Juventus mengawali musim 2021/2022 di bawah Allegri dengan tidak memuaskan. Kedalaman skuad Allegri tidak mampu menolongnya dari inkonsistensi.
Kita tahu Allegri sering menyukai pola permainan menyerang yang ditopang dari poros andalannya yakni lini tengah.
Dari struktur atau pola taktik Allegri, tampaknya lini tengah menjadi sesuatu yang perlu dirombak di Juventus musim 2021/2022.
Salah satunya adalah mendatangkan gelandang Denis Zakaria di bursa transfer musim dingin 2021/2022. Dengan datangnya Zakaria, Lantas bagaimana Allegri mengatur struktur lini tengahnya?
Max Allegri tried to bring Juventus, Dusan Vlahovic and Denis Zakaria back down to earth after a dream debut. ‘There are things he needs to improve.’ https://t.co/oHwQcpdbxS #Juventus #JuveVerona #SerieA #SerieATIM #Calcio #Vlahovic #JuventusVerona
— footballitalia (@footballitalia) February 6, 2022
Kedatangan Denis Zakaria
Keseriusan Allegri dalam memperkokoh lini tengah benar-benar diwujudkan manajemen. Setelah pembelian cemerlang pemain tengah pertama, Manuel Locatelli dari Sassuolo.
Kini, Allegri kembali mendatangkan pemain tengah eksplosif, Denis Zakaria dari klub Liga Jerman, Borussia Monchengladbach dengan nilai transfer sekitar 4,5 juta euro atau sekitar Rp 74 miliar. Nilai yang cukup ramah di kantong.
Pemain Internasional Swiss berusia 25 tahun itu adalah gelandang yang sangat diinginkan Allegri. Sebab fisiknya sangat mengesankan dengan tinggi mencapai 191 cm. Denis Zakaria juga termasuk tipe gelandang modern yang mampu bertahan dan menyerang dengan sama baiknya.
Zakaria adalah tipe pemain box to box midfielder yang dibutuhkan Juventus untuk membuat lini tengah mereka lebih berkualitas dan juga lebih tangguh dari sudut pandang fisik. Kedatangan Zakaria juga diharapkan bisa menjadi kunci dan opsi kedalaman skuad, untuk memuaskan taktik andalan Allegri, yakni lini tengah.
Zak si presenta 🎙
Alle 14:00 la conferenza stampa di @Deniszakaria8 ⚪️⚫️
LIVE su @JuventusTV!#WelcomeZak— JuventusFC (@juventusfc) February 2, 2022
Apalagi permasalahan Allegri musim ini adalah kurangnya gol dari lini tengah. Juventus hanya mencetak 36 gol dalam 24 pertandingan Serie A sampai Januari 2022. Jumlah gol yang paling sedikit jika dikomparasikan dengan pesaing mereka di empat besar klasemen Serie A: Inter, Napoli, dan AC Milan.
Daftar pencetak gol terbanyak Juventus pun adalah mayoritas berasal dari striker mereka, entah Alvaro Morata maupun Paulo Dybala.
Gol dari lini tengah adalah masalah yang ingin dipecahkan Allegri di jeda paruh musim Januari 2022. Manuel Locatelli telah mencetak dua gol musim ini, seperti halnya Weston McKennie. Sisanya, Adrien Rabiot, Arthur Melo belum membuka rekening gol mereka.
Allegri tampak sangat frustasi dengan kurangnya produktivitas dari lini kedua. Terutama saat lini serang mereka tumpul, apalagi kehilangan Federico Chiesa yang cedera parah dan akan absen cukup lama.
Keinginan untuk mendatangkan Denis Zakaria disiasati manajemen untuk setidaknya membuang beberapa pemain tengah yang dianggap kurang baik di bawah Allegri. Mengingat postur amunisi pemain tengah Juventus musim ini terlihat sangat gemuk, baik itu dari segi jumlah maupun gaji.
Membuang Bentancur dan Ramsey
Rodrigo Bentancur dan Aaron Ramsey menjadi pemain yang dikorbankan untuk dibuang Allegri. Memang kedua pemain tersebut selain performanya kurang, juga bukan dari keinginan atau pembelian Allegri.
Bentancur dan Ramsey juga bermasalah dengan gaji. Manajemen pandai, dan akhirnya bisa membuang mereka meskipun dengan opsi peminjaman. Bentancur dan Ramsey keduanya adalah bekas rekrutan Fabio Paratici eks Direktur Olahraga Juventus yang sekarang pindah ke Tottenham Hotspurs.
Who’s excited to see this man in action? 🙋♂️🙋♀️ pic.twitter.com/PIWRIY5pYv
— Tottenham Hotspur (@SpursOfficial) February 4, 2022
Bentancur setuju kembali dipanggil Paratici untuk bergabung ke Spurs. Sedangkan Aaron Ramsey setelah sempat ditawarkan ke beberapa klub Premier League akhirnya malah bergabung dengan klub Skotlandia Glasgow Rangers.
😁 @aaronramsey pic.twitter.com/dOVWQl4xnT
— Rangers Football Club (@RangersFC) February 1, 2022
Bisa dikatakan dua pemain yang hengkang dari Juventus tersebut merupakan korban atas datangnya gelandang baru keinginan Allegri yakni Zakaria maupun Locatelli.
Arthur Melo juga sempat dipertimbangkan Allegri untuk menjadi korban selanjutnya ketika Arsenal datang memberi tawaran. Namun, seiring kesepakatan kontrak yang menemui jalan buntu, tampaknya mau tidak mau Allegri harus mengoptimalkan peran Arthur dalam skema taktiknya.
Dengan kedatangan Zakaria maupun Locatelli, akan semakin menarik struktur pola baru kekuatan Juventus di lini tengah di bawah Allegri. Seiring pembenahan juga dilakukan di lini depan dengan mendatangkan Dusan Vlahovic.
Format Lini Tengah Allegri
Format lini tengah yang dipunyai skuad Allegri semasa menangani Juventus memang selalu terpola.
Kita tahu dulu pernah ada trio Pirlo, Pogba dan Vidal, meskipun mereka adalah warisan dari pelatih sebelumnya Antonio Conte. Allegri ketika itu mampu mengubah peran trio gelandang itu dengan cerdas. Hasilnya, di musim 2014/2015 Juventus mampu menembus final UEFA Champions League.
Congratulations to Pirlo, Pogba & Vidal on making the shortlist for the FIFA FIFPro World XI! http://t.co/pJ6fTlhyDC pic.twitter.com/LwI2pJCnbn
— JuventusFC (@juventusfcen) November 29, 2014
Kesuksesan serupa juga diulangi Allegri pada UEFA Champions League musim 2016/2017. Kala itu, Allegri menaruh kepercayaan pada trio lini tengah: Khedira, Pjanic, dan Matuidi.
🗞 DÉCLA | 🗣 S.Porrini
« Sarri a probablement été le dernier coach à bénéficier d’un milieu de qualité car Pjanic-Khedira-Matuidi faisaient encore la différence. Suite à leurs départs la Juve n’a pas réagi et s’est affaiblie. Locatelli ne peut pas tout faire ».
(@_Morik92_) pic.twitter.com/lv9nw6JH7T
— Sonde Ta Juve (@SondeTaJuve) November 25, 2021
Berkaca dari track record Allegri yang sukses dalam membangun tim dari lini tengah, Juventus memiliki modal awal yang besar atas kedatangan amunisi baru di lini tengah musim ini.
Format lini tengah Allegri nampaknya mempunyai harapan serta prospek jangka panjang. Baik itu dengan formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3.
Dengan format 4-2-3-1 bisa jadi Zakaria dan Locatelli akan mengisi pos double pivot Juventus. Dengan kekokohan dua pivot tersebut, bukan tidak mungkin Juventus akan balanced dalam bertahan dan menyerang.
Sedangkan dengan pola 4-3-3, Zakaria dan Locatelli akan ditemani salah satu dari McKennie, Arthur, atau Rabiot. Format ini biasanya memakai satu defensive midfield, satu gelandang box to box, dan satu gelandang yang berfungsi sebagai playmaker.
Format trio pada kekuatan andalan skuad Allegri tampaknya akan berjalan lancar ketika progresi posisi Zakaria maupun Locatelli bisa sering masuk area kotak penalti lawan.
Benar saja, sebagai contoh ketika debut pertamanya, Zakaria dipercaya mengisi peran pengontrol lini tengah Juventus sejak awal pertandingan melawan Hellas Verona pada lanjutan pertandingan Serie A.
Allegri memakai pola 4-3-3 atau 4-3-1-2 sedari awal dengan trio penyerang baru Morata, Vlahovic, dan Dybala. Konsep trio di lini tengah memang benar-benar diterapkan oleh Allegri. Dengan menempatkan Denis Zakaria yang ditemani oleh Arthur Melo dan Adrien Rabiot.
💺 A disposizione: Perin, Pinsoglio, Cuadrado, Pellegrini, Bonucci, Rugani, McKennie, Kean, Kaio Jorge, Aké. #JuveVerona #ForzaJuve https://t.co/mNW83HssYI
— JuventusFC (@juventusfc) February 6, 2022
Kombinasi ketiga gelandang dengan fungsi atau peran yang berbeda mampu tampil mendominasi. Bahkan, satu gol Juventus tercipta melalui Denis Zakaria.
Melalui progresinya menusuk area kiri lawan dengan sepakan kerasnya mampu mencatatkan gol pertamanya sejak berseragam putih hitam. Inilah jawaban atas keresahan Allegri akan lini tengah Juventus selama ini.
L’esordio perfetto non esis…#JuveVerona #ForzaJuve pic.twitter.com/zoMagv1Gqe
— JuventusFC (@juventusfc) February 6, 2022
Seiring berjalannya waktu, dengan adaptasi yang terbukti cepat, lini tengah Juventus bukan tidak mungkin akan berfungsi sebagaimana lini tengah Juventus yang dulu pernah dipoles oleh Allegri.
Otak-atik yang dilakukan Allegri di lini tengah Juventus selama ini bisa dikatakan berhasil. Dengan debut manis Zakaria dan lini depan yang makin tajam, membuat Juventus kembali ke jalur sebagai penantang gelar juara Serie A musim 2021/2022.
Di sisi lain, konsistensi merupakan catatan penting bagi lini tengah Allegri dalam mengarungi sisa musim 2021/2022 ini. Karena banyaknya pemain yang cedera dan absen, Allegri harus terus bekerja ekstra keras dan terus memutar otak agar proyeksi lini tengah andalannya bisa menuai hasil positif hingga akhir musim.
https://youtu.be/guz0Rbwh3RM
Sumber Referensi : footballitalia, oldjuve, worldtoday, juvefc.com