Gonjang-ganjing perkara krisis keuangan Barcelona menemui babak baru. Berlarut-larut perkara ini menjadi sorotan media.
Masalah pendaftaran pemain yang kata banyak orang tak akan bisa terwujud karena aturan La Liga, eh akhirnya justru bisa diwujudkan oleh Blaugrana. Namun tunggu dulu, apakah drama dari segala cerita rumit ini hanya sampai di sini?
Tentu saja tidak semudah itu. Ada resiko yang bisa jadi akan jadi efek yang mesti dihadapi Barcelona ke depannya.
3. Explanation of Economic Levers.
– In Barcelona’s context, Economic Levers are financial maneuvers proposed by the board where some of the assets of the club are sold to raise funds.
– This immediate cash influx helps alleviate the club’s financial distress. pic.twitter.com/l4xhY6fk7b
— infosfcb (@infosfcb) August 10, 2022
Daftar Isi
Awal Mula Permasalahan
Bicara soal permasalahan pelik ini, muara awalnya adalah dari krisis yang ditinggalkan presiden lama mereka Bartomeu. Laporta, presiden yang baru ketimpa beban besar untuk membereskan keuangan yang teramat kacau ini. Satu demi satu permasalahan pun ia selesaikan.
Barca yang punya utang seabrek ini, menurut banyak orang alangkah baiknya menstabilkan dulu keuangannya, dan melunasi hutang sedikit demi sedikit. Bukan malah hedon dengan banyak pengeluaran untuk beli pemain.
Namun, di sisi lain pemikiran Laporta tak sesempit itu. Musim lalu ia buktikan disaat tim lagi terjerat krisis dan terpuruk, ia malah suntikan uang untuk membeli beberapa pemain baru di paruh musim. Pada akhirnya cara itu justru terbukti berhasil membuat performa Barca naik dan bisa finish di peringkat kedua musim lalu.
Laporta sepertinya ingin mengulanginya lagi musim ini. Namun jauh lebih masif. Tak sedikit pemain bintang berharga mahal didatangkan Barcelona. Ironisnya, kini hal itu berkebalikan dengan kondisi keuangan Barcelona.
Barca tak lagi memiliki cadangan uang. Mereka bahkan sempat bermasalah dengan aturan La Liga tentang batas akhir pembukuan keuangan, pada 31 Juli 2022. Selain itu, Barca pun terancam tak bisa mendaftarkan pemainnya jelang laga pembuka, 13 Agustus 2022.
Atas dasar itulah mereka berpikir ulang bagaimana caranya menyiasati agar bisa lolos persyaratan yang digariskan La Liga tersebut. Maklum Barca ini kelebihan stok pemain dan bengkak dalam masalah beban gaji.
Untuk mengakali itu, Blaugrana telah melakukan banyak hal. Mulai dari pemotongan gaji, penjualan pemain, sampai pada akhirnya menjual aset mereka.
Kesepakatan Penjualan Aset Barca
Barcelona kini dijuluki sebagai klub “tuas ekonomi”. Memang apa sih yang dimaksud tuas ekonomi itu? Ya, Economic Levers atau tuas ekonomi ini adalah nama lain dari pemasukan penjualan aset mereka. Yang harus diketahui, Barca itu telah disetujui oleh Socios (Pemilik Sah Barca) untuk menjual 25% hak siar mereka dan 49,9 % BLM (Barcelona Licensing And Merchandising).
🔹The sale of 49% Barça Studios
– President Joan Laporta recently announced the sale of 24.5% of Barça Studios for €100 million.
– According to reports, another 24.5% of Barça Studios will be sold to GDA Luma for €100 million.https://t.co/3yJcVIvxri
— infosfcb (@infosfcb) August 10, 2022
Dari dua penjualan besarnya itu, mereka membaginya lagi. Jadi, tuas itu bukan soal “jual aset secara terus menerus”. Akan tetapi itu adalah pecahan dari 2 penjualan aset mereka yang disetujui Socios.
Tuas pertama Barca cair 10% dari Sixth Street pada 30 Juni 2022 dengan total uang yang didapat 267 juta euro. Lalu, tuas kedua Barca cair 15% juga dari Sixth Street pada 22 Juli 2022 dengan total uang yang didapat 400 juta euro.
Jadi, dengan 2 tuas senilai 25% dari hak siar yang dijual selama 25 tahun ke depan itu, Barca telah mendapatkan total pemasukan 667 juta euro.
Namun kedua tuas itu dianggap hanya cukup untuk menstabilkan keuangan mereka dan melunasi utang. Barca pun bergerak lagi dengan mulai mengaktifkan tuas ketiga guna mendatangkan pemain.
Namun, Laporta “mengeremnya” dengan tak langsung menjual aset sepenuhnya yang senilai 49,9%. Mereka pecah lagi dengan yang namanya tuas ketiga yakni sebesar 24,5% yang terjual kepada Socios.com. Tuas itu cair senilai 100 juta euro.
Namun kemudian La Liga mencurigai perusahaan Laporta dan teman-temanya mendanai kekurangan 150 juta euro, untuk menggenapi total 667 juta euro yang didapat dari penjualan hak siar yang dibayar Sixth Street. Karena menurut laporan, Sixth Street sebagai pembeli dalam pembukuannya hanya membayar Barca 517 juta euro.
Barcelona are locked in a dispute with La Liga over the deal to sell some of their future TV rights to US fund Sixth Street.
As things stand, they will not be able to register their new stars in time for their first league game.
📝 @dermotmcorrigan https://t.co/kyo17uzTBb
— The Athletic UK (@TheAthleticUK) August 9, 2022
Kecurigaan La Liga itulah yang membuat Barca, mau tidak mau harus mengaktifkan lagi tuas berikutnya apabila ingin mendaftarkan pemain baru pada batas waktu pendaftaran sebelum laga perdana.
Barca perlu mengaktifkan sisa tuasnya yang keempat sebesar 24,5% kepada pembeli yang berbeda senilai 100 juta euro. Ditambah mengumpulkan lebih banyak uang lagi baik dari menjual pemain atau memotong gaji.
Barcelona have activated their fourth ‘economic lever’, with 24.5% of Barca Studios sold to Orpheus Media for €100m… #FCB
More from @bosherL & @dermotmcorriganhttps://t.co/ZmgrVYOqVl
— The Athletic UK (@TheAthleticUK) August 12, 2022
Pemotongan Gaji Pemain dan Penjualan Pemain
Soal pemotongan gaji pemain, musim lalu juga terjadi di Barca. Ketika mereka tak bisa mendaftarkan pemain barunya seperti Depay, Aguero maupun Eric Garcia pada pekan pertama La Liga. Namun, akhirnya dengan kesediaan para pemain seperti Pique, Alba, maupun Busquets yang gajinya rela dipotong, akhirnya mereka bisa mendaftarkan pemain barunya menjelang pekan pertama La Liga.
How Gerard Pique helped Barcelona finally register Memphis Depay and Eric Garcia ahead of La Liga opener – but no Sergio Aguero yet https://t.co/mzcqBHTHxu pic.twitter.com/uM0R4Y28A4
— SPORTS CIRCUS INT. (@SPORTSCIRCUSINT) August 14, 2021
Hal serupa pun terjadi musim ini. Selain menjual beberapa aset untuk menstabilkan keuangan, Barca juga melakukan cuci gudang pemain serta pemotongan gaji.
Kini pemain seperti Busquets, maupun Pique rela kembali gajinya dipotong atau ditangguhkan. Dengan itu, beban gaji Barca berkurang dan menjadi angin segar untuk mendaftarkan kembali para pemain barunya.
Barcelona will be able to register everyone with the completion of the fourth economic lever & Gerard Pique’s salary reduction… 😮
Via @gerardromero pic.twitter.com/kjcaE9R1US
— SPORTbible (@sportbible) August 8, 2022
Ditambah dengan pengaktifan tuas keempatnya yang cair 24,5 % dari perusahaan GDA Luma senilai 100 juta euro, Barcelona kini akhirnya disetujui La Liga untuk mendaftarkan pemain barunya sehari jelang laga pekan pertama La Liga melawan Rayo Vallecano.
BREAKING: Barcelona register all but one of their new signings with La Liga | @petejenson https://t.co/NsVnLWVvTt pic.twitter.com/0S3NnULfd1
— MailOnline Sport (@MailSport) August 12, 2022
Akan tetapi, mereka masih ada PR untuk mendaftarkan pemain barunya Jules Kounde yang belum terdaftar, karena kurang memenuhi syarat. Syarat itu akan tercapai menunggu apabila dari 1 atau 2 pemain Barca hengkang, atau ada yang rela memotong gajinya lagi.
Dampak Manuver Keuangan yang Berisiko
Pertanyaannya sekarang, apakah drama pelik Barca dengan tuasnya ini hanya berakhir sampai di sini? Mungkin jawabannya tidak. Karena bagaimanapun dengan manuver senekat ini, Barca punya resiko besar yang akan mengintainya di masa depan.
Dari segi keuangan, manuver yang dilakukan Laporta ini terbilang berani. Laporta bisa saja tak jor-joran beli pemain, sembari utang lunas, keuangan jadi stabil, barulah mereka jor-joran. Akan tetapi, jalan itu tidak dipilih oleh Laporta.
Laporta lebih memilih berinvestasi banyak dengan pembelian pemain baru sembari menstabilkan keuangan. Dampak risiko terhadap pengeluaran mereka yang jor-joran ini akan terlihat apabila langkah mereka tak sesuai ekspektasi.
Misal Barca terpuruk lagi atau tak bisa raih gelar apapun musim ini. Otomatis pemasukan jadi sedikit, pamor menurun, dan minat sponsor berkurang. Hal itu akan berefek besar pada pemasukan klub.
Dengan perjudian ini, logikanya dengan menjual banyak asetnya, masa depan Barca bisa saja bonjrot dari segi keuangan, apabila mereka tak mampu menutupinya dengan pemasukan yang berarti tiap musimnya. Apalagi jika kondisi keuangan dunia yang kembali dilanda krisis seperti pandemi yang lalu. Bukan tidak mungkin Barca pada akhirnya adalah klub yang akan bangkrut duluan.
https://youtu.be/8scG6-DX5H0
Sumber Referensi : theathletic, theathletic, goal.com, as.com