Dua pemain yang sedang bermain di Belanda, Ragnar Oratmangoen dan Thom Haye datang ke Indonesia. Berpakaian rapi dan memakai kopiah hitam. Tidak, bukan datang untuk dilantik menjadi staf khusus kepresidenan, melainkan datang ke kantor Kemenkum HAM.
Baik Ragnar maupun Haye mengambil sumpah setia kepada Indonesia. Keduanya baru saja sah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Dengan begitu Ragnar dan Haye diberikan karpet merah untuk membela Timnas Indonesia. Tentu kabar ini membahagiakan bagi seluruh pecinta Timnas Indonesia.
Mari kita mengulas kedua pemain ini. Dan apa saja yang sekiranya bisa diberikan oleh Ragnar dan Haye untuk Timnas Indonesia. Mungkinkah dengan keberadaan kedua pemain ini lolos ke Piala Dunia tak lagi menjadi pepesan kosong?
Daftar Isi
Profil Ragnar Oratmangoen
Mari memulainya dari Ragnar Oratmangoen. Pemain kelahiran Oss, Belanda itu punya nama yang bukan hanya Indonesia sekali, tapi sangat Jawa sekali. Tentu kamu familiar dengan nama-nama dengan unsur “mangoen” bukan? Dulu ada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bernama Ki Sarmidi Mangunsarkoro.
Tokoh nasional temannya Ki Hadjar Dewantara juga ada unsur “mangoen”-nya. Namanya dr. Tjipto Mangoenkusumo yang sekarang namanya dijadikan nama sebuah rumah sakit di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
Pemain timnas Indonesia berikutnya? Ketum PSSI, Erick Thohir, mengupload foto kedatangan Ragnar Oratmangoen ke Indonesia, dalam captionnya Pak Erick menyebutkan Ragnar punya komitmen untuk membela Merah Putih.
— FaktaBola (@FaktaSepakbola) November 16, 2023
Pemain 25 tahun kelahiran Belanda memiliki darah Maluku, Indonesia.… pic.twitter.com/YlA6ieBzfk
Kendati namanya lebih dekat ke unsur Jawa, tapi Ragnar Oratmangoen bukanlah keturunan orang Jawa, melainkan Maluku. Darah Indonesia Ragnar mengalir dari sang ayah yang merupakan warga asli Kepulauan Tanimbar, Maluku. Ragnar lahir 21 Januari 1998 dan kini usianya menginjak 26 tahun.
Pemain yang beragama Islam itu memulai kariernya di tim muda TOP Oss. Ini merupakan tim lokal tempat kelahirannya. Ragnar satu almamater dengan Arnaut Danjuma di TOP Oss. Setelah dari sana ia pergi ke NEC Nijmegen. Memulai karier muda dan seniornya di sana.
Pencapaian terbesar seorang Ragnar Oratmangoen adalah membawa SC Cambuur juara KKD dan promosi ke Eredivisie, setelah semusim sebelumnya dibatalkan karena pandemi Covid-19 pic.twitter.com/kH6uLyaeHF
— FT Scouting 🕵🏻 (@FT_IDN) November 11, 2021
Sempat kembali ke TOP Oss, Ragnar lalu dilepas ke SC Cambuur Leeuwarden. Di tim inilah satu gelar Eerste Divisie berhasil direngkuhnya. Setelah dari sana ia berseragam Go Ahead Eagles dan FC Groningen. Namun, kini Ragnar membela klub Eredivisie, Fortuna Sittard di bawah asuhan mantan pemain Feyenoord, Danny Buijs.
Winger yang Berbahaya
Ragnar adalah pemain sayap yang berbahaya. Posisi naturalnya sayap kiri dengan kekuatan utama ada pada kaki kanannya. Pemain berpostur 182 sentimeter itu memiliki kemampuan yang baik dalam melepaskan umpan, terutama umpan silang.
Di Fortuna Sittard, dengan kemampuan semacam itu, Ragnar sering membantu serangan. Ragnar juga merupakan pemain sayap yang sanggup melakukan tusukan ke dalam atau istilah kerennya inverted.
Sangat jarang pemain Indonesia yang memiliki kemampuan inverted yang bagus. Asnawi Mangkualam pernah beberapa kali melakukan gerakan inverted. Namun, tak selamanya berhasil. Keberadaan Ragnar bisa menjawab hal itu.
Ia bisa menjadi opsi lain ketika Shin Tae-yong membutuhkan lebih dari satu pemain yang bisa melakukan gerakan inverted. Sudah bukan rahasia kalau banyak pemain sayap Indonesia justru lebih sering mendribel bola dengan mendekati gawang kemudian melakukan umpan atau cutback. Bukan memotong sejak sebelum masuk ke kotak penalti.
Gelandang yang Tangguh
Meskipun berposisi sebagai sayap, tapi Ragnar bisa mengisi pos lini tengah. Di Fortuna Sittard ia bahkan sering mengisi posisi sebagai gelandang serang atau bermain sebagai second striker. Selain kualitas umpannya yang bagus, Ragnar juga cukup baik dalam melakukan pekerjaan untuk menyaring serangan lawan.
Saat Fortuna Sittard menahan imbang Ajax 2-2 beberapa hari lalu, Ragnar turun sejak menit awal. Ia diturunkan sebagai gelandang serang di belakang striker. Ragnar memberikan kemampuan terbaiknya di laga itu.
Fortuna Sittard sempat tertinggal di menit ke-8 melalui Kenneth Taylor. Namun, pada menit ke-66 akhirnya membalikkan keadaan. Sayang, semenit setelahnya Ragnar diganti. Fortuna Sittard pun kebobolan di menit ke-88 oleh Brian Brobbey. Kemenangan di depan mata sirna.
Di laga itu, Ragnar memang tidak banyak melakukan duel, hanya 3 yang berhasil dari 5 percobaan. Tapi jika dihitung musim ini, Ragnar sudah memenangkan 38 duel di Eredivisie. Ia juga cakap dalam tekel karena akurasi keberhasilan tekelnya, menurut FotMob bahkan mencapai 80%.
Profil Thom Haye
Nah, berikutnya kita masuk ke Thom Haye. Namanya sangat tidak Indonesia. Tapi ia punya darah Indonesia dari dua simbahnya. Kakek Haye berasal dari Surakarta, sedangkan neneknya adalah orang Sulawesi. Thom Haye sendiri lahir di Amsterdam, Belanda, 9 Februari 29 tahun yang lalu.
Tentu saja karena lahir di Amsterdam, ia memulai kariernya di tim muda FC Amsterdam. Tim ini sekarang bermain di Liga Amatir Tertinggi di Belanda, Tweede Divisie. Namun, Haye cuma sebentar di sana.
Ada Thom Haye, Gelandang satu ini lahir di Amsterdam, Belanda 9 Februari 1995. Ia memiliki darah Indonesia dari kakeknya yang lahir Solo. Ia menjadi WNI setelah menjalani pengambilan sumpah WNI di Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta, Jakarta Timur, Senin (18/3/2024) malam. pic.twitter.com/I7WdEc5toj
— Youth Suara Surabaya (@Youthssfm) March 19, 2024
Ia memilih melancong ke Alkmaar dan bergabung ke akademi salah satu klub besar, AZ Alkmaar. Haye terus menempa dirinya hingga pada tahun 2014 kesempatan debut di tim utama AZ Alkmaar datang. Dick Advocaat yang memberinya kesempatan untuk bermain melawan Ajax di Eredivisie.
Sekitar tiga musim Haye berseragam AZ Alkmaar. Ia membersamai tim ketika bergonta-ganti pelatih dari Dick Advocaat, Marco van Basten, hingga John van den Brom. Ia juga bermain di perempat final Liga Eropa musim 2013/14 pada leg kedua melawan Benfica.
Setelah dari AZ Alkmaar ia pindah ke Willem II. Sempat berkiprah di Italia dengan berseragam Lecce, Haye pulang ke Belanda untuk membela ADO Den Haag. Kini ia berseragam Heerenveen. Klub yang dibelanya sejak 2022 itu sedang berjuang di Eredivisie musim ini.
Versatile di Lini Tengah
Haye adalah sosok versatile di lini tengah. Ia bisa menjadi gelandang tengah, gelandang serang, maupun gelandang bertahan. Bahkan ia bisa menjadi bek tengah.
Eks pemain Lecce itu memang hanya mencatatkan tiga asis dan tiga gol di semua kompetisi bersama SC Heerenveen musim lalu. Namun, mengingat ia diturunkan dalam 31 laga Eredivisie musim lalu oleh Kees van Wonderen, berarti terdapat kemampuan lain dari Haye.
Kemampuan itu soal mengumpan. Pemain yang satu ini amboy betul melakukan umpan jauh. Musim ini saja, FotMob mencatat, Haye sudah melepaskan 138 umpan jauh akurat. Akurasi umpan jauhnya bahkan menyentuh 65,1%. Dan itu menjadi yang tertinggi keempat di Eredivisie musim ini.
Di lini tengah Heerenveen, Haye adalah pemegang kendali. Ia tidak hanya melakukan progresi serangan, tapi juga menjaga keseimbangan tim sekaligus mengatur aliran bola. Haye juga bagus dalam menyaring serangan. Ia cakap berduel dan melakukan intersep.
Eksekutor Bola Mati
Pemain berjuluk De Professor karena sering memberi evaluasi ke timnya sendiri itu, benar-benar memiliki atribut yang lengkap sebagai gelandang. Lihat saja, selain piawai mengumpan dan tekel, tendangan Haye juga berkualitas.
Musim ini ia sudah mencetak tiga gol di Eredivisie, meski dua di antara melalui penalti. Haye cukup sering melakukan tembakan. Karena itu ia juga bisa dicoba menjadi eksekutor bola mati seperti tendangan sudut maupun tendangan bebas. Tak banyak pemain Indonesia yang bagus dalam menjadi eksekutor bola mati.
GOAL! Thom Haye, de professor, doet het met een fabelachtige vrije trap. #NACpraat #nacexc pic.twitter.com/DWJzApFwv3
— Joost Blaauwhof (@joost_blaauwhof) October 1, 2021
Lumayan mengerikan jika melihat statistik Haye di FotMob. Hampir semuanya hijau. Haye membawa angin segar bagi Timnas Indonesia. Seumpama Shin Tae-yong ingin memainkan bola-bola atas yang cepat dan akurat, ia bisa memanfaatkan kemampuan Haye.
Sayangnya, baik Haye maupun Ragnar tidak akan bermain di laga pertama melawan Vietnam. Namun, akan diusahakan turun di laga kedua. Nah, football lovers, siap melihat Timnas Indonesia rasa Manchester City?
Sumber: CNNIndonesia, Bolanas, Suara, Bolanet, Tirtoid, FTIDN, Fbref