Pemain Melempem yang Disulap Hansi Flick di Barcelona

spot_img

Bak mawar yang sedang merekah, performa pemain Barcelona kini jadi lebih harum setelah kedatangan Hansi Flick. Di bawah tangan dingin Flick, performa beberapa pemain Barcelona ini ternyata berkembang lebih pesat. Beberapa pemain tersebut juga sudah blak-blakan mengakui tangan dingin Flick. Mau tau siapa saja pemain tersebut? Mari kita bahas satu per satu.

Eits, tapi sebelumnya kalian baiknya subscribe dan nyalakan lonceng notifikasinya dulu agar tak ketinggalan sajian menarik dari Starting Eleven.

Inigo Martinez

Inigo Martinez, bek yang dibeli dari Athletic Bilbao di era Xavi ini ketiban untung di saat bek tengah Barcelona mengalami krisis di era Hansi Flick. Bek tengah yang sering dipakai Xavi musim lalu seperti Araujo maupun Christensen, mengalami cedera dan absen cukup lama. Akibatnya, bek 33 tahun itu sejak jornada pertama La Liga, sudah dipercaya sebagai starter oleh Flick, alih-alih memainkan bek tengah lainnya seperti Eric Garcia. 

Kepercayaan yang diberikan oleh Flick tersebut tak disia-siakan Inigo. Perannya sebagai sosok senior yang punya pengalaman dan ketenangan, mampu melengkapi sosok Cubarsi yang terbilang masih muda.

Dilansir dari tribuna, Inigo mengakui sendiri bahwa di bawah kendali Flick, dirinya menemukan momen kebangkitan dalam kariernya. Bukti perkembangan pesat Inigo di bawah gemblengan Flick adalah, ketika ia diperankan lebih terlibat membantu penyerangan. Sebagai catatan, dari 13 laga ia sudah mencatatkan 1 gol dan 2 assist. Berbeda dengan musim lalu, yang nihil gol dan assist.

Pau Cubarsi

Partner duet Inigo Martinez, Pau Cubarsi juga semakin matang di bawah kendali Flick. Cubarsi sempat mengatakan di awal musim, bahwa ia lebih terkesan dengan cara pelatih barunya yang bisa mengubah dirinya jadi lebih dewasa. 

Menurut Cubarsi, Flick adalah pelatih yang sangat dekat. Flick selalu berusaha membantunya baik di dalam maupun luar lapangan. Pelatih Jerman tersebut juga mau dimintai tolong jika ia butuh sesuatu. Hal itulah yang membuatnya lebih nyaman musim ini.

Dari segi peran di lapangan, hampir sama seperti Inigo Martinez. Cubarsi juga diberi keleluasaan untuk terlibat membangun serangan. Hal itu dibuktikan dari catatan fbref yang menunjukan bahwa Cubarsi menonjol dalam segi umpan sukses (91%), hingga peluang assist-nya (83%), daripada aspek tekel atau intersep.

Inaki Pena

Mirip kasusnya dengan Inigo Martinez. Kiper Barcelona, Inaki Pena juga ketiban durian runtuh setelah Ter Stegen mengalami cedera parah dan harus absen lama. Apa boleh buat, hanya ia yang tersedia untuk menggantikannya. 

Namun di awal musim ketika Barcelona gampang kebobolan, kemampuan Pena sempat tak lagi dipercaya oleh pihak manajemen barcelona. Sampai-sampai nih, pihak manajemen Barca rela mengangkut kiper yang sudah pensiun, Wojciech Szczesny. Padahal menurut Flick, ia masih percaya terhadap apa yang dilakukan oleh Pena. Pena dianggap masih cocok menjadi kiper utama Barca.

Benar saja, sejak kedatangan Szczesny, Pena nyatanya tetap dimainkan oleh Flick. Kepercayaan Flick tersebut dibayar lunas oleh Pena. Penampilannya saat bertemu Munchen dan Real Madrid, membuat posisinya sebagai kiper utama Barca makin tak tergoyahkan. 

Secara catatan kebobolannya saja makin bagus lho. Dari 6 laga La Liga, ia sudah catatkan 4 kali clean sheet. Beda jauh dari musim lalu, yang mana dari 10 laga hanya catatkan 2 clean sheet saja.

Marc Casado

Nama Marc Casado, mungkin kurang familiar di telinga musim lalu. Maklum, di bawah Xavi ia tidak dipercaya dan dilempar ke tim Barca Atletic. Namun di musim ini, Casado diminta oleh Hansi Flick untuk berada di tim utama. 

Sudah sejak pra musim, Flick menyukai gaya mainnya sebagai double pivot. Di bawah Flick, Casado berkembang dari segi kemampuannya membaca permainan, serta segi fisiknya yang tak kenal lelah. Ia bisa disebut sebagai gelandang penyaring serangan dari Barca saat ini.

Selain itu, pengaruh Flick pada Casado juga terlihat dari caranya memimpin lini tengah. Ia menjadi lebih vokal di lapangan. Casado dilatih secara khusus oleh Flick untuk mengemban tanggung jawab kepemimpinan lini tengah. Mungkin, Casado ini mau dibuat seperti Kimmich di Munchen. 

Selain aspek bertahannya, jangan lupa ia juga punya keahlian dari segi umpan terukurnya. Umpan kuncinya di El Clasico yang berbuah gol bagi Lewandowski adalah salah satu contohnya. 

Pedri

Rekan Casado di posisi double pivot, adalah Pedri. Peran menjadi double pivot sebenarnya jauh berbeda dari yang diemban Pedri di musim-musim sebelumnya. Dengan peran barunya itu, Pedri terlihat lebih berkembang secara gaya main. 

Sistem taktik Flick dengan menggunakan double pivot membuat Pedri makin bebas mengekspresikan pergerakannya. Tak hanya mengandalkan umpan akurat, namun ia juga mulai mahir mengganggu dan menekan lawan untuk menggagalkan serangan lawan.

Selain itu, aspek lain dari perkembangan Pedri di bawah asuhan Flick adalah segi fisiknya. Pedri merasakan sendiri ia lebih bugar di zaman Flick. Ia tak lagi dianggap “barang pecah belah” yang mudah sekali alami cedera. Menurutnya, metode latihan fisik di zaman Flick yang membuatnya bisa seperti ini. 

Alejandro Balde

Balde adalah pemain yang sama nasibnya seperti Pedri yang hanya keluar masuk meja perawatan musim lalu. Dengan cederanya tersebut, bek kiri ini gagal menampilkan penampilan terbaiknya. Namun di musim ini, setelah kedatangan Flick, ia terlihat lebih bugar secara fisik. Sama seperti Pedri, ia terbantu sekali merawat kondisi fisiknya dengan metode latihan Hansi Flick. 

Selain itu dari segi permainan, ia terlihat ingin difungsikan Flick mirip Alphonso Davies di Munchen. Meski sedikit berbeda dengan Davies secara skill, namun dari segi kemampuan duel 1 lawan 1, umpan-umpan cut-back, serta transisi dalam menyerang dan bertahan, Balde terlihat 11-12 dengan Davies ketika digembleng Hansi Flick.

Pablo Torre

Pablo Torre adalah jebolan La Masia yang musim lalu hanya dipinjamkan ke Girona oleh Xavi. Namun, setelah kedatangan Flick, Pablo Torre justru dilarang pergi ke klub lain.

Sejak dipercaya oleh Flick, ia mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Meski hanya tampil dari bangku cadangan, Pablo Torre sudah langsung memberikan pengaruh besar bagi tim. Tercatat, dari 5 laga yang sudah dilakoni dari bangku cadangan, ia sudah mencetak 3 gol dan 1 assist. Ngeri nggak? 

Peran Torre berbeda dengan Pedri dan Casado. Di sistem Flick, ia lebih diposisikan sebagai gelandang yang fokus menyerang. Mirip seperti tugas yang biasa diemban Fermin Lopez atau Olmo, yang sering berada di belakang striker. 

Raphinha

Pemain berikutnya yang tak menyangka akan segacor musim ini adalah Raphinha. Pemain asal Brazil ini adalah seorang sayap cepat yang skilfull sejak di Leeds maupun di Barca arahan Xavi. Ia terkenal sebagai sayap eksplosif yang menyusur sisi flank, baik untuk melakukan penetrasi ataupun umpan.

Namun di bawah Flick, peran Raphinha diubah. Raphinha lebih cair dalam bermain di berbagai posisi penyerangan, tidak hanya di sisi sayap. Ia dibebaskan bertukar posisi dengan Yamal maupun Lewandowski. 

Bahkan terkadang, ia juga sering bermain dari lini tengah. Kebebasan itulah yang membuatnya nyaman dan ternyata lebih produktif. Tak hanya assist, tapi golnya juga. Kematangan Raphinha terlihat. Ia sudah mencetak 6 gol dan 8 assist dari 11 laga La Liga. 

Selain aspek menyerangnya yang lebih komplit musim ini, aspek bertahannya juga meningkat signifikan. Ia mau bergerak mundur untuk membantu tim dalam melakukan transisi. Raphinha juga menjadi lebih disiplin, seperti tahu kapan harus mengambil risiko, dan kapan harus tenang. Flick sungguh-sungguh mengubah Raphinha jadi mesin baru. Padahal dulu, pemain yang bernama lengkap Raphael Dias Belloli ini nyaris diuangkan oleh Barcelona.

Sumber Referensi : tribuna, barcauniversal, transfermarkt, barcauniversal, voi, transfermark, fbref

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru