Real Madrid vs Man City: Duel Tim Raksasa yang Sedang Tersiksa di Play Off Liga Champions 2024/25

spot_img

Semua berharap melihat Manchester City dan Real Madrid di final Liga Champions. Kedua tim memang bertemu, hanya saja bukan di final, melainkan di babak play-off. Sekali lagi, babak play-off. Penampilan gemulai di fase liga penyebabnya.

Real Madrid ada di peringkat 11, sedangkan Manchester City di peringkat 22. City nyaris tereliminasi andai dihantam Club Brugge di partai pamungkas. Takdir pun mempertemukan keduanya lebih cepat. Laga yang akan dihelat 12 Februari mendatang, akan menjadi pertarungan dua tim raksasa yang sedang tersiksa di kompetisi yang menyiksa.

Siapa yang akan memenangkan pertandingan? Mari kita membahasnya.

Rasa Frustrasi Josep Guardiola

Sebelum Liga Champions musim ini dimulai, Josep Guardiola menumpahkan seluruh kekesalannya mengetahui perubahan format kompetisi. Pep kesal karena pertandingan fase grup, yang semula bisa digunakan untuk memberi menit bermain para pemain kelas kambing, ditiadakan. UEFA menghapus fase grup dan menjadikannya fase liga yang melelahkan.

Menghapus fase grup dan menerapkan fase liga di kompetisi Liga Champions itu artinya memperbanyak jadwal pertandingan. Guardiola jengkel setengah mampus. Baginya ini sangat merugikan. Kalender pertandingan The Citizens menjadi penuh sesak, karena City juga bermain di tiga kompetisi domestik.

Seperti generasi sandwich, Guardiola mesti cermat membagi prioritas. Mana yang bisa diusahakan, mana yang tidak. Guardiola putuskan untuk melepas salah satu kompetisi, yakni Piala Liga. Kamu pasti sudah melihat ketika Haaland dan Pep malah cengar-cengir saat timnya kalah dari Tottenham Hotspur di babak 16 besar, kan?

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh SPORTbible (@sportbible)

Jadwal Padat Hantui Manchester City

Namun melepas satu turnamen pun, jadwal The Citizens masih padat. Mengetahui jadwal padat dan undian play-off 16 besar Liga Champions mempertemukan timnya dengan Real Madrid, Pep Guardiola tak kuasa membendung rasa frustrasi. Di hadapan media, ia berkomentar dengan nada sinis.

Mengutip laporan The Guardian, Pep Guardiola menyebut laga melawan Los Galacticos selalu sulit. Ia menggambarkan laga itu seperti pertandingan derbi. Belum selesai. Pep Guardiola yang licin bibirnya juga mengkritik jadwal yang padat.

Ia menyesalkan kenapa laga sepenting melawan Real Madrid ditaruh di tengah-tengah laga melawan Newcastle. Laga itu menjadi laksana neraka bagi The Citizens. Sabtu kemarin, City baru saja menghadapi Leyton Orient di putaran keempat Piala FA. Hanya berselang lima hari, City kemudian menghadapi Real Madrid.

Usai menjalani laga berat melawan Los Blancos, City hanya diberi waktu dua hari istirahat. Pada Sabtu, 15 Februari, City mesti menjamu Newcastle United di Liga Inggris. Pertandingan ini begitu krusial. Jika kalah, boleh jadi Manchester City akan turun di posisi ketujuh. Bournemouth, penghuni peringkat tujuh, hanya akan menghadapi Southampton di hari yang sama.

“Mereka memang selalu begitu baik dengan kalender, selama bertahun-tahun selalu begitu,” kata Pep menyindir otoritas pertandingan. Pep pernah memohon kepada otoritas Liga Inggris agar memberi tambahan istirahat bagi tim Inggris yang berkompetisi di Eropa.

Tapi tak ada ceritanya kritik kalangan bawah seperti Pep Guardiola langsung didengar pejabat. Permohonan Guardiola itu pun tak ubahnya kotak saran di kantor polisi: cuma pajangan. Pep sendirilah yang mesti mengatur siasat.

Terancam

Memilih mana yang akan diturunkan dan mana yang disimpan, tidak pernah mudah. Resikonya, penampilan The Citizens akan goyah. Di Liga Inggris, penampilan City belum stabil. Sementara di Liga Champions, performa mereka malah lebih jauh lagi dari stabil. Lihat saja, Manchester City bahkan kalah dari badut UCL, PSG.

Manchester City juga belum lama ini dihabisi Arsenal. Mereka masih terserak di posisi kelima Liga Inggris hingga pekan ke-24. Di beberapa pertandingan terakhir pun, City sempoyongan menghadapi tim-tim berat. Kemenangan City kebanyakan didapat dari tim kelas teri seperti Ipswich Town, Club Brugge, dan Chelsea.

Pep juga rasanya perlu minum puyer “Bintang Toedjoe” karena pemain yang dibeli Januari ini, terancam tak semuanya bisa didaftarkan buat fase gugur Liga Champions. UEFA hanya mengizinkan City mendaftarkan maksimal tiga pemain baru di babak gugur. Sementara pemain yang direkrut ada empat.

Satu di antara Omar Marmoush, Abdukodir Khusanov, Vitor Reis, dan Nico Gonzalez tidak akan bermain di Liga Champions. Padahal keempat orang itu punya daya tawar masing-masing. Marmoush menawarkan ketajaman, Gonzalez rotasi di lini tengah, Khusanov dan Reis menambah keamanan di belakang.

Keadaan makin dilematis karena pemain lama seperti Jeremy Doku, Nathan Ake, Ederson, dan Ruben Dias mulai waras. Jika Pep memilih pemain lama, ngapain beli empat pemain baru, toh yang boleh didaftarkan cuma tiga? Tapi kalau Pep memilih pemain baru, bukan tidak mungkin justru mengundang mala.

Lemah Diserang Balik vs Kuat Serangan Baliknya

Di sisi lain, boleh jadi Pep malah senang karena kini variannya lebih banyak. Ia bisa melakukan bongkar-pasang, ubah-sana-ubah-sini sesuai taktiknya.

Omong-omong soal taktik, kita tahu, Guardiola akan menginstruksikan pemainnya untuk menguasai bola. City selalu menempatkan dirinya sebagai pihak yang mendominasi. Siapa pun lawannya, di mana pun kompetisinya. Tapi, seperti kata Mourinho, “Menguasai bola justru rentan kehilangan bola.”

City begitu. Mereka mudah kehilangan bola, dan ketika situasi itu terjadi, mereka gelagapan menerima serangan balik. Hal ini juga diakui oleh Josep Guardiola itu sendiri. Impoten menghadapi serangan balik sedangkan lawannya mengandalkan serangan balik, bisa menjadi petaka.

Menurut Who Scored, Real Madrid termasuk lima tim dengan jumlah gol dari serangan balik tertinggi di La Liga musim ini. Masih dari Who Scored, Real Madrid juga menjadi tim dengan jumlah gol dari serangan balik terbanyak kedua (4 gol) di Liga Champions musim ini.

Cedera Hantui El Real

Namun begitu, Real Madrid juga punya masalahnya sendiri. Apa? Yak, cedera. Carlo Ancelotti musim ini dibuat pusing karena pemain keluar-masuk ruang perawatan. Pemain seperti Dani Carvajal, Eder Militao, Antonio Rudiger, dan David Alaba kondisinya masih cedera. Pemain yang cedera kebanyakan berposisi bek, dan itu memaksa Ance melakukan eksperimen liar.

Bayangin, Valverde sampai ditaruh bek kanan! Tapi ini salah mereka sendiri sih. Sudah tahu kekurangan pemain, milih ngirit di bursa transfer. Tapi yang sial tetap Ancelotti. Selain harus mengotak-atik posisi seperti Tchouameni yang diseret ke bek tengah, dan mengandalkan pemain muda seperti Raul Asencio, Ancelotti masih kena omel Florentino Perez.

Perez bersungut-sungut melihat situasi Real Madrid yang terus-terusan bermasalah pada cedera. Ia menuding Ance kurang sabar dan menekan pemain terlalu keras, sehingga memperbesar peluang cedera. Perez juga mendamprat Antonio Pintus, sang pelatih kebugaran. Ia pun mendorong kedua manusia itu segera menemukan solusi atas masalah yang ada.

Rencana Carlo Ancelotti

Tekanan kini dialamatkan pada Carlo Ancelotti. Laga melawan City di play-off bukan sekadar perebutan jatah di 16 besar, tapi pertarungan harga diri. Keduanya adalah tim yang menjuarai Liga Champions dalam tiga musim terakhir. Kalau gagal ke 16 besar, malu dong?

Don Carlo sempat gelisah mengetahui lawannya adalah Manchester City. Walau pemain Los Blancos sendiri tidak gentar. Namun sekarang, Carletto menatap laga melawan City dengan sekoper rencana. Demi mempertahankan performa, juga pelan-pelan meningkatkannya, Ance akan mengelola kelelahan para pemain.

Ance bakal mengurangi porsi latihan di lapangan selama 40 hari ke depan. “Tidak ada waktu persiapan, hanya pemulihan dan analisis video,” katanya. Jika betul begitu, Don Carlo yang awalnya gamang, berarti kini seakan-akan menganggap Manchester City selevel Getafe.

Lantas, apakah hanya dengan menganalisis video, Real Madrid bisa mengalahkan City? Ya belum tentu, enak saja. The Citizens itu sudah empat kali menekuk Real Madrid di Liga Champions, lho. Jadi, City nih yang akan menang? Hooo ya ngawur. Real Madrid itu juara bertahan, mereka juga tiga kali mengalahkan City di Liga Champions.

Lalu siapa dong yang menang? Ya, bandar. Makanya nggak usah judi bola segala. Cukup tonton dan nikmati saja permainannya. Kalau tim kamu kalah, ya tinggal nangis. Gitu aja kok repot.

Sumber: ESPN, YahooSports, Telegrafi, OneFootball, TheGuardian, TheAthletic, BeinSports

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru