Mulai Sekarang, Berhentilah Menghina Harry Maguire!

spot_img

Hinaan lumrah dihadapi oleh seorang pesepakbola. Tekanan dari sang pelatih juga laksana sarapan bagi setiap pemain. Apalagi kalau sang pemain tampil sangat buruk di setiap pertandingan. Hanya saja ada pemain yang memilih larut dan tenggelam dalam lautan hinaan.

Ada pula yang memutuskan untuk membalas hinaan itu dengan kritik balik. Yang paling menyedihkan ada pula pemain yang tidak terima, bahkan sampai-sampai tidak mau menyadari kesalahannya. Namun, yang paling mulia adalah pemain yang akhirnya menyadari kesalahan dan memperbaikinya.

Ia tahu dirinya akan tenggelam. Tapi alih-alih pasrah, tipe pemain yang satu ini memilih untuk berenang mencari tepian. Di era sepak bola hari ini, tidak banyak pemain yang seperti itu. Tapi bek tangguh Manchester United, Harry Maguire jelas salah satunya.

Beban Harga yang Mahal

Harry Maguire datang ke Manchester United dengan harga yang terbilang mahal. Sang bek yang tampil konsisten di Leicester City masuk radar beberapa klub top Liga Inggris pada tahun 2019. Namun, alih-alih Manchester United, Maguire sebetulnya lebih dekat dengan Manchester City.

Pada waktu itu, Josep Guardiola membutuhkan pengganti yang tepat bagi Vincent Kompany. Namun, banderol mahal yang dipatok The Foxes bikin Manchester City balik kanan. Pada saat itu, Manchester United justru bermanuver memboyong Maguire. Sekitar 80 juta poundsterling (Rp1,5 triliun) pun digelontorkan United untuk membeli Maguire.

Sayangnya, nominal itu justru menjadi beban bagi Maguire sendiri. Sebagai salah satu bek termahal saat itu, fans United berharap Maguire setidaknya bertransformasi seperti Virgil Van Dijk di Liverpool. Namun, harapan fans itu terlalu tinggi. Sementara Maguire hanya bisa menatap harapan itu dari bawah, mengingat performanya di bawah standar.

Beban Kapten

Masih belum kunjung memperoleh penampilan terbaiknya, Maguire justru diberikan beban baru. Ole Gunnar Solskjaer, manajer MU kala itu menjadikan mantan pemain Leicester kapten tim. Hal itu dilakukan setelah Ashley Young hijrah ke Inter. Pada waktu itu, memang Ole tidak diberkahi pemain yang bertipikal pemimpin.

Walaupun sebetulnya ada sosok David De Gea di sana. Namun, menurut keterangan Solskjaer waktu itu, tidak ada pemain yang siap untuk menjadi kapten. Di sisi lain, Maguire menunjukkan kesiapannya untuk menjadi kapten. Ia pun mengambil kesempatan itu, walaupun itu berarti tanggung jawabnya bertambah.

Seorang kapten perlu menunjukkan kepercayaan dirinya, terutama di atas lapangan. Penampilannya harus menjadi inspirasi, selain perlu memiliki jiwa kepemimpinan. Nah, Maguire justru sebaliknya. Di atas lapangan ia memang terlihat seperti pemimpin. Menyemangati dan mengarahkan rekan-rekannya.

Namun, penampilan Maguire sendiri justru kacau. Ia seperti kehilangan kepercayaan dirinya. Penampilan Maguire di atas lapangan sering kali membuat siapa pun yang menontonnya ingin mengejeknya barang sedikit. Performa Maguire saat berseragam Setan Merah kepalang memalukan. Maguire sering menghadirkan tawa daripada prestasi yang dibawa.

Di luar lapangan, Maguire juga kerap mengutarakan permohonan maaf kosong setelah penampilannya buruk. Ia dikritik akan hal itu. Maguire juga sering dicemooh oleh pendukung yang marah. Apalagi melihat penampilannya di Timnas Inggris yang bagus, sedangkan di Manchester United tidak.

Kasus di Yunani

Nasib Maguire nyaris menyentuh titik nadir tatkala terlibat dalam sebuah kasus perkelahian di Yunani. Pada liburan musim panas tahun 2020, Maguire yang tengah berlibur bersama keluarganya ke Mykonos, Yunani justru ditangkap oleh pihak berwajib. Maguire kedapatan berkelahi di luar bar.

Maguire pun sempat bermalam di kantor polisi selama dua malam. Saat di persidangan, dilansir Goal, Maguire dinyatakan bersalah karena menyerang seorang petugas polisi, menolak penangkapan, dan melakukan percobaan suap. Maguire membantah hal itu.

Ia mengklaim tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji itu. Namun, Maguire pada akhirnya sempat mendapat hukuman percobaan selama 21 bulan. Ia mengajukan banding untuk menangguhkan hukumannya itu. Sejak kasus itu, Maguire merasa dirinya benar-benar menjadi sorotan publik.

Minim Bermain di Era Erik ten Hag

Di atas lapangan Maguire konsisten dengan penampilan buruknya. Pun saat United mulai dilatih Erik ten Hag sejak musim 2022/23. Musim lalu saja, Maguire melakukan setidaknya 16 kesalahan yang berbuah gol. Maguire dinilai lambat dalam menguasai bola. Ia juga cenderung membuat keputusan yang buruk.

Selama ditukangi Erik ten Hag, hal-hal semacam itu belum berubah dari Maguire. Ia sering dijadikan kambing hitam kalau Setan Merah tampil buruk. Legenda Manchester United, Nemanja Vidic pernah mengatakan, Maguire sudah kehilangan rasa hormat dari rekan setimnya akibat perilakunya yang tidak menentu.

Cedera punggung juga acap kali menjadi momok menakutkan bagi Maguire. Alhasil, oleh Ten Hag ia dikurangi perannya. Maguire juga tak lagi menjadi kapten. Musim lalu, pemain kesayangan Gareth Southgate itu hanya bermain 16 laga di Premier League.

Hampir Disingkirkan

Sebelum musim 2023/24 bergulir, Harry Maguire masuk daftar pemain yang akan dijual oleh Manchester United. Erik ten Hag merasa Maguire tak cocok dengan skemanya. Tak banyak tim yang ingin memboyong Maguire. Namun, West Ham disebut-sebut tertarik pada Maguire.

The Hammers berniat mendatangkannya. Rumor itu pun semakin kencang karena kabarnya kedua tim telah menjalin kesepakatan. Hanya saja, Maguire akhirnya batal bergabung ke West Ham. Maguire dikabarkan menolak pindah ke West Ham karena tidak mau gajinya diturunkan.

Namun, belum lama ini, Maguire meluruskan kabar tersebut. Menurut Maguire transfernya ke West Ham batal bukan perkara gaji, melainkan kedua tim yang ternyata belum menjalin kesepakatan. Maguire juga tidak pernah mempersoalkan kepindahannya ke West Ham. Namun, satu yang pasti, ia masih ingin memperjuangkan tempatnya di Manchester United.

Tiba-Tiba Main Bagus

Keinginan untuk bertahan dan memperjuangkan tempatnya dipegang erat oleh Maguire. Ia terus menempa dirinya. Mencoba menunjukkan kepada semua orang bahwa ia adalah bek yang tangguh dalam makna yang sebenarnya. Dan itu bukan pepesan kosong. Awal musim ini, Maguire memberi dampak instan bagi United.

Cederanya beberapa pemain belakang Manchester United makin memuluskan langkah Maguire untuk membuktikan kualitasnya. Musim ini, Maguire memang baru bermain empat laga hingga pekan ke-9 Liga Inggris. Tapi dua laga di antaranya memberi dampak instan.

Maguire bermain 90 menit di laga kontra Brentford dan Sheffield United. Di dua laga itu, ia berduet dengan mantan kompatriotnya di Leicester. Penampilan Maguire pun solid di laga itu. Bahkan di laga kontra Brentford, Maguire menciptakan satu asis.

Statistik Apik Harry Maguire

Menurut FotMob, di dua laga tersebut, rating Maguire tak pernah kurang dari 7,5. Keyakinan Maguire untuk menjadi bek tengah andalan United makin membuncah. Dilansir The Athletic, ia sampai-sampai pamer rekornya selama ditukangi Erik ten Hag. Maguire membanggakan rekor kemenangan tim saat ia turun.

“Ada saatnya saya bisa berbuat lebih banyak dan ada saatnya saya bisa berkembang dan membantu tim,” kata Harry Maguire dikutip The Athletic.

Pernyataan Maguire itu tidak asal njeplak saja. Persentase kemenangan Manchester United memang tinggi saat Maguire turun. Dari 17 laga yang dilakoni Harry Maguire sebagai starter di Liga Inggris sejak Oktober 2022, 16 di antaranya meraih kemenangan. Itu artinya, persentase kemenangan MU saat Maguire starter bisa mencapai 93%.

Sementara itu, dalam jenjang waktu yang sama, MU menjalani 44 laga tanpa Maguire. Apa yang terjadi? Mereka hanya memenangkannya 29 kali dan kalah sebanyak 13 kali. Persentase kemenangannya cuma 54%. Dilansir The Athletic, sejak kedatangan Ten Hag, persentase kemenangan Maguire bahkan lebih baik dibandingkan bek-bek MU lainnya, yakni 77% dalam 35 laga yang dimainkan.

Penampilan apiknya menerbitkan pujian dari sang pelatih itu sendiri. Dilansir Mirror, Ten Hag senang terhadap penampilan Maguire belakangan ini. Hal itu ia sampaikan usai kemenangan atas Sheffield United. Bagi Ten Hag, di laga itu, Maguire bermain sesuai apa yang diinginkan.

“Dia (Maguire) sangat proaktif, turun tangan, dan mendominasi lawannya. Dia memberikan umpan vertikal yang bagus. Saya senang dengan penampilannya,” kata Ten Hag dikutip Mirror.

Jika Ten Hag yang awalnya ragu pada Maguire saja sudah memberi pujian, apa hak kita untuk terus menghina Maguire? Mulai hari ini, dengan performa Maguire yang sedang menanjak alangkah baiknya kita simpan hinaan padanya. Gampang nanti dikeluarkan saat Maguire bapuk lagi.

Sumber: TheAthletic, TheGuardian, Mirror, Goal, Goal, OneFootball, FotMob, Detik

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru