“Gerard Pique menderita,” kata Presiden Barcelona, Joan Laporta kepada awak media. Hal itu tentu terkait dengan beberapa akumulasi masalah yang dideritanya hingga kini. Namun di sisi lain, bagaimanapun jasa dan sumbangsih seorang Pique di El Barca dinilai sudah terlalu banyak. Lantas, apakah kini sudah saatnya yang tepat ia mengakhiri masa pengabdiannya di Camp Nou? Ataukah justru pihak Barca sendiri yang sudah ingin segera mendepaknya?
Barcelona want to reach an agreement with Piqué to speed up his departure.
— @sport pic.twitter.com/oIhaZU0apT
— Barça Universal (@BarcaUniversal) October 21, 2022
Daftar Isi
Jasa Pique Selama Ini Di Barca
Jasa Pique di Barca selama ini tak bisa dianggap remeh. Ia menjadi salah satu bek terbaik yang dimiliki Blaugrana beberapa dekade ini. Ia banyak menorehkan tinta emas dan cerita indah selama berada di Camp Nou sejak 2008 silam.
Menurut Transfermarkt, pemain berusia 35 tahun itu telah tampil sebanyak 613 kali untuk Barcelona sejauh ini dengan total torehan 53 gol dan 15 assist. Pique juga telah memenangkan sejumlah 30 trofi bersama El Barca. Termasuk saat dirinya menjadi salah satu bagian terpenting kesuksesan timnas Spanyol meraih mahkota Piala Dunia dan Piala Eropa.
Selain segi prestasi, ia juga vokal dalam hal politik bagi tanah Catalan. Dukungan referendumnya pada tahun 2017 terhadap kemerdekaan Catalan menjadi sorotan publik. Ia pun banyak menerima apresiasi dari sesama warga Catalan.
Namun kini, Pique seolah dianggap tak berguna bagi sebagian publik Catalan. Beberapa cemoohan pun kini tengah menimpanya. Entah apa yang salah dengan Pique. Namun semua itu tentu ada penyebabnya.
Bisnis, Gaji, Masalah Pribadi
Pique ternyata sudah lama tak bersahabat dengan publik Camp Nou. Contohnya saja pada kasus ketika Pique dianggap hanya mementingkan bisnisnya, daripada bermain total untuk tim.
Hal itu nyata terendus ketika perusahaannya yang bernama Kosmos terindikasi sebagai makelar bagi terselenggaranya Piala Super Spanyol di Arab Saudi. Ketika itu nama Pique diseret, dan ia dituduh main mata soal bisnis dengan Federasi Sepakbola Spanyol.
¡Escándalo! 😱
El actual jugador del Barcelona 🔴🔵 y el presidente de la Federación española hablaron de las comisiones que se llevará la empresa Kosmos (pertenece a Piqué) para llevar la Súper Copa de España 🇪🇸 a Arabia Saudita 🇸🇦 pic.twitter.com/nXnmsDcJp2
— EnCancha MX (@EnCanchamx) April 18, 2022
Selain masalah bisnis, masalah gajinya di Barca pun menjadi polemik. Pique di Barca masih terikat kontrak hingga 2024 mendatang, berkat perpanjangan kontraknya selama 4 tahun pada tahun 2020 lalu.
Gajinya pun tergolong mahal dan berimbas pada kesulitan Barca di tengah krisis. Pique tercatat menerima gaji tahunan sebesar 10,4 juta euro per tahun, atau setara Rp157 miliar. Alhasil ia pun bersama beberapa pemain senior lainnya rela gajinya ditangguhkan, bahkan dipotong ketika Barca dilanda krisis keuangan.
Gerard Piqué could have a gross salary of €52m next season, but he would be willing to play for Barcelona for free. Hero. pic.twitter.com/0TZqumNJcs
— Barça Universal (@BarcaUniversal) August 12, 2022
Sikap tersebut memang layak dan patut diapresiasi dari segi pengorbanan bagi klub. Namun di sisi lain, beban gaji tinggi para senior ini menjadi dilema bagi manajemen Barca di masa mendatang. Bagaimanapun pihak Barca tetap harus dituntut untuk melunasi tunggakannya itu.
Jauh sebelum permasalahan gaji, ia juga sudah menderita ketika ditimpa soal masalah pribadi keluarganya. Rumah tangga Pique retak Juni lalu. Ia dituduh selingkuh dan harus resmi pisah ranjang dengan Shakira. Namun pihak Barca tampaknya tak mau terlibat lebih pada permasalahan pribadi Pique tersebut.
After 11 years together, Shakira and Gerard Piqué have announced their split. “We regret to confirm that we are parting ways,” they said in a joint statement to E! News on June 4. pic.twitter.com/ud4CJhnFkp
— Fly FM 🇲🇾 (@FlyFM958) June 4, 2022
Pihak Barca, melalui Joan Laporta hanya ingin Pique mengurusi segi teknis sepakbolanya saja. Ia seharusnya terus didukung untuk fokus pada peningkatan performanya di lapangan, daripada terus memikirkan bisnis maupun masalah pribadinya.
Bek Pilihan Kelima Xavi
Hal itulah yang kini menjadi catatan Xavi di musim ini. Mungkin menurut Xavi, berkat beberapa akumulasi masalah tersebut membuat Pique sudah tak lagi fokus untuk bermain sepakbola. Selain faktor beberapa masalah yang menimpanya tadi, dari segi usia, riwayat cedera maupun performanya, Pique sudah dianggap mengalami penurunan. Hal itu dijadikan pijakan bagi Xavi untuk terang-terangan menyatakan sikapnya terhadap Pique.
Xavi menyatakan, bahwa Pique adalah pilihan bek tengah kelimanya di Barca musim ini. Apakah perkataan Xavi tersebut adalah masalah penderitaan baru lagi bagi Pique? Sikap Xavi semacam itu semakin diperjelas seiring datangnya para bek baru macam Christensen dan Jules Kounde. Belum lagi Xavi juga terus mengorbitkan daun muda macam Eric Garcia maupun Ronald Araujo.
🚨🥇| Xavi has come to the conclusion that Gerard Pique no longer has the level required for big games. It’s pretty much a given that this is Pique’s last year at Barca. [@fansjavimiguel] #fcblive pic.twitter.com/09oDByZYDN
— BarçaTimes (@BarcaTimes) October 13, 2022
Sebenarnya Pique akhir-akhir ini sempat dicoba ketika stok bek Barca menipis karena badai cedera. Namun ketika di partai-partai krusial seperti melawan Inter, ia melakukan blunder yang membuatnya semakin disorot publik Camp Nou. Setelah itu, Pique tak lagi dipakai Xavi kala bertempur di El Clasico maupun ketika melawan Villareal dan Bilbao di La Liga.
Bahkan ketika bertemu Villarreal, Xavi lebih memainkan Marcos Alonso, seorang bek kiri yang ditarik menjadi bek tengah daripada memasang seorang Pique.
Dicemooh Fans
Namun yang lebih menyakitkan yakni ketika ia di “boo” atau disoraki publik Camp Nou ketika masuk sebagai pemain pengganti Jules Kounde di menit ke-78 ketika melawan Villarreal. Menurut Marca, ejekan itu berupa siulan.
Fans left angry by Gerard Pique’s ‘shameless’ warm-up routine https://t.co/BoQrpKZzFG
— The Sun Football ⚽ (@TheSunFootball) October 21, 2022
Disinyalir itu cara publik Camp Nou mengkritik performa Pique akhir-akhir ini. Suporter Barcelona juga disebut kesal karena keputusan Pique yang acuh dan seakan membiarkan gaji tingginya itu tetap ditanggung Barca. Ia dianggap publik Camp Nou sengaja untuk tetap tinggal di Camp Nou dibandingkan mencari klub lain.
Namun tanggapan pihak Barca, dalam hal ini yang diwakili oleh Xavi menilai siulan itu tak sepatutnya dikeluarkan publik Camp Nou. “Pique, mau bermain atau tidak, di dalam ruang ganti masih panutan, dia adalah contoh seorang kapten dan orang-orang harus tahu itu,” kata Xavi.
Tanggapan bijak Xavi tersebut dinilai basa-basi belaka oleh beberapa kalangan. Karena di sisi lain, sebenarnya Xavi dan Laporta sudah diam-diam mulai bergerak untuk mendepaknya pada musim panas mendatang. Hal itu terlihat nyata ketika Blaugrana kini sedang intens mengincar bek lain yakni Inigo Martinez dari Bilbao. Bahkan transfer itu sudah disiapkan pada Januari nanti.
Piqué will not continue at Barcelona next season, so Mateu Alemany has virtually sealed the signing of Iñigo Martinez.
— @sport pic.twitter.com/nf0RLISp3B
— Barça Universal (@BarcaUniversal) October 22, 2022
Kini bagaimanapun pemain-pemain gaek seperti Pique maupun Busquets dan Alba mungkin harus segera secara sukarela memilih pensiun atau mencari klub lain di musim panas mendatang.
Barcelona hoping Pique, Alba & Busquets exits help ongoing salary problems. https://t.co/XM8Sy30sjr
— Noticias24hrs (@Noticiass24hrs) October 8, 2022
Sebagai contoh, ketika dulu Xavi, Iniesta, maupun David Villa yang sudah merasa cukup jasanya bagi klub, memilih untuk segera meninggalkan klub. Baik dengan cara pensiun atau bermain di MLS maupun liga-liga di Asia. Kini, alangkah baiknya para pemain gaek seperti Pique harusnya sadar dan meniru jejak para pendahulunya itu. Setiap pemain pasti ada masanya, dan nampaknya kini bagi Pique, masa itu sudah habis.
https://youtu.be/WtriLSaq2DY
Sumber Referensi : theathletic, transfermarkt, sport.es, footballespana