MIRIS! Fakta dan Buntut Tragedi Kanjuruhan Malang

spot_img

“Mungkin dukanya bisa hilang. Namanya kembali terlupakan. Hastagnya tenggelam. Suporter kembali bersorak. Tetapi ibu mereka? Seumur hidup akan tetap membenci sepakbola. Usut tuntas!” Kalimat yang viral di media sosial itu jadi penggambaran yang tepat bagi situasi sepakbola Indonesia sekarang. 

Jatuhnya korban jiwa usai pertandingan derby Jawa Timur yang mempertemukan tim tuan rumah Arema FC melawan Persebaya telah meninggalkan duka mendalam. Di tengah performa tim nasional yang mulai membaik, peristiwa ini jadi pukulan telak bagi sepakbola Indonesia. Berikut beberapa fakta dan buntut yang bakal terjadi akibat insiden Kanjuruhan kemarin.

Tiket Melebihi Kapasitas Stadion

Ada fakta yang membuat para penikmat sepakbola Indonesia bertanya-tanya. Salah satunya adalah tiket yang dicetak oleh panitia pelaksana laga Arema kontra Persebaya Surabaya ternyata melebihi kapasitas stadion Kanjuruhan. 

Menko Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD angkat bicara soal peristiwa tersebut. Ia sudah mendapat informasi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan berkoordinasi langsung dengan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta. Mahfud menyoroti soal dugaan membludaknya jumlah penonton di Kanjuruhan.

Mahfud mengungkap kapasitas stadion yang telah disesuaikan untuk pertandingan tersebut yakni 38 ribu penonton. Namun panitia pelaksana (panpel) justru mencetak tiket lebih dari kapasitas stadion. Kabarnya tiket yang dicetak sekitar 42 ribu tiket. Pihak panpel tak mengindahkan usulan dari pihak kepolisian yang hanya membolehkan mencetak 25 ribu tiket saja. Ini adalah pelanggaran prosedural yang sangat fatal.

PT LIB Tolak Pengubahan Jam Kick Off

Pihak kepolisian Kabupaten Malang sebetulnya sudah menyarankan kepada PT Liga Indonesia Baru untuk memajukan jam kick off pertandingan Arema vs Persebaya menjadi sore hari, demi keamanan. Mengingat tensi pertandingan diprediksi akan meninggi.

Sayangnya, hal tersebut tidak diindahkan oleh operator liga, PT LIB. Mereka justru menolak rekomendasi dari pihak kepolisian dan tetap melaksanakan kick-off sesuai jadwal, yaitu 20.00 WIB.

Federasi sepakbola Indonesia pun memberikan penjelasan terkait hal tersebut. Dilansir Detiknews, Sekjen PSSI, Yunus Nusi membenarkan adanya surat rekomendasi dari pihak kepolisian. Namun, ia menyatakan bahwa keputusan yang diambil telah melewati diskusi antara PT LIB, Panpel, dan pihak broadcaster.

Padahal memajukan jam kick off menjadi sore hari adalah salah satu upaya mitigasi karena makin malam kick off-nya, maka tingkat kesulitan untuk mengamankan suatu pertandingan sepakbola akan meningkat.

Penonton Invasi ke Lapangan

Selepas laga, Arema harus mengakui keunggulan Bajul Ijo dengan skor 2-3. Beberapa fans Arema yang kecewa dengan hasil buruk yang diterima oleh timnya pun berlari memasuki lapangan. Kabarnya tujuan utama dari penonton yang masuk ke lapangan adalah untuk meminta penjelasan kepada pemain dan manajemen kenapa Arema mengalami performa buruk. Bukan melakukan kekerasan pada pemain.

Ada sekitar 3000 penonton yang memenuhi lapangan. Hal tersebut juga yang disinyalir menimbulkan kericuhan. Penonton yang berlarian menuju ruang ganti telah memancing amarah para pihak berwajib. Sehingga tim pengamanan pun berusaha memukul mundur para suporter yang berhamburan ke lapangan. 

Tembakan Gas Air Mata yang Ngawur

Ribuan penonton yang menginvasi lapangan pun membuat pihak Polisi dan TNI kewalahan. Namun, bagaimana cara mereka mengamankan para suporter itulah yang dirasa tak manusiawi. Karena aparat keamanan justru menggunakan kekerasan dan gas air mata, yang mana sebetulnya tak diperbolehkan.

Dalam Stadium Safety and Security Regulation Pasal 19, FIFA menetapkan petugas keamanan atau polisi tidak boleh membawa senjata api atau “gas pengendali massa” dalam pertandingan sepak bola. Membawa saja tidak boleh apalagi ditembakan ke arah tribun. Lucunya, pihak keamanan justru menganggap menembakkan gas air mata ke tribun adalah langkah yang sesuai dengan prosedur.

Padahal tindakan itu justru memicu kepanikan di dalam tribun. Kepanikan inilah yang membuat penonton berlarian dan berdesakan mencari pintu keluar stadion. Ironisnya, ketika ditembakkan gas air mata, pintu keluar Kanjuruhan tidak terbuka dengan sempurna. Penonton yang hendak keluar pun terjebak dan berhimpitan di ruang sempit. 

Tragedi Kanjuruhan Jadi yang Kedua terburuk di dunia

Ratusan orang tewas karena sesak nafas, berdesak-desakan hingga terinjak-injak pada pertandingan sepak bola Indonesia yang dikenal dengan “Tragedi Kanjuruhan”. Dan kabarnya, tragedi ini menjadi salah satu bencana sepakbola terburuk di dunia.

Tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi terburuk dengan jumlah korban jiwa terbanyak ke-2 di dunia. Angka korban jiwa Kanjuruhan melampaui tragedi nomor dua sebelumnya yakni tragedi di Accra Sports Stadium, Accra, Ghana tahun 2001 silam. 

Tragedi Accra tersebut menelan korban jiwa hingga 126 orang. Dan kini urutan nomor dua telah tergantikan oleh Tragedi Kanjuruhan dengan data sementara yang diungkapkan Sport Detik, yakni 174 korban jiwa.

Juragan99 Masih Mikirin Duit

Dilansir dari Panditfootball, dalam salah satu wawancaranya, Gilang Widya Pramana atau yang sering kita kenal dengan “Juragan99” selaku Presiden Arema FC dimintai tanggapan mengenai sanksi untuk Arema terkait larangan bermain di Malang hingga akhir musim, yang dirasa lebih ringan daripada harus menjalani sanksi degradasi.

Namun, tanggapan Gilang tidak memiliki sense of crisis. Terlepas dari permintaan maaf dan belasungkawa yang telah disampaikan, Gilang justru menyinggung soal pendapatan klub. Ia menyebut bahwa sanksi tak bisa bermain di Malang sangat memberatkan Arema. Gilang merasa jika Arema tak bermain di kandang, mereka tak akan mendapatkan pemasukan dari penjualan tiket. 

Entah apa yang merasuki Gilang, kok ya masih sempet-sempetnya mikirin pemasukan klub, dan kerjasama dengan para sponsorship di tengah ratusan nyawa melayang dan kesedihan mendalam dari keluarga korban yang ditinggalkan.

Solidaritas Dari Sepakbola Dunia

Tragedi Kanjuruhan tidak hanya menjadi duka bagi publik sepakbola nasional, tapi juga internasional. Dukungan dan solidaritas diberikan untuk para korban tewas dan keluarga yang ditinggalkan.

Contohnya Otoritas penyelenggara Liga Spanyol, La Liga, dan Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) sepakat mengheningkan cipta selama satu menit pada awal laga di pentas Liga Spanyol. Langkah ini dilakukan untuk menunjukan solidaritas terhadap tragedi memilukan yang terjadi di Kanjuruhan. 

Hal itu terjadi di laga Espanyol vs Valencia dan Real Madrid vs Osasuna. Para pemain dari setiap kesebelasan berkumpul di tengah lapangan dan saling merangkul rekan setim mereka. Para penonton pun ikut berdiri untuk memberikan penghormatan.

Yang menarik adalah sepakbola Israel juga menunjukan solidaritas kepada sepakbola Indonesia. Sebelum pertandingan Hapoel Tel Aviv vs Hapoel Jerusalem di Bloomfield Stadium, kedua kesebelasan dan semua penonton bertepuk tangan selama satu menit sebagai bentuk solidaritas kepada para korban.

Berimbas ke Liga

Pasca Tragedi Kanjuruhan, Presiden Joko Widodo memerintahkan PSSI untuk menghentikan semantara pertandingan di Liga 1. Kini kasta tertinggi sepakbola Indonesia itu resmi dihentikan sementara. Meski begitu, Sekjen PSSI, Yunus Nusi mengkonfirmasi bahwa liga 2 dan liga 3 tetap akan berjalan sesuai jadwal. 

Namun, penghentian liga saja tidaklah cukup. Tragedi ini juga mesti diusut secara tuntas, komprehensif, dan menyisir semua aspek serta pihak yang terlibat secara langsung mau pun tidak langsung. 

Karena Tragedi Kanjuruhan bukanlah tragedi sepakbola atau olahraga saja, melainkan tragedi Indonesia. Investigasi atas peristiwa ini harus dipimpin oleh otoritas tertinggi negeri ini. Bukan malah dipimpin oleh orang yang seharusnya lebih layak dimintai pertanggung jawaban!

Sumber: Box2box, Panditfootball, Sport Detik, Bola Okezone, Kompas, Priceonomics

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru