Sepak Terjang Johar Lin Eng

spot_img

Pergulatan mafia sepak bola di Indonesia memasuki babak baru. Setelah lama berkutat di tataran rumor tanpa wujud yang jelas, kini penggemar sepak bola Indonesia mendapat angin segar.

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), kini mulai melibatkan diri dalam bentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti-Mafia Bola. Satgas ini merupakan respn Kapolri Tito Karnavian menyusul semakin seringnya pengaturan skor di Liga Indonesia yang masuk pemberitaan media nasional.

Satgas Anti-Mafia Bola nyatanya bertindak dengan cukup cepat. Pada 27 Desember 2018, Satgas telah membekuk tiga orang, yang kemudian langsung ditetapkan sebagai tersangka. Selain dua orang berinisial P dan A, satu nama lagi berprofil cukup besar lantaran berstatus anggota komite eksekutif PSSI dan ketua Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Tengah. Anggita Exco PSSI sekaligus ketua Asprov PSSI Jateng tersebut ialah Johar Lin Eng.

Penangkapan tersebut berawal dari laporan manajer Persibara Banjarnegara tentang tindak penipuan, penggelapan, dan suap yang terjadi di Liga 3 Jawa Tengah. Laporan ini masuk ke Kepolisian pada 19 Desember 2018. Sehari kemudian, Satgas Anti-Mafia Bola dibentuk oleh Kapolri. Berselang sehari lagi, pemeriksaan terhadap Berlinton Siahaan (PT Liga Indonseia Baru), Januar Hermanto (Madura FC), Andreas Marbun dan Richard Sambera (BOPI) dilakukan.

Hasilnya, pada 24 Desember, Satgas melakukan gelar perkara untuk menentukan kasus yang sedang diolah agar naik ke level penyidikan. Satgas lalu bergerak ke Semarang untuk menangkap tersangka P dan ke Pati untuk mencokok tersangka A.

Pada 27 Desember, berbekal penangkapan P dan A, Satgas bersiap di Bandara Halim Perdana Kusuma. Satgas mengetahui incaran utama mereka berada dalam pesawat, tapi menggunakan identitas palsu dengan nama Jasmani. Ketika pesawat mendarat, Johar Lin Eng langsung dibekuk.

Lantas, siapa sebenarnya Johar Lin Eng?

Johar Lin Eng merupakan sosok yang dikenal luas oleh para pegiat sepak bola Jawa Tengah. Ia tercatat telah menjabat sebagai ketua Asprov PSSI Jawa Tengah dalam dua periode, yakni 2013-2017 dan 2017-2021.

Selain berkiprah di Jawa Tengah, ia juga merangkap jabatan di PSSI Pusat. Pada 2015, ia masuk dalam jajaran 17 Komite Tetap PSSI. Ia menempati pos di Komite Kompetisi. Akan tetapi, ia mengundurkan diri pada Mei 2016. Menurut CNN Indonesia, ia diminta anggota Asprov agar fokus menangani sepak bola Jateng.

Setahun kemudian, Kongres PSSI pertama seusai disanksi FIFA memutuskan Edy Rahmayadi akan memimpin PSSI dalam empat tahun ke depan. Johar kembali dipanggil PSSI Pusat. Kali ini, ia didapuk sebagai anggota komite eksekutif PSSI periode 2017-2021.

Melalui perannya sebagai pucuk pimpinan Asprov PSSI Jateng, ia jadi punya kekuasaan untuk menggelar kompetisi Liga 3 di tingkat provinsi. PSSI memang diizinkan menggelar kompetisi di level amatir. Di kompetisi 2018, namanya mulai dikenal publik, tapi dalam sorotan negatif.

Klub Persibara Banjarnegara jadi penyebab. Klub tersebut diasuh oleh bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, dan dikelola manajer yang juga putrinya, Lasmi Indriyani. Awalnya, sang manajer kerap dimintai keterangan oleh wartawan, lantas kemudian menjadi narasumber di program Mata Najwa.

Dalam edisi Mata Najwa bertajuk PSSI Bisa Apa Jilid 2, Lasmi menjelaskan beberapa hal terkait kerugiannya mengelola Persibara. Waktu itu, Persibara kerap kalah karena tak diuntungkan oleh wasit. Ia pun mengeluh ke Johar Lin Eng, ketua Asprov PSSI Jateng.

Melalui pertemuan dengan Johar, ia dikenalkan dengan sosok yang nantinya akan “memajukan” sepak bola Banjarnegara. Sejak saat itu, ia merasa mulai diperas tanpa mendapat imbal balik yang setimpal. Ketika musim berakhir, ia muntab karena pengeluarannya yang mencapai miliaran rupiah tetap tak membuat Persibara berprestasi.

Jadilah pada 19 Desember ia mengirimkan laporan penipuan ke Polri, lantas menghadiri Mata Najwa di malam harinya. Nama Johar Lin Eng yang jelas disebut jelas jadi sorotan.

Puncaknya, pada 24 Desember Satgas memutuskan mengincar Johar, dan ia pun diborgol saat tiba di Jakarta pada 27 Desember.

Tentu saja, Johar Lin Eng bukan orang tertinggi dalam jaringan mafia bola Indonesia. Pekerjaan Satgas Anti-Mafia Bola masih menggunung, dan sejatinya, banyak figur lain yang masih bisa dipidanakan.

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru