Tahun berganti, tapi Chelsea masih tetap jadi sorotan di bursa transfer kali ini. Bagaimana tidak? Manuver-manuver ajaib The Blues membuat publik sepak bola tercengang. Memang, sih, sejak zaman Roman Abramovich, Chelsea sudah terkenal royal membeli pemain. Tapi, manuver-manuver mereka sejak dipegang Todd Boehly tak semengesankan Abramovich.
Boehly lebih suka mengeluarkan uangnya untuk membeli banyak pemain medioker ketimbang menggelontorkan uang untuk membeli sedikit pemain yang kualitasnya oke. Sepertinya, pemilik Chelsea kali ini mengira bahwa untuk menjadi klub yang sukses haruslah punya pemain yang banyak. Lantas, apakah Chelsea setiap harinya benar-benar akan berjalan mendekati kehancuran sejak dipegang Boehly?
Transfer Ngawur Lagi dan Lagi
Menurut data Transfermarkt, sejak musim panas 2022 yang mana merupakan musim panas pertama Todd Boehly di London Barat, The Blues sudah mendatangkan 35 pemain ke Stamford Bridge. Hingga kedatangan Pedro Neto, Chelsea sudah mendatangkan 9 pemain dengan total biaya mencapai 189 juta euro (Rp 3,28 miliar) musim ini.
Angka tersebut jelas mencengangkan. 35 pemain dalam 3 musim. Artinya, dalam satu musim ada setidaknya 11 pemain baru yang masuk ke dalam daftar penerima gaji di Stamford Bridge. Sama saja dengan setiap musimnya The Blues membuat satu skuad baru.
Masalahnya, kebanyakan pemain yang didatangkan adalah pemain-pemain medioker yang minim pengalaman. Berbeda dengan Abramovich yang rela jor-joran untuk membeli pemain-pemain yang memang sedang jadi hot item di masanya. Itu pun Abramovich masih memikirkan transfernya dengan kebutuhan tim.
Lah kalo Todd Boehly? Mau dibilang memikirkan tim, tapi kok bisa-bisanya The Blues punya banyak kiper?! Setidaknya Transfermarkt mencatat ada 6 kiper yang terdaftar di skuad utama Chelsea. Mereka antara lain: Kepa Arrizabalaga, Marcus Bettinelli, Lucas Bergstrom, Robert Sanchez, Filip Jorgensen, dan Djordje Petrovic.
Tiga nama terakhir adalah kiper-kiper yang dibayar sejak zaman kepemilikan Todd Boehly. Bahkan ketiga kiper tadi didatangkan hanya dalam jangka waktu 1 tahun kalender atau 12 bulan. Jika kita menggunakan penghitungan rata-rata, artinya Chelsea selalu mendatangkan kiper tiap 4 bulan sekali. Edan!
Dari kasus kiper saja, sudah terlihat bahwa manuver transfer Chelsea di bawah kepemimpinan Todd Boehly patut dipertanyakan betul-betul. Dalam permainan sepak bola, kiper yang dibutuhkan hanya 1, sementara Chelsea punya 6. Mau dirotasi tiap pertandingan? Tampaknya tak mungkin.
Itu masih di posisi kiper, belum di posisi lain. Masalah tersebut diperparah karena banyak pemain yang didatangkan kualitasnya bukan kelas top Eropa. Bukan masalah gengsi, tapi seriusan tim seperti Chelsea yang dulu dikenal tiap musim sebagai penantang trofi, kini bakal bermain dengan pemain-pemain yang belum benar-benar teruji?
Kalaupun yang datang semua pemain bintang, itu bakal tetap jadi masalah. Masalah bagi pelatih karena harus benar-benar memutar kepala untuk memilih pemain, juga masalah untuk pemain jika mereka terus-terusan tak dimainkan.
Meskipun skuadnya sudah gemuk, nampaknya The Blues masih belum puas untuk menghentikan kegiatannya di musim transfer kali ini. Dilansir dari ESPN, Chelsea masih tertarik untuk mendatangkan Joao Felix, pemain yang musim 2022/23 lalu mereka pinjam dari Atletico Madrid. Sungguh serakah sekali klub berlogo singa ini!
Lalu, jangan lupakan para pemain pilar yang pergi. Kai Havertz, Mason Mount, Mateo Kovacic, N’Golo Kante, hingga Cesar Azpilicueta pergi di era kepemimpinan Boehly. Baik pergi melalui tebusan maupun karena kontraknya telah habis.
Kepergian para pemain penting yang juga merupakan sosok-sosok yang dihormati di Stamford Bridge jelas akan merugikan bagi regenerasi kepemimpinan Chelsea. Pemain seperti Mason Mount yang sebenarnya bisa mewarisi kepemimpinan Cesar Azpilicueta, harusnya dipertahankan. Supaya estafet kepemimpinan tidak terputus.
Chelsea have signed more players (35) than they have had prem wins (29) in two years https://t.co/bMAP8Gc14d
— Eric Njiru (@EricNjiiru) August 12, 2024
Kehancuran di Depan Mata
Dilansir dari Sky Sport, setiap tim di Premier League harus mendaftarkan 25 pemainnya sebelum bursa transfer ditutup. Dari 25 pemain tersebut, harus ada 8 pemain yang pernah mengenyam pendidikan di akademi tim-tim Inggris selama minimal 3 tahun. Serta pemain yang lahir setelah 1 Januari 2003 bebas mereka mainkan tanpa perlu didaftarkan.
Nah, celah ini sebenarnya yang dimanfaatkan oleh Boehly. Sky Sport menulis, sejak rezim Boehly, Chelsea telah menghabiskan sekitar 1,7 miliar euro (Rp 29,5 triliun) untuk menginvestasikan uangnya dengan membeli pemain-pemain di bawah usia 21 tahun. Artinya, pemain-pemain ini akan bisa bermain tanpa didaftarkan.
Masalahnya, dengan semakin banyaknya pemain di ruang ganti, kontrol pelatih di ruang ganti pun menjadi makin sulit. Hal inilah yang terjadi pada Mauricio Pochettino musim lalu. Mantan pelatih Tottenham Hotspur tersebut gagal mengendalikan ruang ganti Chelsea yang kegemukan.
Dikutip dari Daily Mail, Pochettino menyebutkan bahwa para pemainnya sudah tidak peduli lagi setelah mereka dilumat Arsenal 5-0 pada April 2024. Ini seharusnya menjadi pelajaran bagi Todd Boehly dan Chelsea. Bukannya malah lanjut part 2!
Pantas saja William Gallas berani memprediksi bahwa Enzo Maresca bisa saja dipecat bahkan sebelum Natal 2024.
“Terlepas dari banyaknya uang yang mereka keluarkan, skuad Chelsea masih kurang bagus untuk sekadar lolos ke zona Liga Champions. Mereka punya banyak sekali pemain dan masih butuh peningkatan kualitas lebih. Bisakah Enzo Maresca dipecat sebelum Natal? Semua hal bisa terjadi di sepak bola,” ujar mantan pemain Chelsea tersebut via One Football.
Tak harmonisnya ruang ganti jelas masalah besar bagi sebuah klub. Apalagi sekelas Chelsea. Ruang ganti yang tak kondusif bisa membuat performa klub anjlok. Niat hati ingin berebut trofi, bisa-bisa Chelsea malah jadi berjuang untuk menghindari degradasi.
🚨 Mauricio Pochettino ‘frustrated’ with two Chelsea players as dressing room ‘leak’ reveals inside info, he’s had enough pic.twitter.com/ONUZASvIZ3
— SPORTbible (@sportbible) April 10, 2024
Apakah Sebenarnya Todd Boelhy Tahu Sepak Bola atau Hanya Berbisnis Saja?
Dari penjelasan-penjelasan tersebut, kita bisa meraba bahwa sepertinya fokus Todd Boehly bersama Chelsea adalah murni untuk berbisnis. Chelsea sepertinya akan Boehly ubah menjadi klub pemasok pemain untuk tim-tim besar. Bukan malah membuat Chelsea itu sendiri menjadi klub besar.
Hal tersebut bisa dilihat dari penjualan pemain-pemain muda Chelsea ke tim-tim lain. Memang, penjualan pemain asli akademi bisa ditujukan untuk menghindarkan Chelsea dari hukuman FFP. Tapi kalau yang dibeli sama-sama pemain muda dan bisa saja lebih rendah kualitasnya, ya buat apa?
Mendingan memoles pemain muda sendiri daripada mengeluarkan uang yang banyak untuk memoles pemain muda dari klub lain. Fans Chelsea pasti muak melihat para pemain akademinya pergi hanya untuk memberi ruang bagi pemain muda lain yang belum menjamin bisa memberi kontribusi lebih baik.
Entah apalagi gebrakan-gebrakan yang akan dipertontonkan Todd Boehly untuk ke depannya. Yang jelas, fans Chelsea harus bisa lebih bersabar melihat atraksi-atraksi yang Boehly lakukan. Jangan kaget juga apabila nantinya Chelsea akan mengikuti gebrakan yang dilakukan Barcelona dengan membuka bisnis makanan.
Kan pas, tuh, Chelsea FC, C-nya Catering.
👀🍔 Barcelona is expanding its brand with Barca Kitchen, a new food delivery service in partnership with Rappi…
This initiative aims to bring the Blaugrana spirit to dinner tables across Latin America.
Barca Kitchen’s menu includes items inspired by the club’s history,… pic.twitter.com/uAkQIMqzFt
— CentreGoals. (@centregoals) August 7, 2024
https://youtu.be/o8ecaFr6vWM
Sumber: Transfermarkt, ESPN, Sky Sport, Daily Mail, dan One Football