Borussia Mönchengladbach adalah satu dari sedikit klub yang mampu mengalahkan Bayern Munchen musim ini. Bahkan, klub berjuluk Die Fohlen itu berhasil menyingkirkan Bayern di ronde kedua DFB-Pokal setelah menang dengan skor telak 5-0.
Sementara itu, Die Fohlen berhasil memetik 4 poin dari 2 pertemuannya kontra Bayern di Bundesliga. Borussia Mönchengladbach berhasil menahan imbang Bayern Munchen di Borussia-Park dengan skor 1-1 di pekan pertama musim 2021/2022. Kemudian di pekan ke-18, Gladbach berhasil meraih kemenangan dengan skor tipis 2-1 kala bertandang ke Allianz Arena.
Sayangnya, hasil positif kontra Bayern Munchen tersebut bisa menjadi satu-satunya pencapaian terbaik Borussia Mönchengladbach musim ini. Sebab, di luar hasil tersebut, performa Die Fohlen tak bisa dibanggakan.
BREAKING | Borussia Monchengladbach thrash Bayern Munich 5-0 to knock them out of the DFB Pokal in the second round! pic.twitter.com/av0GQlpbQD
— vumaSPORT (@vumaSPORT) October 27, 2021
Performa Yo-yo Borussia Mönchengladbach
Ya, Borussia Mönchengladbach sedang tak baik-baik saja. Jika dilihat dari catatan statistiknya, rekor Die Fohlen di Bundesliga musim ini juga terlihat memprihatinkan. Lars Stindl dan kolega tercatat sudah menelan 11 kekalahan. Jumlah tersebut bahkan sudah menyamai jumlah kekalahan mereka di Bundesliga musim lalu.
Pertahanan Mönchengladbach musim ini juga buruk. Yann Sommer yang menjadi kiper utama tercatat sudah 48 kali memungut bola dari gawangnya. Artinya, gawang Die Fohlen rata-rata kebobolan 2 gol di tiap pekannya.
Sementara itu, performa lini depan Gladbach sebenarnya tak buruk-buruk amat. Lars Stindl dan kolega sudah mencetak 32 gol dari 24 pertandingan. Namun masalahnya, performa para penyerang Mönchengladbach musim ini terlihat kurang menjanjikan.
Top skor sementara Die Fohlen adalah Jonas Hofmann yang berposisi murni sebagai seorang gelandang serang. Hofmann memimpin daftar pencetak gol dengan torehan 8 gol, mengunggul Alassane Pléa dan Breel Embolo yang masing-masing baru mencetak 4 dan 3 gol.
Sementara itu, catatan yang lebih buruk ditorehkan Marcus Thuram. Anak dari Lilian Thuram itu baru sekali menyumbang gol. Apa yang ditorehkan trio Pléa, Embolo, dan Thuram musim ini sangat kontras dengan apa yang mereka capai di musim-musim sebelumnya, dimana trio Pléa, Embolo, dan Thuram menjadi salah satu trio paling produktif di Eropa.
Secara keseluruhan, performa yang ditampilkan para penggawa Borussia Mönchengladbach musim ini bagaikan yo-yo. Mereka kerap kali kehilangan poin penting pasca meraih kemenangan hingga membuat posisi mereka di papan klasemen terus berubah di tiap pekannya.
Seperti saat mereka berhasil mengalahkan Bayern Munchen di pekan ke-18. Di 2 pekan berikutnya, Gladbach menelan 2 kekalahan beruntun. Sebelumnya, Die Fohlen malah pernah menelan 4 kekalahan beruntun pasca mereka memetik kemenangan 4-0 atas Greuther Fürth di pekan ke-12.
Torn apart in Dortmund.#DieFohlen #BVBBMG 6-0 pic.twitter.com/lFvlnlIAu8
— Gladbach (@borussia_en) February 20, 2022
Puncak dari performa buruk Die Fohlen musim ini terlihat di pekan ke-23. Melawan Borussia Dortmund yang dilatih Marco Rose, pasukan Adi Hutter pulang dengan kekalahan memalukan. Mönchengladbach tunduk dengan skor telak 6-0 dari Dortmund yang bermain tanpa Erling Haaland.
Kekalahan besar dari Dortmund tersebut semakin membuka fakta bahwa Borussia Mönchengladbach memang sedang bermasalah. Sebab, sebelumnya Die Fohlen juga pernah kalah dengan skor yang sama. Itu terjadi saat mereka dipermalukan di kandangnya sendiri saat tunduk 6 gol tanpa balas dari SC Freiburg di pekan ke-14.
Borussia Mönchengladbach beat Bayern Munich 5-0.
40 days later…
They’re being beaten 6-0 at home against Freiburg.
It’s only half-time… pic.twitter.com/XAAaC6gBiJ
— bet365 (@bet365) December 5, 2021
Alhasil dengan performa yang inkonsisten itu, saat ini Borussia Mönchengladbach tengah tertahan di peringkat 13 Bundesliga, 2 tingkat di atas zona play-off degradasi. Dari 24 pertandingan yang sudah dijalani, Gladbach baru mengumpulkan 27 poin, hasil dari 7 kali menang dan 6 kali imbang.
Sementara itu, di ajang DFB-Pokal, langkah mereka juga sudah terhenti. Pasca menyingkirkan Bayern Munchen di ronde kedua, Die Fohlen kalah dari klub divisi 2, Hannover di babak 16 besar.
Adi Hütter Terdesak, Max Eberl Tersingkir
Hasil yang diraih Borussia Mönchengladbach sejauh ini sungguh di luar ekspektasi. Sepeninggalan Marco Rose yang menyebrang ke Borussia Dortmund, manajemen Borussia Mönchengladbach menunjuk mantan pelatih Eintracht Frankfurt, Adi Hütter sebagai nahkoda barunya.
Penunjukan Adi Hütter bisa dibilang sebagai peningkatan. Sebab di musim sebelumnya, pelatih asal Austria itu berhasil membawa Frankfurt finish di peringkat 5, tiga tingkat di atas Mönchengladbach yang dilatih Marco Rose.
OFFICIAL: Eintracht Frankfurt manager Adi Hutter will replace Marco Rose as Borussia Monchengladbach boss this summer 🤝 pic.twitter.com/I7nAAvDum4
— GOAL (@goal) April 13, 2021
Selain itu, prestasi yang ditorehkan Adi Hütter sebagai pelatih juga tak kalah mentereng. Ia pernah sekali membawa Red Bull Salzburg menjuarai Austrian Bundesliga dan Austrian Cup, serta meraih gelar juara Swiss Super League bersama Young Boys.
Semasa di Frankfurt, prestasi Adi Hütter juga cukup lumayan. Ia pernah membawa Frankfurt ke semifinal Liga Europa 2019. Hütter juga pernah terpilih sebagai pelatih terbaik versi Serikat Pesepakbola Profesional Jerman atau VDV. Penghargaan tersebut bahkan ia raih 2 kali di musim 2018/2019 dan 2020/2021.
Demi mendapat jasa Adi Hütter, Gladbach dilaporkan membayar biaya kompensasi kepada Frankfurt senilai 7,5 juta euro. Hütter kemudian dikontrak hingga 30 Juni 2024 dan mendapat gaji sebesar 4 juta euro permusim. Angka tersebut menjadikannya sebagai pelatih dengan bayaran termahal ketiga di Bundesliga di bawah Julian Nagelsmann dan Marco Rose.
Namun sayangnya, hasil yang diraih Gladbach sejauh ini belum sebanding dengan pengeluaran mereka untuk memboyong Adi Hütter. Nyatanya bukan perubahan positif yang didapat, yang ada justru sebaliknya. Performa Die Fohlen menurun dibanding musim sebelumnya.
Dengan hasil diluar ekspektasi tersebut maka wajar bila kemudian posisi Adi Hütter sebagai pelatih terancam. Kritik dan hujatan banyak menghujani pelatih 52 tahun itu. Namun, mengutip dari APNews, Hütter justru dikabarkan masih mendapat dukungan dari para pemainnya.
Bek Nico Elvedi mengatakan bahwa sang pelatih selalu menyiapkan pertandingan dengan sebaik mungkin. Senada dengan rekannya, Jonas Hofmann mengatakan bahwa Adi Hütter punya ide dan solusi yang tepat bagi timnya.
Selain itu, salah satu penyebab yang membuat Adi Hütter masih aman hingga sekarang adalah adanya dukungan dari sporting director klub, Max Eberl. Ia begitu percaya bahwa Adi Hütter adalah sosok yang tepat untuk menggantikan posisi Marco Rose.
Akan tetapi, kini Adi Hütter mesti bekerja sendirian di bawah tekanan. Pasalnya, secara tak terduga, Max Eberl, sosok yang begitu mempercayainya justru baru saja memutuskan mundur dari jabatannya pada akhir Januari lalu.
Dengan penuh kesedihan, Max Eberl yang merasa bertanggung jawab dengan apa yang terjadi kepada Gladbach musim ini, mengatakan bahwa dirinya sudah lelah dan tak bisa lagi menikmati pekerjaannya. Saat konferensi persnya, pria 48 tahun itu juga menyatakan ingin rehat dari dunia sepak bola demi kesehatan mentalnya.
Gladbach sporting director Max Eberl is set to leave the club, according to reports.
Eberl is one of the Bundesliga’s longest-serving sporting directors, having been in the role since 2008. pic.twitter.com/NC2D5Eo31R
— DW Sports (@dw_sports) January 28, 2022
Mundurnya Max Eberl adalah sebuah kehilangan besar sekaligus menyisakan duka bagi Borussia Mönchengladbach. Eberl telah menduduki jabatan sporting director selama 13 tahun. Jika ditotal, masa pengabdiannya di Borussia-Park mencapai 23 tahun. Sebelum menjadi direktur olahraga, Eberl adalah mantan pemain dan manajer akademi Die Fohlen.
Sebelum mundur, Max Eberl adalah sporting director terlama di Liga Jerman. Ia juga jadi salah satu direktur olahraga terbaik di Jerman yang sukses membimbing Die Fohlen kembali menjadi tim yang disegani. Selama 13 tahun masa pengabdiannya itu, ia adalah tokoh kunci di balik kesuksesan Gladbach menghasilkan dan mengorbitkan pemain-pemain bintang, seperti Marco Reus, Juan Arango, Granit Xhaka, Thorgan Hazard, hingga Marc-Andre ter Stegen.
Jika dirunut, posisi Max Eberl memang lebih tertekan dibanding Adi Hütter. Apalagi, musim ini bisa dibilang sebagai musim terberatnya di Borussia-Park. Oleh karena itulah, banyak pihak di Bundesliga yang mendukung keputusan Max Eberl untuk mundur dari Gladbach demi kesehatan mentalnya.
Prahara di Borussia Mönchengladbach Belum Usai!
Kini, posisi sporting director Borussia Mönchengladbach diserahkan kepada Roland Virkus yang sebelumnya menjabat sebagai manajer akademi. Sama seperti pendahulunya, tugas pria 55 tahun itu juga cukup berat, sebab ia mesti membangun ulang skuad Gladbach yang mulai runtuh.
Roland Virkus is Borussia’s new sporting director 🤝
The presidential board have chosen the club’s youth academy director as Max Eberl’s successor. He will be officially unveiled at a press conference from 17:00 CET today.#DieFohlen pic.twitter.com/zuAPKB96d0
— Gladbach (@borussia_en) February 15, 2022
Selain kehilangan Dennis Zakaria di bursa transfer kemarin, kontrak beberapa pemain andalan Die Fohlen juga mulai habis. Bek andalan mereka, Matthias Ginter akan habis kontrak di akhir Juni nanti. Sementara beberapa pemain seperti Marcus Thuram dan Florian Neuhaus sudah diincar klub lain sejak musim panas kemarin.
Masalah cedera yang menimpa beberapa pemain, seperti Lars Stindl hingga Mamadou Doucouré juga menghambat performa tim. Namun, lebih daripada itu, masalah terbesar Borussia Mönchengladbach musim ini adalah penampilan mereka yang inkonsisten.
Sebagai pelatih, Adi Hütter belum bisa mengatasi inkonsistensi yang sebelumnya juga ditampilkan Gladbach di bawah Marco Rose. Bahkan, jika dibanding pendahulunya, hasil yang dicapai Hütter lebih parah. Terbaru, Die Fohlen hanya sanggup meraup 1 poin kala menjamu Wolfsburg di pekan ke-24 Bundesliga.
Adi Hütter memang dikabarkan masih mendapat dukungan dari para pemainnya. Namun, posisi pelatih asal Austria itu jelas terancam. Manajemen klub bahkan dikabarkan sudah menyiapkan pengganti Hütter jika dirinya tak kunjung memperbaiki performa tim. Niko Kovac dan Xabi Alonso adalah 2 nama yang sempat mencuat sebagai calon pelatih baru Die Fohlen.
Terlepas dari segala perubahan yang tengah direncakan, hal tersebut tak dapat menutupi fakta bahwa tengah terjadi prahara di tubuh Borussia Mönchengladbach. Kini, hal yang paling ditunggu para fans adalah perubahan nyata di lapangan yang mampu menghindarkan tim dari ancaman degradasi.
***
Sumber Referensi: Totalportal, APNews, Bundesliga, Bundesliga, Goal, Bulinews.

 
                                    
