Mengenal Tiga Kompetisi Antarklub Baru di Asia

spot_img

Mulai musim 2024/25, kompetisi kontinental antarklub di Asia akan terbagi menjadi tiga kasta. AFC sebagai federasi sepak bola Asia akan mengelar tiga kompetisi antarklub di antaranya AFC Champions League Elite, AFC Champions League 2, dan AFC Challenge League. Kabar tersebut dikabarkan langsung lewat situs resmi AFC pada 25 Mei 2024 lalu.

Format baru kompetisi antarklub Asia ini mungkin akan memunculkan pertanyaan mengenai seperti apa aturan mainnya? Siapa saja yang akan bertanding? Bagaimana nasib kompetisi antarklub sebelumnya? Dan bagaimana dengan klub-klub Indonesia?

 

AFC Champions League Elite

AFC Champions League Elite adalah penerus dari kompetisi yang sebelumnya dikenal sebagai AFC Champions League. Kompetisi baru AFC Champions League Elite akan menjadi edisi ke-43 dari kompetisi antarklub tertinggi di Asia.

Sebelum bernama AFC Champions League, kompetisi ini dahulu dikenal sebagai Asian Champion Club Tournament. Ide pembentukan kompetisi ini diajukan oleh pengurus AFC bernama Lee Wai Tong. Pada pertemuan yang diadakan pada 21 April 1963, Lee Wai Tong mengemukakan pendapatnya untuk mengadakan kompetisi serupa European Cup.

Akhirnya, kompetisi ini baru diadakan di tahun 1967. Pada awalnya kompetisi ini memiliki format yang berubah-ubah, baik diadakan langsung melalui fase gugur maupun diadakan melalui fase grup. Juara pertama kompetisi ini adalah Hapoel Tel Aviv. Klub Israel tersebut berhasil mengalahkan wakil Malaysia, Selangor di babak final.

Pada empat edisi pertama kompetisi ini, klub-klub Israel masih bermain di bawah konfederasi AFC sehingga mereka diizinkan untuk ikut serta. 3 dari 4 edisi pertama kompetisi ini dimenangkan oleh klub Israel.

Keberadaan klub Israel ini tentunya membuat klub-klub Arab murka. Pada edisi kedua, klub asal Lebanon, Homenetmen menolak bertanding melawan Hapoel Tel Aviv di semifinal. Akhirnya, Hapoel Tel Aviv melaju ke final yang akhirnya dikalahkan wakil Iran, Taj Tehran atau yang kini dikenal sebagai Esteghlal FC.

Kemudian pada 1971, Aliyat Al-Shorta menolak bertanding melawan Maccabi Tel Aviv di final. Otomatis, AFC memberikan gelar tersebut ke Maccabi Tel Aviv. Namun, pada seremoni penyerahan piala, para pemain Aliyat Al-Shorta mengibarkan bendera Palestina. Mereka pun tetap pulang ke Baghdad dengan bangga. Bahkan tetap merayakannya layaknya sang juara.

Keberadaan klub Israel yang membuat kompetisi kacau membuat AFC sempat menghentikan kompetisi ini selama 14 tahun. Kompetisi tertinggi antarklub di Asia baru diadakan lagi pada 1985 dan pada 2002 nama Asian Champion Club Tournament diubah menjadi AFC Champions League.

Kompetisi AFC Champions League Elite akan dimulai pada 6 Agustus 2024 dan akan berakhir pada 4 Mei 2025. Artinya, format kompetisi antartahun yang diadakan di akhir tahun hingga awal tahun masih dipakai. Format seperti ini mulai dipakai sejak musim 2023/24 lalu.

Seperti yang dikutip dari situs resmi AFC, format ini dipakai agar klub-klub di Asia bisa memiliki jadwal bursa transfer yang sama dengan liga-liga di belahan dunia yang lain. Tujuannya, agar klub-klub di Asia lebih mudah bagi mendatangkan pemain dan pelatih kelas wahid sehingga pamor kompetisi di Asia ikut terangkat.

AFC Champions League Elite akan dilaksanakan dalam sistem liga yang akan dibagi menjadi zona barat dan timur. Tiap zona berisi 12 klub dan 8 klub teratas akan lolos ke babak 16 besar. Final AFC Champions League Elite 2024/25 rencananya akan dilaksanakan di Arab Saudi.

24 klub yang akan bertanding tersebut berasal dari 6 liga dengan koefisien poin tertinggi baik di zona barat dan timur. 6 liga dari wilayah barat tersebut adalah liga Arab Saudi, Qatar, Iran, Uni Emirate Arab, Uzbekistan, dan Iraq. Sementara 6 liga dari zona timur adalah liga Jepang, Korea Selatan, China, Thailand, Australia, dan Malaysia.

Dilansir dari Football Australia, tim yang berlaga di fase grup setidaknya akan mendapatkan 800 ribu US dolar (Rp13 miliar) dan jawaranya akan mengantongi setidaknya 12 juta US dolar (Rp194 miliar).

 

AFC Champions League 2

Apabila AFC Champions League Elite merupakan rebranding dari AFC Champions League, maka rebranding dari AFC Cup adalah AFC Champions League 2. Kompetisi kasta kedua antarklub di Asia tersebut musim depan akan menjadi edisi ke-21.

Kompetisi AFC Champions League 2 ini juga akan mengikuti format kompetisi akhir tahun hingga awal tahun sama seperti AFC Champions League Elite. Kompetisi kasta kedua ini pertama kali diadakan pada tahun 2004 dengan wakil Suriah, Al-Jaish keluar sebagai juara.

Untuk kompetisi AFC Champions League 2 musim 2024/25 akan diikuti oleh 36 tim. Mereka akan bertarung melalui sistem grup yang dibagi menjadi 8 grup. Juara grup dan runner-up akan lolos ke babak 16.

Klub yang berpartisipasi pada kompetisi ini berasal dari 36 liga yang rinciannya adalah 12 klub dari Asia Barat dan Asia Tenggara, serta 4 klub dari Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tengah.

Dilansir dari Football Australia, tim yang berlaga di fase grup setidaknya akan mendapatkan 300 ribu US dolar (Rp4,8 miliar) dan jawaranya akan mengantongi setidaknya 3,28 juta US dolar (Rp53 miliar).

 

AFC Challenge League 

AFC Challenge League adalah penghidupan kembali dari AFC President Cup yang sebelumnya diadakan pada 2005 hingga 2014. Untuk edisi baru kali ini, kompetisi antarklub Asia ini akan diikuti oleh 20 tim yang akan dibagi ke dalam 5 grup. Juara grup dan 3 runner-up terbaik akan lolos ke babak penyisihan.

Peserta AFC Challenge League 2024/25 kali ini akan diikuti oleh klub dari 18 liga dan 2 klub yang gagal lolos di babak kualifikasi AFC Champions League 2. Berdasarkan dari penjelasan AFC, juara kompetisi ini akan mengantongi setidaknya 1 juta US dolar (Rp16,1 miliar).

 

Nasib Klub Indonesia Setelah Adanya Format Baru

Untuk musim 2024/25, ada 2 wakil Indonesia yang akan bertanding di kompetisi antarklub Asia. Juara Liga 1 2023/24, Persib Bandung akan bermain di fase grup AFC Champions League 2 dan Madura United sebagai runnerup Liga 1 2023/24 akan mewakili di fase grup AFC Challenge League.

Seperti yang dilansir dari Skor, dua  kuota yang mewakili Indonesia ini diakibatkan karena Liga 1 berada di posisi ke-28 dari seluruh liga yang ada di bawah naungan AFC. Selain itu, hal ini diakibatkan karena minimnya prestasi klub Indonesia di kompetisi Asia sebelumnya. Oleh karena itu, apabila performa Persib dan Madura United mengesankan, bukan tidak mungkin kuota klub Indonesia di kompetisi Asia akan bertambah.

https://youtu.be/bJ5RbnTgpsg

Sumber: The AFC, Football Australia, dan Skor

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru