Alvaro Morata telah menyelamatkan kariernya dengan meninggalkan Chelsea. Meski terlihat menjanjikan di beberapa pekan pertama, ia pada akhirnya tampil melempem.
Yah, ini bukan kali pertama kejadian seorang striker menjadi mandul di Chelsea. Terhitung sejak ditinggalkan Didier Drogba, lini depan The Blues seolah kehilangan mata pisau yang dapat mengiris pertahanan lawan.
Daftar penyerang Chelsea pasca-Drogba berisi sejumlah nama medioker yang kerap jadi bahan guyonan…
Ada Fernando Torres, striker berharga 50 juta poundsterling yang dibajak dari Liverpool. Tiba pada Januari 2011, ia menghabiskan enam bulan pertamanya dengan hanya mencetak satu gol ke gawang West Ham. Ditilik dari jumlah trofi, kariernya di Chelsea terlihat gemilang mengingat ia berhasil memenangi Liga Champions, Piala FA, dan Liga Europa. Tapi publik tentu lebih mengingat kegagalannya menjebol gawang kosong Manchester United di Old Trafford …
Ada pula si tua Samuel Eto’o, yang tiba di usia 32 tahun pada musim 2013/14. Koleksi sembilan gol dari 21 penampilan di musim kembalinya Jose Mourinho terlihat menjanjkan, tapi ia jelas bukan solusi jangka panjang. Ia justru lebih diingat karena selebrasi kakek-kakek yang dilakukannnya saat mencetak gol ke gawang Newcastle.
Diego Costa mungkin yang paling mendekati Drogba. Ia punya keganasan yang sama, dalam arti sebenarnya, dengan Didier Drogba. Dalam dua gelar liga yang ia raih, yakni pada musim 2014/15 dan 2016/17, ia menghiasinya dengan mencetak 20 gol di masing-masing musim. Sayangnya, kariernya berakhir beku karena berseteru dengan pelatih Antonio Conte, hingga akhirnya dikembalikan ke Atletico Madrid.
Kemudian datanglah Alvaro Morata, rekrutan termahal klub saat itu. Mencetak delapan gol dalam tujuh pertandingan pertama, ia tampil melempem di sepanjang sisa musim. Tekanan sebagai juru gedor utama di klub yang diperkuatnya, yang tak pernah ia emban di Real Madrid dan Juventus, sedikit banyak mempengaruhinya.
Di klub London itu, ia terlihat tak pernah bahagia. Berstatus sebagai termahal klub, gestur tubuhnya terlihat tak pernah meyakinkan. Ia terlihat seperti model pakaian pria, yang terperangkap dalam profesi penuh keringat sebagai pesepak bola.
Di luar nama-nama tadi, masih ada Radamel Falcao, yang tak mampu menerjemahkan julukan Si Harimau ke lapangan, atau Alexandre Pato, yang cuma numpang lewat, atau Demba Ba, yang cuma diingat berkat golnya setelah Steven Gerrard terpeleset, atau Michy Batshuayi, yang lebih banyak dipinjamkan. Selain mereka, siapa pula yang pernah dengar Loic Remy atau Dominic Solanke?
Saat ini, lini depan The Blues berisi Gonzalo Higuain dan Olivier Giroud. Giroud sejak awal hanya didatangkan untuk jadi pelapis. Jadi pertanyaan sebaiknya diarahkan ke Higuain, apakah dia akan jadi striker Chelsea lainnya yang membusuk?