Real Madrid menjadi klub pertama di dunia yang pendapatannya melampaui satu miliar euro. Pada musim 2023/24 lalu, pendapatan Real Madrid tepat di angka 1 miliar lebih 73 juta euro. Itu kira-kira Rp18,1 triliun. Jumlah yang setara dengan empat Jembatan Suramadu, 24 Stadion GBK, 2.500 Masjid Istiqlal.
Pendapatan sebanyak itu menjadikan Real Madrid tim paling seattle di dunia. Gampang bagi Real Madrid menebus pemain dengan duit sebanyak itu. Jika tim lain seperti Juventus, Barcelona, dan Bayern Munchen sampai harus menjual penamaan stadion dan menggadaikan sejarah stadion demi sponsor, Real Madrid tidak perlu melakukannya.
Minimal itulah gambaran klub ideal. Tapi industri sepak bola bergerak sangat cepat. Kebutuhan meningkat bersamaan dengan nilai valuasi yang peningkatannya melebihi kecepatan lari Gareth Bale. Real Madrid memang bisa membeli lari Bale, tapi mereka toh keteteran juga di industri sepak bola. Sampai-sampai, belakangan ini Real Madrid hendak mengubah nama stadion.
Sudah sekelimpungan itukah Real Madrid, hingga Stadion Santiago Bernabeu yang sakral itu, yang dulu dipertahankan mati-matian harus diubah namanya? Mungkinkah ini justru akal-akal Florentino Perez untuk terus memperoleh uang dan mungkin, sebagai modal Liga Super Eropa? Atau, justru rencana ini merupakan bentuk pengkhianatan Perez pada para socios?
Daftar Isi
Rencana Mengubah Nama Stadion
Bagai tersengat listrik padahal sedang berada di kolam renang, sebuah kabar menghentak tim redaksi Starting Eleven Story. Di pengujung tahun 2024, Real Madrid mengumumkan bahwa mereka akan menanggalkan nama stadion lamanya, yakni Santiago Bernabeu.
Sekitar tiga tahun lalu, Starting Eleven Story pernah membuat video bagaimana Real Madrid mempertahankan mati-matian nama stadion di tengah gempuran sponsor yang ingin mengubahnya. Sehingga kabar tadi sulit rasanya buat dipercaya. Kami pun membaca beritanya cermat-cermat. Dan, iya, ternyata memang benar. Marca, Mundo Deportivo, dan sejumlah media Spanyol lain sudah mengabarkan berita tersebut.
🏟️ El estadio del Real Madrid pasa a llamarse ‘Bernabéu’ a secas… a efectos comerciales. pic.twitter.com/yhXSMagM7N
— MARCA (@marca) December 27, 2024
Mencuplik informasi dari Mundo Deportivo, Real Madrid akan mengubah nama stadionnya. Namun, Real Madrid hanya akan menghapus “Santiago” di depan nama “Santiago Bernabeu”. Jadi di masa yang akan datang stadion Real Madrid hanya akan disebut Stadion “Bernabeu”.
Memang masih ada unsur “Santiago Bernabeu”-nya, walau cuma nama belakang. Tetapi ini berarti Real Madrid telah menggadaikan sejarah klub. Dan yang ironis, alasan perubahan nama ini adalah demi tujuan komersial. Bagi fans Real Madrid di Indonesia, keputusan ini mungkin tidak terlalu penting. Mereka lebih suka bodo amat, karena yang penting Los Blancos bisa terus meraih trofi.
Namun seperti diludahi di muka bagi madridista yang hidup di rezim monarki Felipe VI, dan kebetulan juga anggota socios. Terlebih menghilangkan “Santiago” dalam “Santiago Bernabeu” diputuskan tanpa berdiskusi dengan para madridista. Kesannya, mendadak.
Rencana Masa Depan
Mengutip dari kanal media yang mendaku milik madridista, Real Madrid Confidencial, para eksekutif Los Blancos yang dipimpin Florentino Perez diam-diam telah menyusun beberapa rencana untuk masa depan klub. Rencana-rencana itu sebagian dipertanyakan dan sebagiannya lagi didukung oleh para penggemar.
Nah, yang dipertanyakan itu adalah perubahan nama stadion yang sudah bertahan lebih kurang 70 tahun. Dari sisi para eksekutif, perubahan nama ini perlu dilakukan karena ke depan, markasnya Real Madrid itu tidak hanya dipakai untuk sepak bola.
🏟️ El Santiago Bernabéu pasa a llamarse ‘Bernabéu’
🏬 El cambio de nombre, por ahora, solo funciona a efectos comerciales
ℹ️ Marca pic.twitter.com/tof0X1BPCh
— Post United (@postunited) December 27, 2024
Dari laporan Marca kita tahu, stadion yang menjadi simbol kebesaran Los Galacticos itu akan menjadi stadion serbaguna. Tidak cuma bisa digunakan untuk menghelat konser Bon Jovi, tapi juga akan disulap menjadi teater berkapasitas 4000 orang, tempat pesta dari mulai pesta koktail hingga makan malam gala, serta acara lain.
Penghapusan nama “Santiago” juga demi mencari image yang lebih modern dan nomenklatur yang lebih pendek. Mungkin biar enak. Jadi, misal dibikin teater namanya “Theater of Bernabeu” atau “Tour Bernabeu”. Seumpama ada sponsor yang masuk, juga lebih enak mendengar “Indomie de Bernabeu Stadium” ketimbang “Indomie Santiago Bernabeu Stadium”.
Penolakan
Seperti yang sudah dikatakan tadi, perubahan nama stadion yang tiba-tiba, tak mengherankan apabila arus penolakan juga ikutan lahir. Perubahan nama stadion itu mendapat penolakan besar-besaran dari para pendukung Real Madrid. Menghilangkan “Santiago” dari nama markas Real Madrid saat ini berarti menghilangkan identitas klub.
Bagaimanapun, Real Madrid juga toh terkenal berkat stadionnya. Dengan kata lain, sejarah yang dibangun, warisan yang lalu diturunkan dari Santiago Bernabeu ke presiden-presiden setelahnya, akan mati di hadapan uang. Tapi, bukankah klub, sekaya apa pun itu, tak aneh jika membutuhkan bujet?
Semakin banyak bujet, semakin mudah bagi klub seperti Real Madrid untuk memonopoli pasar. Bukankah itu yang diinginkan para fans Real Madrid? Florentino Perez sudah menyadari hal itu. Saat ini Opa Perez mulai realistis seperti Gen Z di Indonesia.
No es que vayan a cambiar el nombre del estadio para quitar el “Santiago”, es que ya lo han hecho. En la web ya no aparece el nombre completo, en la tienda lo dejaron caer con figuras y el insta es “Bernabéu” a secas. Lo han remplazado en nuestra cara, ya está hecho. pic.twitter.com/8VyCMiqLq5
— Marc Serrano (@maarcserrano_) December 27, 2024
Kisah Sebelumnya
Selama ini, bagi penggemar Real Madrid, meski tidak semuanya, Perez adalah presiden terbaik. Ia totalitas mengurus klub yang berbasis di ibu kota Spanyol itu. Sejauh ini Florentino Perez juga terkenal teguh mempertahankan sejarah klub, termasuk nama stadion.
Tahun 2013, ketika perusahaan Microsoft datang untuk mengakuisisi dan ingin mengubah nama Santiago Bernabeu, Perez tidak menerima itu. Alasannya karena banyak dari socios yang menolak. Dua tahun berselang, perusahaan minyak raksasa dari Abu Dhabi, International Petroleum Investment Company menawarkan 500 juta euro demi hak penamaan stadion.
Desde que salió esta pancarta, el Atleti ha jugado 6 veces en el Bernabéu y ha logrado 3 victorias y 1 empate… pic.twitter.com/OSbNtRUSYc
— MisterChip (Alexis) (@2010MisterChip) September 14, 2014
Itu belum ditambah 20 juta euro per musim. Namun karena penggemar menolak, Perez membatalkan kesepakatan. Tapi perusahaan itu tidak menyerah. Melalui anak perusahaan di Spanyol, Compania Espanola de Petroleos (CEPSA), kembali membujuk Perez untuk mengubah nama stadion dengan tawaran 400 juta euro pada musim 2015/16. Tawarannya tak menggiurkan. Kontan saja ditolak.
Florentino Perez Berkhianat?
Selama ini sebagai presiden Real Madrid, Florentino Perez selalu mempertimbangkan keinginan fans dan socios, tidak cuma para eksekutif. Pada rapat tahunan Real Madrid tahun 2022 lalu, di hadapan para anggota socios, Perez dengan tegas mengatakan tidak punya niatan mengubah nama Stadion Santiago Bernabeu, sekalipun selesai tahap renovasi.
😂⚪️ Una ASAMBLEA llena de MOMENTAZOS.
👏 Florentino Pérez presidió la reunión anual con los socios dejando detalles para el recuerdo.
📹 @EduAguirre7 pic.twitter.com/tXqX5NP1VJ
— El Chiringuito TV (@elchiringuitotv) November 13, 2023
“Jika Bernabeu sudah menjadi merek, tidak enak bagi saya,” kata Florentino Perez pada Marca, tahun 2022 lalu.
Nama “Santiago Bernabeu” sendiri begitu sakral bagi Los Merengues. Santiago Bernabeu adalah presiden di balik pembangunan kembali Real Madrid sekaligus pelopor kebangkitan klub ini. Oleh karena itu, ketika Stadion Chamartin selesai renovasi, pada tahun 1947, stadion ini dinamai sang presiden dengan namanya sendiri.
Agak megalomaniak juga si Santiago Bernabeu ini, ya. Tapi pada akhirnya nama ini dipertahankan oleh presiden-presiden Real Madrid setelah Santiago Bernabeu, termasuk hingga tiba di masa Florentino Perez. Salah satu alasannya demi menghormati sang mantan presiden.
Sayangnya, penghormatan tidak menghasilkan uang. Di Indonesia, penghormatan pada pahlawan nasional atau tokoh tertentu malah butuh duit untuk mendirikan patungnya. Florentino Perez menyadari, penghormatan pada sang bekas presiden hanya akan menghalangi ambisinya. Toh, mengubah atau tidak, Santiago Bernabeu tidak akan marah.
#OTD December 17th 1947 the #SantiagoBernabéu stadium was inaugurated . Its first name was Nuevo Estadio #Chamartín and started in 1944. pic.twitter.com/jze0EG1E3B
— R M The Best ⚽️🦁🔼🔝 (@RealMadridTBest) December 14, 2021
Perez dan para eksekutif pun memutuskan menghilangkan “Santiago” di nama stadion, tanpa sepengetahuan para penggemar dan socios. Ia tak menyadari sedang menelan ludah sendiri. Perez juga boleh dibilang seenak perut mengkhianati para penggemar Real Madrid.
Namun, bila ditinjau kembali, Perez sebetulnya bukan orang yang peduli-peduli amat pada sejarah. Soal mengubah nama stadion, Perez telah menginginkan itu sejak menjabat sebagai presiden. Bahkan sejak tawaran dari Microsoft, Perez ingin menerimanya dan membiarkan nama “Santiago Bernabeu” tersisa “Bernabeu”-nya saja.
Tapi para socios selalu menghalangi. Nah, kini Perez melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Apakah masih bisa dibatalkan? Tampaknya sulit, karena di website resmi Real Madrid, namanya bahkan sudah “Bernabeu” saja. Hm, mungkinkah karena ini Florentino Perez malah akan kehilangan kepercayaan dari para socios?
https://youtu.be/FNvuO_4_eic
Sumber: Futbolete, Goal, EuroWeeklyNews, 365Scores