Lini masa ramai menyebut Darwin Nunez akan menjadi pembelian Klopp yang gagal. Itu hanya karena ia gagal mengeksekusi tendangan bola muntah ke gawang Manchester United.
Alih-alih mengarah ke gawang Manchester United, sepakan Nunez justru melambung tinggi. Namun terlalu dini untuk menyebut Darwin Nunez adalah pembelian Klopp yang flop. Apalagi itu cuma laga pra musim.
Terlepas dari itu, Jurgen Klopp memang terkenal sebagai sosok pelatih yang selalu jitu dan berhasil dalam pembelian pemain. Jadi, ketika ada kabar burung yang menyebut Nunez bakal flop, itu sulit untuk dibuktikan. Hanya saja, sebetulnya Klopp dalam pembelian pemain juga tak selamanya berhasil.
Sekalipun banyak contoh rekrutan sukses seperti Luis Diaz, Sadio Mane, Van Dijk, sampai Mohamed Salah, tapi kita juga tak bisa menutup mata bahwa beberapa pemain pernah didatangkan Klopp dan justru gagal. Nah, berikut ini pemain yang justru gagal di tangan Klopp, baik itu di Dortmund maupun Liverpool. Siapa saja mereka?
Daftar Isi
Adrian Ramos
Namanya memang terlihat asing, apalagi bagi penggemar Jurgen Klopp cabang Merseyside. Tapi buat yang mengikuti karier Klopp selama melatih, nama Adrian Ramos barangkali tidak terlalu asing. Ia adalah salah satu dari sedikit permata Hertha Berlin yang terlihat oleh Klopp.
Klopp melihat kualitas Adrian Ramos saat ia menukangi Borussia Dortmund. Manajer asal Jerman itu melihat sosok Adrian Ramos sebagai penembak jitu. Ramos sudah mengemas setidaknya 16 gol saat berseragam klub ibukota Jerman di Bundesliga pada musim 2013-14.
Kualitasnya itu memancing Klopp untuk membawanya ke Signal Iduna Park pada musim 2014-15. Klopp awalnya menginginkan Ramos sebagai pengganti Robert Lewandowski yang membelot ke Bayern Munchen.
Adrián Ramos se entrenó hoy con el Borussia Dortmund de Klopp por 1ra vez. pic.twitter.com/7i5M5T73Wy
— Dosis Futbolera (@Dosis_Futbolera) July 26, 2014
Namun sayang, pemain yang dihargai 8,73 juta poundsterling (sekitar Rp155 miliar) itu gagal bersinar di bawah Jurgen Klopp. Adrian Ramos hanya mencetak dua gol di musim pertamanya bersama Dortmund. Jelas catatan itu menunjukkan penurunan besar-besaran sang pemain, dan membuatnya layak disebut pembelian gagal Jurgen Klopp.
Kendati pernah menjalani masa produktif di Dortmund pada musim 2015-16, tapi penampilan Adrian Ramos masih saja menyebalkan. Dari 27 pertandingan, ia hanya bisa mencetak 9 gol. Sungguh penampilan yang tak layak seorang rekrutan Jurgen Klopp.
Ciro Immobile
Agak mengherankan memang nama Ciro Immobile bisa masuk dalam salah satu rekrutan terburuk Jurgen Klopp. Kita bisa melihat betapa striker Italia tampil lumayan ketika berseragam Lazio sejak 2016. Namun, justru di titik itulah Immobile jadi pembelian terburuk Klopp.
Jurgen Klopp pada tahun 2014 membeli Ciro Immobile dari Torino dengan ongkos 16,2 juta poundsterling (sekitar Rp288 miliar). Maksud pembelian Immobile adalah untuk mempertajam lini serang Borussia Dortmund. Apalagi Klopp melihat penampilan Immobile bersama Torino sangat trengginas.
Dortmund sought after Immobile as the next replacement for Lewandowski. Bold and overconfident, Ciro failed to live up to expectations only finding the back of the net 10 times in a full and difficult season under Klopp’s BVB. pic.twitter.com/xOu0D9hbvz
— Marcus 🇾🇪 (@utdsupreme) October 8, 2018
Immobile mencatatkan sekurang-kurangnya 22 gol dalam 33 pertandingan Torino di Serie A selama musim 2013-14. Namun, Immobile justru meredup di tangan Klopp. Setelah dibawa ke Signal Iduna Park, Ciro Immobile hanya mencetak tiga gol untuk raksasa Jerman di 24 penampilannya di Bundesliga.
Ia pun akhirnya dilepas ke Sevilla dengan meninggalkan catatan 10 gol dalam 34 pertandingan untuk Dortmund. Penjualan ke Sevilla menunjukkan kalau Immobile telah gagal di tangan Klopp. Apalagi ketika ia berseragam Lazio performanya justru makin gemilang.
Marko Grujic
Setelah dua nama pembelian Klopp yang gagal di Dortmund, nama berikutnya adalah pembelian gagal Klopp ketika sudah melatih Liverpool. Saat menukangi klub Merseyside, Klopp pernah merekrut Marko Grujic, salah satu talenta berbakat Serbia.
Pada saat Liverpool merekrutnya tahun 2016, Grujic adalah salah satu komoditi terpanas. Ia disebut-sebut sebagai gelandang muda terbaik. Grujic telah mewakili timnas Serbia dari segala level. Dia juga menjalani debutnya bersama klub Red Star Belgrade ketika berusia 17 tahun.
The first signing of the Jurgen Klopp era- Marko Grujic. #LFC pic.twitter.com/1mNVcPVg4K
— LiverpoolFF (@LiverpoolFF) January 6, 2016
Pada musim 2015-16 ia menjadi gelandang kunci yang mengantarkan klubnya memenangkan gelar liga Serbia. Tak ayal banyak klub meminati Grujic, seperti Inter Milan, Juventus, dan Chelsea. Namun, Jurgen Klopp berhasil membujuknya untuk merapat ke Anfield.
Grujic didatangkan ke Liverpool dengan harga 7 juta euro (sekitar Rp105 miliar) pada tahun 2016. Meski begitu, ketika datang ia langsung dipinjamkan lagi ke Red Star. Sayangnya Grujic justru tidak terpakai oleh Klopp. Grujic harus menerima kenyataan hanya menjalani empat kali masa peminjaman.
Sementara di Liverpool sendiri, Marko Grujic sedikit sekali mendapatkan menit bermain. Grujic hanya bermain di 16 laga bersama Liverpool. Ia cuma mencatatkan 1 gol dan 1 asis.
Loris Karius
Jurgen Klopp menghubungi mantan klubnya di Jerman, Mainz untuk merekrut kiper mereka, Loris Karius. Kiper fenomenal itu pun didatangkan Klopp dari Mainz ke Liverpool dengan banderol ekonomis, yaitu 6,2 juta euro (sekitar Rp93 miliar).
Kedatangan Karius bisa menjadi opsi lain di sektor kiper The Reds. Penampilan Karius sebetulnya tidak terlalu buruk ketika berseragam The Reds. Meski jumlah kebobolannya nyaris menyamai jumlah laga yang ia lakoni. Karius kebobolan 47 gol dari 49 pertandingannya bersama The Reds.
Namun perlu dicatat pula, Karius juga mencatatkan clean sheets dari 49 pertandingannya itu. Ia sudah mengemas 22 clean sheets untuk The Reds. Akan tetapi sayang, kisah memalukannya di Kyiv saat Liverpool menghadapi Real Madrid tak bisa dilupakan. Dan dari situlah karier Karius menurun.
Loris Karius gets some very unwanted news after #UCLFinal flop https://t.co/n33Og1iZUs pic.twitter.com/7TWweuw8gL
— The Sun Football ⚽ (@TheSunFootball) May 28, 2018
Dominic Solanke
Dominic Solanke merupakan pemain muda yang memiliki prospek di Chelsea. Namun, sebelum ia naik ke skuad utama, Jurgen Klopp menciduknya dan membawanya ke Anfield. Pada tahun 2017 Solanke direkrut Liverpool.
Dilansir Mirror, The Reds merekrut Solanke dengan biaya 4 juta poundsterling. Namun sayang sekali, pemain yang pernah meraih Golden Ball di Piala Dunia U-20 tahun 2017 bersama timnas Inggris itu malah tak bisa apa-apa di bawah asuhan Klopp.
Solanke justru mengalami kemerosotan penampilan. Puncaknya dalam 27 pertandingan bersama Liverpool di segala kompetisi, Solanke hanya mencetak 1 gol dan 1 asis saja. Penampilan buruknya itu membuat Liverpool akhirnya menjual Solanke. Beruntung The Reds bisa menjual Solanke di harga 21,2 juta euro (sekitar Rp319,7 miliar) pada Bournemouth.
Jurgen Klopp on Dominic Solanke: “He is an offensive player, really skilled. He has to improve but a lot of things are already really good.” pic.twitter.com/iYUI0P5PpV
— Squawka News (@SquawkaNews) July 14, 2017
Alexander Oxlade-Chamberlain
Alex Oxlade-Chamberlain barangkali menjadi salah satu pemain yang gagal ketika dibeli Klopp dan harganya mahal. Untuk menebus Chamberlain, Klopp harus membayar 38 juta euro (sekitar Rp573 miliar) pada Arsenal. Mengapa Chamberlain bisa mahal harganya?
Sebab pada waktu itu, Chamberlain menjadi salah satu gelandang yang unik. Ia adalah pemain versatile yang bisa bermain di segala posisi di lini tengah. Bukan cuma itu, Chamberlain juga memiliki kemampuan menggiring bola dengan kecepatannya untuk bermain di lini sayap. Teknik permainannya di lini tengah juga apik.
Namun, fleksibilitas Chamberlain itu justru bagai pedang bermata dua. Klopp yang kerap menaruh Chamberlain di banyak posisi, di sisi lain membuat kemampuan sang pemain tidak keluar.
Di usianya yang mendekati 30 tahun, Chamberlain belum menemukan gaya main yang pas. Bersama Liverpool, Chamberlain sudah bermain di 133 pertandingan, namun ia baru mengemas 17 gol dan 15 asis saja.
Jurgen Klopp would rather keep Alex Oxlade-Chamberlain at the club this summer and lose him on a free next year, rather than weaken the midfield options. [@MirrorFootball] pic.twitter.com/NVLC8HO58r
— Anfield Edition (@AnfieldEdition) June 18, 2022
Naby Keita
Naby Keita memang belum mencapai tahap untuk benar-benar layak disebut “pembelian terburuk” Jurgen Klopp. Namun mengingat reputasinya ketika datang dari RB Leipzig, justru menghadirkan kekecewaan bagi publik Anfield.
Keita gagal memenuhi potensinya. Gelandang box-to-box yang sejatinya dinamis ini telah mendapat serangkaian cedera kecil yang bikin penampilannya terhambat. Total sudah 15 kali ia cedera sejak berada di Liverpool. Pemain yang dibeli Liverpool seharga 60 juta euro (sekitar Rp904 miliar) itu pun masih sulit menunjukkan kelasnya.
The Liverpool supporters who were saying Naby Keita was the biggest flop in our history a few weeks ago are now his biggest fans 🤷♂️ pic.twitter.com/iDmRdaqJPC
— Drew (@LFC_Drew) April 9, 2019
Sejak didatangkan tahun 2018, Keita hanya bermain sebanyak 76 kali di Premier League. Pria berkebangsaan Guinea itu baru mencatatkan 7 gol dan 5 asis. Dengan mempertimbangkan beberapa pembelian impresif Klopp, maka Keita layak masuk menjadi satu yang gagal.
https://youtu.be/wQm9bzswQLM
Sumber: Mirror, AllFootballApp, Sportskeeda, 90Min