Dari banyaknya pemain keturunan Indonesia-Belanda yang direkrut Timnas Indonesia, hanya segelintir yang berposisi sebagai pemain depan. Bahkan, sampai narasi ini ditulis, PSSI sama sekali belum mendapatkan striker bertipikal nomor “9”. Itu menandakan betapa sulitnya mencari penyerang Grade A keturunan Indonesia di luar sana.
Namun, di tengah kebuntuan itu muncul satu nama yang cukup menarik perhatian publik Indonesia. Baru-baru ini, nama penyerang Bologna, Sydney van Hooijdonk diisukan bisa bergabung dengan Indonesia. Namun, kabar ini masih simpang siur. Terutama soal garis keturunannya.
Maka dari itu, Starting Eleven Story akan sedikit mengulas soal silsilah keluarga Sydney dan bagaimana sepak terjangnya di dunia sepakbola. Tapi, sebelum kita masuk ke pembahasan, kalian harus sudah subscribe dan nyalakan notifikasi loncengnya agar tak ketinggalan konten dari Starting Eleven Story.
Daftar Isi
Mengapa Sulit?
Sebelum membahas tetek-bengek soal Sydney Van Hooijdonk, kita sedikit membahas kenapa Indonesia begitu kesulitan untuk mendapatkan seorang striker yang berkualitas. Ada beberapa faktor yang bisa mendasari permasalahan ini. Jika dari dalam negeri, kita bermasalah dengan sedikitnya opsi yang ada. Klub-klub Indonesia kurang percaya sama striker lokal.
Dasar masalah ini yang membuat PSSI akhirnya blusukan di Belanda untuk mencari penyerang keturunan. Tapi, hasilnya sama saja. Mereka begitu kesulitan menemukan striker yang layak untuk dinaturalisasi. Setelah ditelaah lebih lanjut, itu karena Belanda memang tak memilikinya.
Lihat saja skuad Timnas Belanda di Euro 2024 kemarin. Tidak ada nama striker papan atas di sana. Memphis Depay dan Wout Weghorst tidak bisa berbicara banyak. Status pencetak gol terbanyak Belanda justru dipegang oleh Cody Gakpo. Kini, posisinya Indonesia masih “rebutan” striker dengan Belanda. Karena mereka juga membutuhkannya.
Benar Keturunan Indonesia?
Melihat peluangnya cukup kecil jika bersaing dengan Timnas Pusat, PSSI mengutus orang-orang kepercayaannya untuk sedikit menurunkan standarnya dan blusukan lebih lebih jauh lagi. Ide ini pun memunculkan satu nama yang berkarier di Serie A. Dia adalah Sydney Van Hooijdonk yang kini berstatus pemain Bologna.
Namanya langsung menjadi sorotan usai komentar dari Hamdan Hamedan viral di media sosial. Dilansir Suara, Hamdan berbicara tentang kemajuan PSSI dalam mencari penyerang keturunan di Eropa di acara Diskusi Turun Minum PSSI. Dirinya menyebut ada pemain Grade A yang sangat berminat untuk membela Timnas Indonesia. Bahkan, dia mengantongi bukti berupa pesan singkat di handphone-nya.
Sebetulnya, dari pernyataan Hamdan, kita tidak bisa tahu siapa pemainnya. Karena dalam acara diskusi tersebut, Hamdan tidak menunjukan foto atau ciri-ciri apa pun untuk menggambarkan pemain yang dimaksud. Dari situ muncul opini-opini dan spekulasi liar di media sosial. Beberapa nama pun mulai dikaitkan. Salah satunya adalah Sydney Van Hooijdonk.
Tapi, apakah darah Indonesia benar-benar mengalir pada dirinya? Soal ini masih jadi perdebatan hingga sekarang. Mengapa begitu? Karena berita yang beredar simpang siur. Ada yang mengatakan bahwa Sydney mendapat darah Indonesia dari ayahnya. Tapi, ada juga yang menuliskan bahwa penyerang Bologna itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan Indonesia.
Beberapa media di Indonesia menyebut ayah Sydney Van Hooijdonk, yakni Pierre van Hooijdonk selain memiliki darah Maroko, juga keturunan Indonesia, tepatnya Maluku. Pierre yang juga mantan pesepakbola itu mendapat darah Indonesia dari kakeknya. Itu tandanya garis keturunan Sydney cukup jauh. Karena dari buyut.
Tapi, di sisi lain banyak yang menyangkal soal berita itu. Salah satunya akun X bernama FT Scouting. Media yang biasa mengungkap pemain-pemain keturunan itu menyebut bahwa Pierre hanya memiliki darah Maroko dan Belanda. Maka dari itu, status keturunan Sydney masih diragukan. Setidaknya kita harus menunggu PSSI memberikan klarifikasi, karena Sydney tidak berbicara apapun soal berita keturunan ini.
Riwayat Karir
Terlepas dari itu Sydney Van Hooijdonk merupakan penyerang potensial di Eropa. Di usianya yang baru 24 tahun, pengalamannya sudah banyak. Mengawali karir bersama NAC Breda, Sydney berkembang cukup pesat. Di tahun 2018, dirinya bahkan sudah melakukan debut di skuad utama. Padahal usianya baru 18 tahun.
Selama tiga musim membela Breda, Sydney mengantongi 70 penampilan dan berhasil mencetak 23 gol di semua kompetisi. Meski bukan statistik yang spektakuler, bakat Sydney sudah menarik perhatian oleh klub-klub Eropa. Kala itu, yang datang untuk meminangnya adalah klub Serie A, Bologna.
Sydney pun akhirnya mengambil kesempatan itu. Bergabung dengan Bologna pada tahun 2021, Sydney diikat dengan kontrak berdurasi empat tahun. Itu membuatnya bertahan di klub Italia itu hingga 2025. Namun, apakah kiprahnya di Serie A mentereng? Tidak juga. Karena Sydney beberapa kali menemui masa sulit.
Striker berusia 24 tahun itu tidak langsung menempati posisi penyerang utama di skuad Bologna. Karena setelah Sydney melakoni empat pertandingan di Serie A, Rossoblu justru mengirimnya ke Belanda pada Januari 2022. Kala itu, Heerenveen dipilih Bologna untuk menjadi penampungan sementara bagi Sydney.
Mungkin terlihat nelangsa ya, karena dibuang begitu saja. Tapi, kenyataannya tidak seperti itu. Heerenveen jadi tempat belajar yang tepat bagi anak dari Pierre Van Hooijdonk itu. Di paruh kedua musim 2021/22, Sydney mencatatkan enam gol dari 13 pertandingan. Itu adalah awal yang bagus.
Pembuktian sesungguhnya di musim 2022/23. Sydney berkontribusi dalam 20 gol yang dicetak oleh Heerenveen. Rinciannya, Sydney mencetak 19 gol dan satu assist musim tersebut. Penampilan impresif ini pun jadi dasar Bologna untuk memulangkan Sydney di musim panas 2023.
Tapi, ketika kembali ke Bologna, Sydney malah kesulitan lagi. Dari sembilan penampilan di Serie A musim 2023/24, Sydney tak pernah sekalipun menyarangkan bola ke gawang lawan. Performa ini membuat manajemen Bologna kembali ragu dengan kapasitasnya. Alhasil, Sydney kembali dipinjamkan ke Norwich City.
Pernah dilatih Nama-nama Besar
Dari performa, sebetulnya Sydney tidak begitu mempesona. Tapi PSSI memandang Sydney Van Hooijdonk bukan sebagai pemain gagal atau pemain yang terbuang dari Timnas Belanda. Melainkan karena reputasi dan pengalamannya di sepakbola Eropa. Meski dibuang sana-sini, Sydney tercatat pernah dilatih oleh nama-nama besar.
Saat dipulangkan dari Heerenveen tahun 2023 misalnya. Sydney merasakan dilatih oleh legenda Timnas Italia, Thiago Motta, salah satu pelatih muda yang menarik perhatian banyak orang dan kini melatih Juventus. Tidak hanya itu, saat pertama kali mendarat di Bologna, Sydney juga pernah mendapat ilmu berharga dari pelatih kawakan, Sinisa Mihajlovic.
Almarhum tercatat punya segudang pengalaman di sepakbola Italia. Sebagai pelatih, dirinya pernah melatih AC Milan, Torino, dan Sampdoria. Sedangkan saat masih bermain, Sinisa adalah legenda bagi Lazio.
Peluang Dinaturalisasi
Dilatih pelatih-pelatih hebat membuat Sydney memiliki gaya bermain yang fleksibel namun tetap efektif. Meski berposisi sebagai striker, dirinya juga bisa bermain sebagai sayap. Selama karirnya, ia tercatat pernah diturunkan sebagai winger sebanyak 27 kali. Secara permainan, Sydney terlahir sebagai target man yang mahir.
Sydney bukan penyerang yang egois. Dirinya dikenal sebagai penyerang yang gemar membangun kombinasi dengan pemain sayap atau gelandang serang. Banyak menguasai bola bukan gaya bermainnya. Tapi sekalinya memegang bola, bek-bek lawan harus waspada. Peluang sekecil apa pun yang didapat Sydney bisa membahayakan pertahanan lawan.
Soal reputasi dan gaya bermain sudah oke, terus gimana soal proses naturalisasinya? Jika bicara soal peluang, maka peluangnya cukup kecil. Meskipun tidak menutup kemungkinan untuk itu. Selain karena keturunannya yang belum jelas, Sydney masih mengharapkan panggilan dari Timnas Belanda. Ia ingin mengikuti karir ayahnya, yakni bermain untuk Belanda.
Sumber: Suara, TV One, Celtic Exchange, Canaries