Manchester City punya trauma buruk berkunjung ke Bernabeu. Di tempat itulah harapan the citizen di Liga Champions musim lalu pupus. Tapi malam ini Man City tampil tanpa rasa takut. Meskipun begitu, los blancos masih membuktikan mereka sulit dikalahkan. Adu taktik dari dua pelatih berkelas, Carlo Ancelotti dan Pep Guardiola memaksa laga harus berakhir imbang 1-1.
Daftar Isi
Man City Tahan Imbang Madrid
Pep memanggil skuad yang sama ketika Man City mengalahkan Arsenal bulan lalu. Dengan Manuel Akanji yang dipasang sebagai bek kiri. Sedangkan Nathan Ake yang mendapat cedera ketika melawan Leeds tidak bisa diturunkan di laga ini.
Sementara itu Real Madrid tampil dengan kekuatan penuh. Modric sudah cukup fit untuk jadi starter. Ia siap untuk membentuk kemitraan yang apik bersama Toni Kroos dan Valverde. Sedangkan Camavinga dipasang sebagai bek sayap kiri.
Anak-anak asuh Pep Guardiola langsung menguasai jalannya pertandingan sejak menit awal. Tapi justru el real yang bisa unggul lebih dahulu. Vinicius Jr dengan menakjubkan melepaskan tendangan yang berbuah gol di menit ke-36. Itu adalah shot on target pertama Real Madrid malam itu. Itu sekaligus jadi satu-satunya gol di babak pertama.
Masuk ke babak kedua, gantian Real Madrid yang mendominasi. Erling Haaland dijaga dengan ketat oleh Rudiger dan Alaba. Itu membuat Haaland tidak bisa terlalu banyak membuat pergerakan. Meskipun begitu, City masih bisa tampil dengan tenang.
Usaha City membuahkan hasil di menit ke-67. Lewat pergerakan dari Gundogan, De Bruyne melepaskan tembakan yang tidak dapat ditepis Thibaut Courtois. Gol tersebut membuat Man City bisa kembali berdiri di kaki mereka. Kedudukan imbang 1-1 pun bertahan sampai pertandingan berakhir.
Kontroversi Gol De Bruyne
Ada sedikit kontroversi di gol De Bruyne itu. Bola sempat terlihat sudah keluar garis lapangan tapi wasit tidak menghentikan permainan. Carlo Ancelotti terlihat meluapkan amukannya ke wasit di pinggir lapangan. Ia melihat jelas kalau bola sudah keluar permainan.
Tapi laga tetap dilanjutkan dan gol penyeimbang City pun tercipta. Carlo yang melakukan protes dianggap terlalu berlebihan. Ia pun diberikan kartu kuning oleh wasit. Tapi apakah bola sudah benar-benar keluar dari garis atau Ancelotti saja yang terlalu berlebihan?
Berdasarkan reka ulang dari teknologi 3D milik beIN SPORTS setelah pertandingan, bola memang terlihat jelas sudah keluar dari lapangan. Sayangnya masih belum ada teknologi seperti itu untuk wasit bisa melihat secara langsung di pertandingan.
Arsene Wenger yang sekarang menjabat sebagai petinggi FIFA mengatakan, seharusnya UEFA bisa mengecek apakah bola sudah keluar atau belum. Tapi ia juga mengakui kalau hal itu cukup sulit dilakukan dengan VAR.
“VAR biasanya harus mengecek apakah sebuah gol bermasalah atau tidak. Dalam situasi seperti ini mereka harus turun tangan. Tapi saya pikir mereka tidak punya cukup alasan untuk menghentikan permainan dan mengecek VAR. Sebab, VAR biasanya hanya bisa digunakan untuk mengecek garis gawang, bukan garis samping” Ungkapnya dikutip dari the athletic.
Madrid Bungkam Pergerakan Haaland
Terlepas dari kontroversi itu, Manchester City tetap bisa bermain imbang lawan Madrid. Tapi Madrid melakukan pekerjaan yang sempurna dalam menahan gempuran dari Erling Haaland.
Sebelum pertandingan Ancelotti berkata kalau Manchester City musim ini lebih komplit sejak adanya Haaland. Don Carlo juga mengakui kalau Haaland adalah ancaman yang sangat berbahaya bagi Real Madrid.
“Tahun lalu mereka punya penyerang tajam yaitu Gabriel Jesus. Tapi dia sangat berbeda dengan Haaland. Haaland sangat berbahaya, dia sangat impresif jika berurusan soal mencetak gol. Mereka tim yang lebih komplit sekarang.”
Di laga ini, Ancelotti sukses untuk menghentikan Haaland. Ia sadar untuk menghentikan Haaland adalah dengan membuat keseluruhan tim mundur kebelakang dan bertahan dengan kompak. Di laga ini, Madrid bertahan lebih dalam dari biasanya. Mereka sama sekali tidak memberikan kesempatan adanya pergerakan di zona pertahanan.
Ada beberapa sentuhan dari Haaland di awal-awal laga. Tapi itu bisa digagalkan oleh Courtois. Seiring berjalannya pertandingan, Haaland semakin tidak berkutik di depan. Tiap kali bola masuk ke kotak penalti, ia akan berhadapan dengan bek tengah Madrid.
Cara Pep Atasi Madrid
Tapi untungnya Pep masih punya De Bruyne. Semua orang mengantisipasi laga ini akan jadi pertunjukan bagi Haaland dan Benzema tapi lupa bagaimana berpengaruhnya De Bruyne untuk Man City. Di Liga Champions saja, sembilan gol terakhir De Bruyne datang dari fase gugur. Dan gol ini jadi gol ketiga berturut-turutnya di leg pertama semifinal Liga Champions.
Selain itu Pep juga cerdik dalam meredam pola serangan Madrid. Ketika el real melakukan build up untuk menyerang, City merubah formasinya jadi 4-4-2. Itu menciptakan pertahanan berlapis untuk sayap Madrid yang mematikan.
Kyle Walker dan Bernardo Silva yang bergantian menjaga sisi kanan Man City membuat Madrid jarang melakukan crossing. Di babak pertama, Vinicius hanya menerima 11 operan dan hanya melakukan tujuh sentuhan di area bertahan Man City. Itu operan dan sentuhan di babak pertama paling sedikit yang Vini terima musim ini.
Tapi bagaimanapun juga Vini selalu bisa menemukan jalan keluar. Berkat kemitraan Camavinga, Modric, dan Vini di sisi kiri, a bahkan bisa mendapatkan momentum untuk mencetak gol pertama. Di babak kedua rotasinya dengan Benzema dan Rodrygo juga membuat lini bertahan City kerepotan.
Di akhir pertandingan, Walker dan Vini terlihat bersalaman dan berpelukan. Mereka menunjukan rasa respect satu sama lain setelah bikin saling bikin repot selama 90 menit. Pada akhirnya, ini memang tentang permainan fair play.
Komentar Pep dan Ancelotti
Mengalahkan Real Madrid memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Apalagi mengalahkan Madrid di Liga Champions. Di pertandingan itu, publik Bernabeu membentangkan tifo raksasa bertuliskan “El Rey y su copa” yang berarti dalam bahasa Indonesia “Raja dan Pialanya”
Itu klaim yang tidak salah. Real Madrid adalah klub yang punya gelar Champions terbanyak. Mengalahkan Madrid di Champions League adalah pekerjaan yang berat. Pep juga kesal dengan orang-orang yang mengharapkan City bisa membantai Madrid. “Tidakkah kalian lihat lawan kami? Bernabeu, semifinal, ini adalah laga yang sulit. Jika anda mengharapkan kami menang 6-0, itu masalah anda”
Sementara itu Ancelotti mengaku puas dengan hasil ini. “Kami kesusahan di babak pertama, tapi jauh membaik di babak kedua. Saya puas, ada sensasi baik untuk laga selanjutnya” Ungkapnya dikutip dari Sky Sport.
Sumber referensi: Sky, Independent, Athletic, As, Goal