Ngerinya Pelatih Alumni Barcelona! Kuasai Perempat Final UCL 2023/24

spot_img

Barcelona boleh berbangga karena telah lolos ke babak perempat final Liga Champions. Namun, tak hanya kebanggaan itu saja yang mereka dapat. Ada sebuah kebanggaan lain yang tak kalah menggembirakan.

Empat pelatih di perempat final Liga Champions musim ini punya DNA Barcelona. Dari keempat pelatih tersebut juga punya cerita dan kenangan pertemanannya masing-masing. Namun, kini mereka dituntut untuk saling bersaing. Siapa diantara mereka yang bakal berjaya?

Bertemu Di Barca

Empat pelatih eks pemain Blaugrana tersebut adalah Mikel Arteta di Arsenal, Pep Guardiola di Manchester City, Luis Enrique di PSG, dan Xavi Hernandez di Barcelona. Keempat pelatih tersebut akan bersaing memperebutkan mahkota di Wembley nanti.

Bicara darah kelahiran, hanya dua sebenarnya yang asli Catalan, yakni Pep dan Xavi. Arteta adalah orang Basque, sedangkan Luis Enrique adalah orang Asturian yang lahir di Gijon. Namun, mereka berempat sempat punya cerita dan kenangan indah ketika berseragam Barcelona.

Pep Guardiola adalah produk La Masia yang kemudian jadi bagian lini tengah utama Barca sejak tahun 1984. Pep baru bertemu Enrique di Barca di tahun 1996. Ketika itu Enrique secara mengejutkan didatangkan Barca dari klub rival, Real Madrid.

Sementara Xavi, saat itu masih jadi permata La Masia di Barca B. Xavi sendiri baru promosi di skuad utama Blaugrana pada tahun 1997. Dari situlah Xavi mulai bertemu langsung dengan Pep dan Enrique di lapangan. Sementara itu, Mikel Arteta yang berasal dari klub pemuda Antiguoko, baru pergi belajar ke La Masia setelah Xavi promosi ke tim utama Barca, yakni pada tahun 1997.

Pertemanan

Jalinan pertemanan empat eks pemain Barcelona tersebut, punya ceritanya masing-masing. Misal Pep dengan Enrique. Lima tahun mereka bersama menjadi teman karib di Camp Nou. Hingga tahun 2001, mereka bahu-membahu menjadi tulang punggung lini tengah Barcelona.

Menurut mereka, menjadi teman bersama di Barca adalah momen indah yang sangat susah dilupakan. Enrique bahkan pernah berkata bahwa Pep masih selalu mendoakan karirnya setiap saat.

Ketika keduanya memulai karier menjadi pelatih, mereka sama-sama mengawalinya di Barca B. Setelah keluar dari Barca B, mereka berdua sempat empat kali bentrok sebagai pelatih. Pep ketika menangani Munchen pernah dua kali bertemu Barcelona-nya Luis Enrique. Sedangkan ketika menangani City, dua kali Pep bertemu Barcelona-nya Enrique.

Berbeda dengan pertemanan Xavi dengan Pep maupun Enrique. Maklum, Xavi adalah junior mereka. Xavi yang masih unyu-unyu itu, bahkan masih menjadi ban serep Pep dan Enrique di lini tengah Barca.

Meski masih bau kencur, namun Xavi berani untuk sesekali berkomunikasi dengan Pep dan Enrique. Mereka sering bertemu ngobrolin soal taktik yang diterapkan pelatih, atau sekadar bicara tentang filosofi Johan Cruyff.

Pertemanan Xavi dengan Pep dan Enrique masih berlanjut ketika kedua seniornya itu menjadi pelatih Barca. Xavi tetap belajar dari kedua sosok seniornya itu. Ketika menjadi pemain Barca, Xavi banyak berprestasi ketika dilatih Pep maupun Enrique.

Lalu bagaimana dengan Arteta? Arteta pernah bercerita tentang kisahnya di Barcelona. Ia sangat terkesan ketika debut di skuad senior Barca pada tahun 1999. Karena waktu itu, Arteta menggantikan idolanya, yakni Pep Guardiola di laga melawan Hertha Berlin. Momen tersebut tak akan terlupa dalam ingatan Arteta. Penampilannya saat itu pun juga dipuji langsung idolanya, Pep Guardiola.

Sayang, karier Arteta di Barcelona berbeda dengan Enrique, Pep, dan Xavi. Arteta ini justru jadi pemain yang tak punya karier panjang di tim senior Barca. Arteta lebih banyak bermain di Barca B. Ia kesusahan merangsek ke tim utama Barca karena di situ masih ada Xavi dan Iniesta yang lebih dulu bersinar sebagai produk La Masia. Arteta pun harus rela dipinjamkan ke PSG, dan kemudian lebih memilih berkarier di Skotlandia bersama Rangers.

Ketika Arteta mulai mendalami ilmu kepelatihan, ia kembali bertemu idolanya, Pep Guardiola. Beruntung, Arteta ditarik pelatih plontos itu sebagai asistennya di Manchester City.

Perjuangan

Setelah banyak belajar menjadi asisten Pep, Arteta memberanikan diri menjadi pelatih ketika ditunjuk Arsenal. Dari situlah Arteta memulai perjuangannya menjadi pelatih utama. Alhasil, ia pun bisa bentrok langsung dengan mantan majikannya itu di Liga Inggris. Arteta pun bangga dapat bersaing langsung dengan Pep.

Sejak 2019, Arteta perlahan bisa membawa Meriam London terus membaik secara performa. Arsenal musim lalu sudah diantarkannya menjadi runner up Liga Inggris, sekaligus diantarkannya kembali ke Liga Champions.

Meski menjadi pelatih debutan di Liga Champions, Arteta berhasil melangkah hingga babak 8 besar. Ia juga bisa menghentikan kutukan 14 tahun Arsenal yang selalu gagal di babak 16 besar.

Tak hanya Arteta saja sebenarnya yang bisa meloloskan timnya ke 8 besar Liga Champions, Xavi pun bisa. Namun perjuangan Xavi mencapainya berbeda dengan Arteta. Xavi tidak punya karier sebagai asisten pelatih seperti Arteta.

Dari melatih klub Qatar Al-Sadd, ia langsung ditunjuk menjadi pelatih utama Barca pada tahun 2021. Xavi perlahan membangun Barcelona di tengah krisis keuangan. Banyak dikritik, namun ia mampu membuahkan hasil. Selain gelar La Liga musim lalu, ia kini mampu membawa Barca kembali ke babak 8 besar Liga Champions.

Xavi dan Arteta adalah dua pelatih yang akan debut pertama kalinya di 8 besar Liga Champions. Berbeda dengan senior mereka, Pep Guardiola dan Luis Enrique. Keduanya bahkan tidak hanya terbiasa lolos ke 8 besar, tapi juga bisa merengkuh gelar Liga Champions.

Persaingan

Baik Pep maupun Enrique, keduanya punya cerita perjuangan sendiri-sendiri di Liga Champions. Musim ini, Pep masih berusaha mempertahankan gelar back to back bersama Manchester City.

Sedangkan Enrique, masih membuka lembaran barunya bersama PSG. Fans Les Parisiens pun kini makin berharap tuah Enrique bisa membuahkan gelar Liga Champions. Maklum, PSG masih penasaran sekali dengan gelar tersebut.

Namun, tak semudah itu Enrique mencapainya. Di babak 8 besar nanti, ia akan bertemu tim yang membesarkan namanya, Barcelona. Tak hanya itu, ia juga akan bertemu junior sekaligus mantan anak buahnya, Xavi.

Tak hanya soal bentrok Xavi dan Enrique saja sebenarnya. perjalanan Arteta mengatasi Munchen, maupun Pep mengatasi Real Madrid di 8 besar juga patut disimak. Pasalnya, jika Arteta dan Pep lolos dari jeratan Munchen dan Madrid, mereka nantinya juga akan saling bunuh sama seperti yang kini dialami Xavi dan Enrique.

Kebanggaan

Persaingan pelatih ber-DNA Barcelona di Liga Champions musim ini memang menarik. Namun yang bakal lebih menarik lagi, apabila ada dua diantara mereka bisa bertemu di final nanti.

Mungkin tersaji All Barcelona Final. Toh, secara bagan, juga memungkinkan. Diantara Xavi atau Enrique kalau melaju ke final, bisa saja nantinya akan bertemu Pep atau Arteta. Ya, semua kemungkinan masih bisa terjadi.

Terlepas dari mimpi tersebut, pencapaian Arteta, Pep, Enrique, dan Xavi sekarang ini, setidaknya sudah membuat bangga para fans Barcelona di seluruh dunia. Maklum, sudah lama para Cules di seluruh dunia tak punya bahan untuk bisa membanggakan diri. Kasihan, mereka terus hidup dalam derita bully-an soal krisis keuangan klubnya. Jadi, selagi masih ada yang bisa dibanggakan, berbanggalah sejenak wahai para Cules. Forca Barca.

https://youtu.be/OWBJKquE1J0

Sumber Referensi : talksport, diariomas, barcablaugranes, la gazzetta

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru