Stade de France jadi saksi betapa tangguhnya Timnas Prancis membantai Brazil yang berstatus sebagai juara bertahan di partai final Piala Dunia 1998. Keberhasilan itu terbilang cukup mengejutkan, karena skuad Prancis dinilai hanya sebagai tim penggembira saja.
Namun, para punggawa Les Bleus membungkam semua anggapan miring. Zinedine Zidane dkk tak membiarkan siapa pun berjaya di tanah air mereka. Dan untuk mengenang prestasi luar biasa tersebut, berikut adalah para pahlawan Prancis 1998 dan bagaimana nasib mereka sekarang.
Daftar Isi
Fabian Barthez
Penjaga gawang nyentrik ini telah menjadi andalan Timnas Prancis sejak era 90-an. Fabian Barthez menjadi bagian pelindung tangguh timnas Prancis dengan hanya kebobolan dua gol sepanjang gelaran Piala Dunia 1998.
Laurent Blanc and Fabien Barthez pose with the 1998 World Cup trophy. pic.twitter.com/f3wiWc6Nak
— 90s Football (@90sfootball) May 14, 2021
Performa Barthez dalam turnamen tersebut begitu mengesankan. Eks kiper Manchester United itu, mampu tampil gemilang dalam fase grup saat melawan Afrika Selatan dan Arab Saudi. Di dua laga itu Barthez mencatat clean sheet.
Di babak 16 besar, giliran Paraguay yang merasakan kehebatan seorang Barthez. Mereka tak mampu menjebol gawang yang ia kawal. Bahkan, sekelas tim Italia juga buntu saat bertemu Prancis di babak 8 besar. Selain mengantarkan Les Blues menjuarai Piala Dunia 1998, Barthez juga mendapat gelar individu sebagai penjaga gawang terbaik di ajang tersebut.
Lantas bagaimana nasibnya sekarang? Setelah pensiun pada tahun 2007, Barthez lebih fokus menekuni hobi ekstrimnya yakni balap mobil. Ia bahkan beberapa kali berpartisipasi di balapan 24 jam Le Mans.
Lilian Thuram
Satu lagi pemain yang patut mendapat apresiasi tertinggi adalah Lilian Thuram. Prancis harus berterimakasih pada Thuram di Piala Dunia 1998. Kontribusi besar mantan punggawa Juventus ini mampu membuat Timnas Prancis asuhan Aime Jacquet mengangkat trofi Piala Dunia di depan publik sendiri.
Babak Semifinal menjadi puncak penampilan gemilang Thuram. Bukan karena kemampuan bertahannya, melainkan berkat brace-nya ke gawang Kroasia. Gol tersebut secara dramatis membawa Prancis comeback atas Kroasia dan membawa tim melaju ke partai final.
Setelah menjuarai Piala Dunia bersama Prancis, karirnya kian melejit. Thuram bergabung dengan Juventus pada tahun 2001 dan meraih dua scudetto bersama Si Nyonya Tua. Sebelum akhirnya pensiun bersama Barcelona pada tahun 2008.
Setelah pensiun, Thuram aktif sebagai aktivis sosial dan memperjuangkan kesetaraan melalui yayasannya, Lilian Thuram Foundation. Selain itu, Thuram juga membesarkan dua anak laki-lakinya yang kini juga menjadi pesepakbola profesional, Marcus Thuram dan Khéphren Thuram-Ulien. Khusus Marcus, ia bahkan tergabung dalam skuad Prancis di Piala Dunia 2022.
Laurent Blanc
Meski tak bermain di partai final karena skorsing kartu merah, kontribusi Laurent Blanc di Piala Dunia 1998 tak bisa dikesampingkan. Mantan bek Inter Milan itu layak menjadi pembicaraan karena ikut berperan vital mengantar Les Bleus menjadi kampiun Piala Dunia 1998.
Pada #WorldCup 1998, Laurent Blanc sll mencium kepala sang kiper Barthez setiap Prancis hendak memulai laga pic.twitter.com/45TU1jBqE7
— Barca Bandidos.inc (@BarcaBandidos) June 12, 2014
Laurent Blanc jadi pemimpin lini belakang Timnas Prancis. Dia juga menjadi sosok yang klop dengan penjaga gawang Prancis, Fabien Barthez. Bahkan, keduanya memiliki ritual khusus sebelum laga. Ia selalu mencium kepala plontos Barthez sebelum peluit kick off dibunyikan.
Ritual itu terus dilakukan hingga mereka bermain bersama di Manchester United pada awal 2000-an. Setelah Blanc pensiun bersama United, ia tetap bergelut di dunia sepakbola, namun sebagai pelatih. Klub pertamanya adalah Bordeaux pada tahun 2007. Ia juga sempat melatih Timnas Prancis dari 2010 hingga 2012. Dan di tahun 2022, ia dikontrak dua tahun oleh klub Prancis, Lyon.
Frank Leboeuf
Selain Thuram, ada Frank Leboeuf. Pemain yang juga berkepala plontos ini menjadi salah satu bek paling berpengaruh dalam perjalanan Les Blues meraih kesuksesan di Piala Dunia 1998.
Mantan punggawa Chelsea tersebut menggantikan Blanc di partai final. Ditugaskan untuk menjaga Ronaldo Nazario, Leboeuf bersinar, Ronaldo tak berkutik. El Fenomeno auto dikantongi oleh seorang bek pengganti.
Setelah menjuarai Piala Dunia 1998 bersama Prancis, perjalanan karir Leboeuf tak begitu spesial. Ia kembali ke liga Prancis dan bermain untuk Marseille. Ia bahkan sempat bermain di Qatar bersama Al-Sadd dan pensiun di Amerika Serikat bersama Hollywood United.
Labeouf jadi salah satu generasi emas Prancis dengan perjalanan karir yang unik, mengingat ia memilih untuk terjun ke dunia akting begitu ia pensiun. Menurut BBC, Leboeuf, jadi orang pertama yang memenangkan Piala Dunia dan berperan dalam film biografi Stephen Hawking, The Theory of Everything yang dinominasikan untuk Best Picture di penghargaan Oscar.
Patrick Vieira
1998 jadi kali pertama Patrick Vieira manggung di ajang internasional sebesar Piala Dunia. Usianya kala itu baru 22 tahun. Jadi wajar apabila ia bukan pilihan utama Aime Jacquet. Meski demikian, peran cameonya di final tetap vital bagi Prancis.
Vieira berperan dalam satu gol di kemenangan 3-0 Prancis atas Brazil. Meski hanya bermain 15 menit, mantan pemain Manchester City itu berhasil mengirimkan umpan kepada Emmanuel Petit yang mencetak gol ketiga di menit ke-90.
Setelah menjadi juara dunia bersama Prancis, karirnya semakin oke. Bersama Arsenal, ia dianggap sebagai legenda. Menjuarai beberapa trofi bergengsi dan pensiun pada tahun 2011 bersama Manchester City. Setelah pensiun, Vieira tetap berkecimpung di dunia sepakbola. Namun kali ini sebagai seorang pelatih.
Ia memulai karir kepelatihannya sebagai pelatih tim muda Manchester City pada tahun 2013 hingga 2015. Ia juga sempat melatih OGC Nice dan sejak 2021, ia tercatat sebagai pelatih Crystal Palace hingga sekarang.
Didier Deschamp
Selanjutnya ada Didier Deschamp. Bermain sebagai gelandang bertahan, posisi Deschamp hampir tak tergantikan. Ia juga dipercaya oleh sang pelatih untuk mengemban ban kapten di skuad Timnas Prancis di Piala Dunia 2018.
Youri Djorkaeff 6, Didier Deschamps 7(France) and Zvonimir Boban 10(Croatia)
World Cup France98, Semi-finals
France vs Croatia2-1
Stade de France, 8 July 1998
photo by Masahide Tomikoshi/TOMIKOSHI PHOTOGRAPHY pic.twitter.com/sX8bBJUFCZ— tphoto (@tphoto2005) December 9, 2022
Deschamp bermain di Piala Dunia dengan sangat baik, setelah mencapai puncak performa bersama Juventus. Di Italia, ia meraih beberapa trofi bergengsi termasuk tiga trofi Serie A dan satu trofi Liga Champions musim 1995/96. Kesuksesan itu ia tularkan di Piala Dunia 1998. Ia menjadi kapten Prancis yang mengangkat trofi emas itu di akhir kompetisi.
Setelah pensiun, Didier Deschamp menekuni dunia kepelatihan. Barangkali yang tersukses adalah saat ia melatih Timnas Prancis. Deschamps menjadi sosok pertama yang berhasil mengangkat Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih setelah Franz Beckenbauer. Ia menjuarai Piala Dunia sebagai pelatih tahun 2018 kemarin. Dan kini ia kembali memimpin Prancis di Piala Dunia 2022.
Zinedine Zidane
Dua tandukan Zinedine Zidane ke gawang Claudio Taffarel mewarnai kemenangan Prancis 3-0 atas Brazil di partai puncak Piala Dunia 1998. Zidane berhasil mengantarkan skuad Ayam Jantan berjaya di depan publik sendiri.
Performa menawan Zidane di Piala Dunia 1998 sampai dibandingkan dengan legenda Prancis, Michel Platini. Maklum saja, keduanya sama-sama memainkan peran sebagai pemain nomor “10” di Timnas Prancis.
On this day in 1998, Zidane put on a masterclass as France won the World Cup 🏆 pic.twitter.com/JnCSstLzuY
— ESPN FC (@ESPNFC) July 12, 2020
Zidane barangkali memiliki karir paling mentereng daripada yang lain. Bergabung dengan proyek Los Galacticos Real Madrid, dan memenangkan belasan trofi bergengsi termasuk penghargaan Ballon d’Or pada tahun 1998.
Setelah pensiun pada tahun 2006, ia menjajal dunia kepelatihan. Memulai karir dari tim muda Madrid, ia meraih sukses ketika dipromosikan menjadi pelatih kepala pada tahun 2016. Ia meraih hattrick Liga Champions dan penghargaan pelatih terbaik dunia sebanyak dua kali. Namun kini ia mengambil cuti. Kabarnya, ia hanya ingin melatih timnas Prancis suatu saat nanti.
https://youtu.be/pVwPgYuYn_I
Sumber: Goal, Voi, FIFA, Planetfootball, Thesefootballtimes