Manchester United memulangkan Cristiano Ronaldo pada awal musim 2021/22. Tak tanggung-tanggung, MU menggelontorkan uang total 23 juta euro atau sekitar Rp360 miliar . Bahkan bukan hanya itu, Manchester United sampai harus meminta bantuan Sir Alex Ferguson agar bintang Portugal itu sudi kembali ke Old Trafford.
Tentu kedatangan Ronaldo ke MU adalah impian semua fans. Para penggemar Manchester United jelas menantikan sang mega bintang kembali merumput di Old Traffford. Apalagi kita semua tahu bahwa Ronaldo sudah menciptakan kenangan manis untuk Manchester United.
Ronaldo pun datang ke Old Trafford saat Manchester United masih dilatih Ole Gunnar Solskjaer. Dan benar saja, di bawah asuhan Ole, Ronaldo langsung moncer pada penampilannya di awal musim. Sekurang-kurangnya Ronaldo sudah mencetak 12 gol sampai bulan November 2021.
Namun, masalah pun menggerayangi Manchester United. Ole yang dinilai tak becus dipecat pada Bulan November 2021, dan Michael Carrick menjadi manajer sementara. Lalu, datanglah sosok Ralf Rangnick juga sebagai manajer ad interim. Konon Rangnick hanya akan bertugas sampai musim 2021/22 tuntas.
Entah berkaitan atau tidak, yang pasti ketika Ralf Rangnick masuk, performa Ronaldo mengendur. CR7 hanya mencetak dua gol saat awal-awal kedatangan Rangnick. Ronaldo bahkan tak sanggup mencetak gol di lima laga terakhirnya sampai 9 Februari 2022.
Penampilan Manchester United pun kian merosot. Dari yang semula masuk zona Liga Champions, kini Manchester United mensucikan diri masuk ke zona putih, zona yang tidak bakal bertanding di kancah Eropa. MU hanya nangkring di peringkat 7 Liga Inggris sampai awal April 2022.
Kemudian banyak yang berspekulasi bahwa Ronaldo menjadi salah satu penyebab MU terpuruk di musim ini. Ronaldo dianggap harus segera hengkang dari Manchester United andaikata MU ingin memperbaiki reputasinya segera.
Daftar Isi
Pendapat Pemain di Luar United
Banyak mantan pemain sepak bola yang menganggap bahwa The Red Devil bisa jadi lebih baik tanpa Cristiano Ronaldo. Legenda Liverpool, Jamie Carragher mempertanyakan apa keperluan Manchester United mendatangkan Ronaldo. Bagi Carragher, Ronaldo adalah pemain yang sudah uzur.
“Jika Anda finis di urutan kedua dan Anda kemudian mengontrak Ronaldo pada usia 36 tahun, Anda tidak akan memenangkan Liga dalam empat tahun. Jika Anda merekrut seseorang pada usia 36 tahun, itu adalah kemenangan sekarang,” kata Carragher mengutip The Sportsman.
You don’t want to miss this… 😳🍿
Things got VERY heated between @Carra23 and Roy Keane as they discussed Cristiano Ronaldo’s role at Man Utd 🤬pic.twitter.com/uMBi3jSSvO
— Sky Sports News (@SkySportsNews) November 28, 2021
Mantan gelandang Arsenal, Paul Merson juga senada dengan Carragher. Menurut Merson, Manchester United sebetulnya tidak perlu membawa Ronaldo ke Old Trafford. Kehadiran Ronaldo, kata Merson, justru bisa berdampak buruk bagi kinerja tim.
“Saya pribadi berpikir bahwa Manchester United adalah tim yang lebih baik tanpa Cristiano Ronaldo,” kata Merson seperti dikutip Soccer Laduma.
Pendapat Legenda United
Jika kamu berpikir itu hanya sentimen belaka, sebab mereka yang tidak menyukai Ronaldo itu adalah mantan punggawa klub rival, kamu salah besar. Para legenda Manchester United pun berpendapat demikian. Salah satunya adalah Gary Neville.
Pemain yang tergabung dalam The Class of ’92 itu mengatakannya sebelum MU dihajar Manchester City 4-1. Kala itu, Ronaldo tidak hadir, dan ketidakhadiran sang bintang membuat Gary Neville berkomentar bahwa itu adalah hal yang positif.
“Ronaldo tidak ada di tim, saya melihat itu bukanlah hal yang negatif. Manchester United bisa melakukan serangan balik, dan lebih efektif menggunakan Rashford daripada Ronaldo,” kata Gary Neville seperti dikutip Mirror.
Selain dirinya, legenda Manchester United lainnya yang kini melatih Derby County, Wayne Rooney juga berpendapat seirama. Tatkala menghadiri Monday Night Football Sky Sports, Wayne Rooney berbicara jujur soal keberadaan Ronaldo. Mengutip Code Sports, Rooney dalam acara itu bilang, membawa pulang Ronaldo adalah bumerang bagi United.
🗣 “He’s a goal threat but the rest of the game they need more, they need young hungry players.”
Wayne Rooney doesn’t feel that signing Cristiano Ronaldo has worked out for Manchester United pic.twitter.com/fElNwiYEh1
— Football Daily (@footballdaily) April 4, 2022
Bukan Pemain yang Dibutuhkan
Disamping pendapat dari para mantan pesepakbola, kehadiran Cristiano Ronaldo sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan. Apalagi jika melihat formasi yang diterapkan Ralf Rangnick. Ronaldo adalah tipikal striker yang ogah bertahan. Ia bagaimanapun membutuhkan partner.
Misalnya, ketika Cristiano Ronaldo meraih kemenangan Liga Champions berturut-turut saat berseragam Real Madrid. Zinedine Zidane yang masih melatih Real Madrid memasang Ronaldo dan Benzema di depan dalam formasi 4-4-2. Ronaldo adalah tipikal pelari depan, sedangkan Benzema mampu menarik lawan ke permainan.
Benzema mampu menahan bola lebih lama dan menarik pemain lawan dalam permainan, dengan Modric, Isco, dan Kroos berada di belakangnya. Sementara Ronaldo adalah tipikal striker pencari ruang, tapi sayangnya MU tidak mempunyai striker seperti Karim Benzema.
Pressing Lemah
Nah, selain tadi, Ronaldo bukanlah stiker yang memiliki kualitas pressing yang bagus. Bahkan lumayan pun tidak. Sementara, Ralf Rangnick adalah manajer yang menyukai teknik pressing tinggi. Karena ia adalah bapak “gegenpressing”. Namun, karena Ronaldo tidak mempunyai atribut pressing yang bagus, strategi Rangnick pun berubah dari gegenpressing menjadi gegenpusing.
Sebetulnya Manchester United memiliki Edinson Cavani. Pemain berkebangsaan Uruguay itu, walaupun sebagai striker tapi ia juga seorang presser. Cavani memiliki kemampuan pressing yang lebih bagus daripada Cristiano Ronaldo.
Yeah Ronaldo scored the winner but the real game changer was Cavani. His relentless pressing is what resulted in the goal. #MUFC pic.twitter.com/IogEnXx8GZ
— drigg (@drigger09) September 30, 2021
Pemain yang datang dari Paris Saint-Germian itu membuktikan bahwa dirinyalah striker modern ideal yang dibutuhkan Manchester United, alih-alih Cristiano Ronaldo. Bisa jadi esok atau lusa, Manchester United akan mencari striker baru yang seperti Cavani, bukan Ronaldo.
MU Jadi Kehilangan Kontrol
Kehadiran Cristiano Ronaldo jelas berdampak pada kualitas seorang Bruno Fernandes. Kita semua tahu, Bruno adalah pemain tengah yang sangat kreatif dan tampil apik bersama Setan Merah sebelum kedatangan Ronaldo.
Bruno dan Ronaldo, yang bermain di waktu yang sama dalam satu klub, membuat keduanya jadi bersaing. Baik Bruno maupun Ronaldo kadang kala berada di ruang yang sama untuk mencetak gol. Karena kehadiran Ronaldo, gelandang serang seperti Bruno Fernandes tak bisa menemukan ruangnya sendiri.
Bukan hanya itu, Bruno tidak cukup aman dalam mengontrol bola. Apalagi tidak ada daya dukung kehadiran Ronaldo di lini tengah, membuat United kesulitan mengontrol dan menahan bola lebih lama.
Di laga kontra Atletico Madrid pada laga 16 besar Liga Champions misalnya, nilai expected goal Ronaldo bahkan 0. Tapi itu memang tak sepenuhnya salah Ronaldo. Manchester United saja yang kontrol bolanya tidak bagus dan gagal menciptakan peluang berharga.
Cristiano Ronaldo accumulated 0.00(xG) against Atletico Madrid this evening. pic.twitter.com/WYXbpBJh3A
— 🦅Emmanuel Garbrah🇬🇭 (@eagleyez7) March 16, 2022
Apakah Statistik Membenarkan Hal Itu?
Muncul pertanyaan, apakah benar MU bisa lebih baik tanpa Ronaldo? Untuk menjawabnya, mari kita melihat statistik Manchester United ketika Ronaldo masuk Starting XI dan ketika sang bintang tidak di sana.
Menurut statistik yang dilansir Planet Football, Manchester United sebenarnya memiliki tingkat persentase kemenangan tinggi ketika Ronaldo menjadi starter. Rata-rata poin per game dan rata-rata mencetak gol lebih banyak adalah ketika Ronaldo masuk menjadi starter.
Our Player of the Month for March: @Cristiano 🥇👏#MUFC pic.twitter.com/f8kRRuLKhv
— Manchester United (@ManUtd) April 5, 2022
Dari data tersebut, poin per game Manchester United ketika Ronaldo menjadi starter adalah 1,77, sedangkan tingkat kemenangannya 54,5%. Sementara apabila Ronaldo tidak menjadi starter rata-rata poin per game MU adalah 1,5, dan tingkat kemenangannya 30%. Well, menurut football lovers apakah MU bisa lebih baik tanpa Ronaldo?
https://youtu.be/D2cu_yP9m_4
Sumber referensi: FourFourTwo, Skysports