The Best FIFA Awards adalah ajang penghargaan untuk memilih yang terbaik di dunia sepak bola setiap tahun. Secara garis besar, ini mirip dengan penghargaan Ballon d’Or. Bedanya adalah, Ballon d’Or diciptakan pertama kali oleh majalah sepak bola kenamaan Prancis. Sedangkan The Best FIFA Awards merupakan penghargaan dari FIFA sebagai organisasi tertinggi sepak bola dunia. Tahun ini digelar pada Senin tanggal 27 Februari waktu setempat. Ada momen apa saja disitu?
Daftar Isi
Messi GOAT
Pertama-tama langsung saja, penghargaan pemain pria terbaik FIFA tahun ini jatuh kepada Lionel Messi. Bukan sebuah kejutan lagi, Messi sudah menjadi sorotan di tahun 2022 kemarin. Tentu saja karena la pulga akhirnya menjuarai Piala Dunia bersama dengan Argentina. Menjadikan albiceleste juara dunia untuk yang pertama kali sejak tahun 1986.
Pemain berusia 35 tahun itu mengalahkan Karim Benzema dan rekan setimnya Kylian Mbappe. Yang mengejutkan adalah, Benzema berada di urutan ketiga. Padahal Wak Haji merupakan pemenang Ballon d’Or tahun lalu, meskipun dirinya tidak berpartisipasi di Piala Dunia. Sedangkan rekan senegara Benzema, Mbappe berada di posisi kedua.
Terlepas dari itu, ini baru penghargaan FIFA keduanya untuk pemain terbaik. Mengejutkan karena ia adalah langganan juara Ballon d’Or. Sebelumnya Messi pernah mendapatkan penghargaan ini di tahun 2019. Mengalahkan Virgil Van Dijk dan Cristiano Ronaldo.
Kemenangan Untuk Argentina
Messi mengucapkan ucapan terima kasih yang cukup menyentuh. Dikutip dari football espana, ia berterima kasih kepada tim Argentina yang menjuarai Piala Dunia 2022. Baginya, tanpa mereka ia tidak bisa berada di tempatnya sekarang.
“Pertama-tama, saya merasa senang berada di sini lagi. Bersama dengan Benzema dan Kylian. Mereka berdua punya musim yang hebat. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan, termasuk Scaloni. Kami disini mewakili tim Argentina.” Ucapnya.
Setelah itu, Messi mengeluarkan guyonan di akhir pidatonya. Ia meminta untuk anak-anaknya yang menonton di rumah untuk tidur karena sudah malam.
“Saya ingin berterima kasih kepada keluarga dan warga argentina, ini jadi memori kita bersama. Juga untuk anak-anak ku yang sedang menonton di rumah, ayah sayang kalian, sekarang waktunya untuk tidur” Ucapnya yang disambut tawa oleh para hadirin.
Argentina sendiri menyapu bersih penghargaan dari FIFA. Pelatih mereka, Lionel Scaloni dipilih sebagai pelatih terbaik FIFA tahun 2022. Sedangkan Emi Martinez, yang punya segudang kontroversi di Piala Dunia Qatar juga menyabet penghargaan kiper terbaik. Mbappe masih memasang wajah masam ketika Emi menerima penghargaan itu. Mungkin masih teringat kejadian di final kemarin.
Tidak hanya para pemain dan pelatih. Argentina juga menerima penghargaan suporter terbaik. Pria eksentrik dengan membawa drum naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan itu, mewakili seluruh suporter timnas Argentina.
Orang itu bernama Tula. Pria berusia 82 tahun itu Ia sudah menjadi pendukung timnas Argentina sejak kecil. Ia mengaku pertama kali menyaksikan Piala Dunia adalah di tahun 1974. Dan sejak saat itu sampai sekarang, ia tidak pernah absen di setiap edisi Piala Dunia. Setelah memberikan ucapan terima kasih, ia menabuh drumnya sambil bernyanyi layaknya seorang fans di stadion.
Vini Gak Masuk XI, Ancelotti Tak Terima
Selain penghargaan individu, FIFA the Best juga membuat starting eleven terbaik untuk tahun 2022. Messi juga masuk kedalam starting eleven terbaik itu. Begitu juga dengan Kylian Mbappe dan Karim Benzema. starting eleven terbaik FIFA tahun ini menggunakan formasi 3-3-4. Berisikan Thibaut Courtois sebagai penjaga gawang.
Tiga bek diisi oleh Achraf Hakimi, Virgil van Dijk, dan Joao Cancelo. Di lini tengah ada Kevin de Bruyne, Luka Modric, dan Casemiro. Sedangkan empat pemain tengah diisi oleh para monster haus gol seperti Messi, Haaland, Benzema, dan Mbappe.
Meskipun itu merupakan daftar yang cukup baik, tapi ada yang tidak terima dengan pilihan FIFA. Orang itu adalah manajer Real Madrid, Carlo Ancelotti. Ia tidak bisa terima karena Vinicius tidak masuk kedalam starting eleven meskipun pemain Brasil itu masuk kedalam nominasi.
“Saya tidak tahu daftarnya, tapi fakta bahwa Vinicius tidak masuk kedalam daftar starting eleven terbaik menurut saya agak aneh. Saya rasa ada kesalahan disitu” Ungkap Ancelotti dikutip dari the athletic.
Lebih jauh lagi, Real Madrid memutuskan untuk tidak menghadiri malam puncak tersebut. Diduga alasan utamanya adalah karena para pemain dan Ancelotti sendiri tidak memenangkan penghargaan individu, jadi mereka tidak mau repot-repot melakukan perjalanan ke Paris, tempat diberlangsungkannya seremoni.
Tapi alasan lain adalah Real Madrid sedang fokus untuk laga el clasico di hari Kamis besok. Klub ibu kota Spanyol itu tidak mau absennya mereka dilihat sebagai bentuk rasa tidak hormat kepada FIFA. Oleh karena itu, mereka mengirim Roberto Carlos sebagai delegasi.
Para Pemenang Lainnya
Penghargaan Puskas Award atau gol terbaik juga dipersembahkan dalam malam puncak ini. Gol Richarlison untuk Brasil di Piala Dunia masuk sebagai finalis. Dengan gol overhead kicknya di turnamen terbesar, banyak yang memperkirakan ia akan menang. Selain itu tendangan roket dari Dimitri Payet juga masuk sebagai finalis.
Namun pemenangnya jatuh kepada Murcin Oleksi. Ia merupakan pemain bola amputasi asal Polandia yang bermain untuk klub Warta Pozan. Oleski mencetak gol dengan cara akrobatik hanya dengan menggunakan dua kruk di tangan yang menyangga tubuhnya.
Tidak hanya aksi gol, tapi aksi fair play pemain juga diberikan apresiasi yang sejajar di malam itu. Tahun lalu, FIFA Best Fair Play jatuh kepada tim Denmark yang dengan sigap membantu Eriksen ketika dirinya sedang dalam kondisi kritis saat itu.
Tahun ini, penghargaan fair play jatuh pada Luka Lochoshvili yang masih membela klub Austria. Di pertandingan itu, pemain dari tim lawan yang bernama Georg Teigl mengalami benturan keras sampai tidak sadarkan diri.
Tanpa pikir panjang, Luka meminta wasit untuk menghentikan permainan dan langsung memberikan pertolongan pertama pada lawannya itu. Aksinya itu telah menyelamatkan nyawa Teigl dan ia pun berhak mendapatkan penghargaan FIFA Best Fair Play.