacarnya, dan dirinya menolak untuk bertanggung jawab. Kendati begitu, ia kembali diterima oleh asosiasi sepak bola Jerman berkat usulan pelatih tim, Dettmar Cramer.

Beckenbauer melakoni debutnya dengan FC Bayern dalam pertandingan play-off promosi Bundesliga melawan FC St. Pauli pada 6 Juni 1964. Setelah sempat bermain di kompetisi kasta kedua Jerman, Beckenbauer berhasil membawa FC Bayern promosi ke kompetisi Bundesliga.

Gelar pertama Bundesliga ia raih bersama FC Hollywood pada musim 1968/69. Bahkan sejak musim 1972, ia berhasil mempersembahkan tiga gelar liga secara berturut-turut bagi Bayern di mana ia didapuk sebagai kapten.

Tak hanya itu saja, keganasan pemain berjuluk Sang Kaisar ini juga melebar hingga ke kompetisi Eropa. Beckenbauer masuk kedalam jajaran pemain legenda FC Bayern yang berhasil menyabet  tiga gelar kejuaraan Eropa dan empat gelar Piala Jerman.

Beckenbauer menjadi sosok menakutkan diatas lapangan. Bukan menakutkan dalam segi rupa, namun sebuah permainan yang akan membuat tim lawan merasa begitu tertekan. Tak bisa dibayangkan ketika Beckenbauer sudah tampil di lapangan. Semua lawan akan merapatkan barisan, bak Sang Kaisar dalam sebuah peperangan, ia akan dengan gagah menguasai wilayahnya.

Beckenbauer dikenal sebagai sosok libero. Ia lihai dalam menyapu serangan lawan. Seperti yang sudah dikatakan, ia selalu “mengancam” lawan untuk tidak mendekat ke wilayahnya. Ia seolah mengetahui setiap pergerakan lawan di seluruh wilayah yang dikuasainya.

Ketika ditempatkan di sisi tengah lapangan, Beckenbauer juga tak kalah tenar. Ia yang memang punya jiwa pemenang akan mahir dalam menguasai pertandingan. Semua instruksinya pasti akan didengarkan. Dan teriakan yang dilantangkan, selalu berhasil membuat lawan ketakutan.

Lebih dari itu, sosok Beckenbauer juga mahir dalam menyerang. Ia tak jarang mencetak gol dan bahkan namanya beberapa kali hadir di papan skor ketika tim yang dibelanya tampil dalam sebuah pertandingan.

Perjalanan manisnya tak hanya mentok di klub yang dibelanya. Tujuan awal dari dimulai permainan sepak bolanya tentu membawa negera tercinta tampil di tangga teratas. Di gelaran Piala Dunia khususnya, sosok Beckenbauer jelas menjadi legenda. Ia memulai debut Piala Dunia di tahun 1966.  Debutnya terjadi saat Jerman Barat melawan Swiss. Tak dinyana, ia sukses menyumbangkan dua gol saat Jerman Barat melumat Swiss 5-0.

Sayang, performa terbaiknya tidak diiringi dengan raihan gelar juara. Beckenbauer yang membawa timnas Jerman lolos ke partai final tak mampu tumbangkan tim tuan rumah Inggris. Jerman kalah dengan skor 4-2. Namun begitu, di usianya yang baru menginjak 21 tahun kala itu, penghargaan sebagai pemain muda terbaik mampir di tangan kuatnya.

Di gelaran Piala Dunia 1970, Beckenbauer kembali tampil mewakili Jerman Barat. Ia berhasil mencetak gol di pertandingan melawan Inggris pada babak perempat final. Akan tetapi, ia belum mampu menjadi jawara di turnamen tersebut.

Lalu sampailah pada gelaran Piala Dunia 1974 yang digelar di tanah kelahiran. Bermain di hadapan publik sendiri, Beckenbauer kembali memimpin skuat Die Mannschaft. Hasilnya begitu memuaskan. Beckenbauer yang menjadi salah satu pemain paling diandalkan sukses mengangkat piala di depan para penggemar.

Bersama Jerman Barat, ia sukses meraih trofi Piala Dunia setelah mengandaskan permainan timnas Belanda dengan skor 2-1. Ia tampil begitu gagah di turnamen tersebut.

Beckenbauer benar-benar mendeskripsikan kata “kuat” dalam dirinya. Kuat yang bisa diartikan dalam berbagai hal disini diambil oleh Sang Kaisar dalam hentikan perlawanan Belanda. Ia menganggap jika kuat dalam memanfaatkan peluang masih jauh lebih efektif ketimbang hanya bermain dengan menekankan pada segi penguasaan bola.

Baginya, beberapa kali serangan saja namun efektif, akan merusak gaya permainan sepak bola apapun. Tim yang kuat dalam memanfaatkan peluang dianggapnya layak menjadi juara.

Piala Dunia 1974 menjadi Piala Dunia terakhir bagi Beckenbauer sebagai pemain. Di turnamen internasional lainnya, Beckenbauer membantu Jerman Barat menjuarai Piala Eropa 1972 dan menjadi runner up Piala Eropa 1976.

Berkat keberaniannya saat memimpin rekan-rekannya diatas lapangan, Beckenbauer dianugerahi penghargaan dua penghargaan Ballon D’or, yaitu pada tahun 1974 dan 1976.

Mengangkat berbagai trofi ternama jelas menjadi bukti dari ketangguhannya diatas lapangan.

Bersama FC Bayern, Sang Kaisar mengakhiri perjalananya padatahun 1977. Pasalnya di tahun tersebut ia tertarik untuk mencicipi kompetisi Negeri Paman Sam bersama New York Cosmos. Bersama FC Bayern, Der Kaiser telah mencatatkan 439 penampilan dan mencetak 64 gol.

Sementara di level Internasional, Beckenbauer memutuskan gantung sepatu usai gelaran Piala Eropa di tahun 1976. Sebanyak 103 penampilan dan 14 gol telah dilakoni Beckenbauer selama membela timnas Jerman Barat.

Empat musim membela New York Cosmos, Sang Kaisar sempat kembali ke Jerman untuk membela Hamburg SV sebelum akhirnya memutuskan gantung sepatu.

Meski sudah pensiun sebagai pemain, aura Franz Beckenbauer ternyata tak memudar begitu saja. Ia yang kemudian beralih menjadi pelatih memulai debutnya dengan menangani timnas Jerman. Pada tahun 1990, tim panser dibawanya merajai dunia sebelum akhirnya ia beralih menangani klub asal Prancis, Marseille dan berhasil sumbangkan trofi Ligue One.

Tak bertahan lama di Prancis Beckenbauer kembali ke Jerman untuk tangani FC Bayern. Semua pun sudah mengira kalau sang pelatih bakal sukses bersama mantan klub yang dibelanya itu. Benar saja, satu titel juara Bundesliga berhasil ia persembahkan kepada Bayern Munchen di musim 1993/94.

Hingga kini, Franz Beckenbauer masih saja berkecimpung di dunia sepak bola. Ia pernah menjabat sebagai wakil presiden FC Bayern dan sepat menjadi wakil presiden Federasi Sepakbola Jerman. Saat ini, Sang Kaisar yang dulunya berdiri tegak diatas lapangan, masih tercatat sebagai Presiden Kehormatan Raksasa Bavaria.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru