Mengapa Penggemar Manchester City Selalu Mencemooh Anthem Liga Champions?

spot_img

Pemandangan yang unik terjadi di setiap laga Liga Champions yang dilakoni oleh Manchester City. Fans mereka telah lama menyoraki anthem sakral milik Liga Champions yang selalu berkumandang di stadion itu.

Fans City lebih fasih melantunkan lagu Wonderwall milik Oasis atau Hey Jude milik The Beatles. Pasti dong, ada alasan di balik sikap para fans The Citizens tersebut. Lantas, apa saja alasannya?

Rasisme Balotelli

Hubungan renggang antara fans City dan pihak UEFA sudah terjadi lama. Kisah kebencian itu dimulai sejak mantan pemain mereka, Mario Balotelli diperlakukan rasis oleh para pendukung FC Porto.

Kejadian itu terjadi ketika City berlaga di laga 32 besar Europa League pada leg pertama melawan Porto di Do Dragao Februari 2012.

Balotelli ketika itu diejek dengan teriakan “mirip monyet” di laga yang berkesudahan 2-1 untuk kemenangan Porto itu. Pihak Manchester City tak terima dan mengajukan protes resmi mengenai hal ini pada UEFA.

UEFA pun melalui Badan Pengendalian dan Disiplin mempelajari protes Manchester City tersebut. Porto akhirnya dijatuhi sanksi oleh UEFA. Namun, sanksi yang dibebankan UEFA pada Porto hanyalah denda senilai 20 ribu saja atau sekitar Rp321 juta. Denda tersebut bahkan jauh lebih kecil dari gaji Wout Faes di Leicester (58 ribu euro) per pekan.

Tentu saja pihak Manchester City kecewa atas hal itu. Mereka berharap kasus seperti rasisme ini layak mendapatkan hukuman yang lebih berat.

Denda Di Lisbon

Setelah peristiwa yang mengecewakan di Porto tersebut, ternyata masalah kembali terjadi di babak 16 besar Europa League kala melawan Sporting Lisbon. Kejadian itu tepatnya pada leg pertama di kandang Sporting Lisbon, Jose Alvalade, Maret 2012.

Laga yang berkesudahan 1-0 untuk kemenangan Sporting Lisbon itu diwarnai aksi “lelucon” ketika babak kedua akan dimulai. Laga itu tiba-tiba ditunda sebentar dengan alasan perangkat pertandingan menganggap tim The Citizens terlambat memasuki lapangan. Padahal sebenarnya, para pemain City itu hanya terlambat 1 menit saja.

Dan apa yang terjadi pasca laga? UEFA menjatuhkan denda sebesar 30 ribu euro (Rp803 juta) kepada City berkat keterlambatannya itu. City kembali kecewa sekaligus marah atas denda tersebut. Sebab, selain sepele, nilai dendanya pun jauh lebih besar dari denda yang dijatuhkan kepada FC Porto.

Kasus Financial Fair Play di 2014

Sudah ada dua kasus yang menurut pihak City merugikan. Namun di bulan Mei 2014, mereka kembali terkena kasus. Kasusnya pun kini lebih besar, yakni menyangkut pelanggaran Financial Fair Play (FFP).

Kasus pelanggaran FFP di 2014 itu, tak hanya berlaku untuk City saja. Melainkan ada PSG dan beberapa klub lainnya dengan pelanggaran dan hukuman yang berbeda-beda. City ketika itu didenda 49 juta euro dan beberapa pembatasan

Seperti contohnya, City hanya bisa mendaftarkan 21 pemain saja di Liga Champions musim berikutnya. Mereka juga tak boleh membelanjakan pemain melebihi 60 juta euro. Mereka juga disuruh membatasi kerugian tak boleh melebihi 10 juta euro. City saat itu hanya bisa pasrah dan menerima hukuman karena tak dapat mengajukan banding.

Tak Boleh Hadir Di Moscow

Setelah kasus besar tersebut, tepatnya pada Oktober 2014 mereka kembali “dikerjai” oleh pihak UEFA. Ketika itu kejadiannya di laga tandang Manchester City melawan CSKA Moscow di babak grup Liga Champions 2014/15.

Laga tandang di Moscow itu sedianya akan dihelat tanpa penonton, karena CSKA Moscow masih terkena sanksi atas kasus pelecehan rasial para pendukungnya. Fans City yang sudah kadung ingin berangkat ke Moskow kembali dibuat kecewa atas peraturan itu. Penggemar City menganggap apa yang dialami oleh CSKA Moscow tak ada sangkut pautnya dengan klub mereka.

Lucunya dan yang membuat fans The Citizens geram adalah 650 pendukung CSKA Moscow tiba-tiba dipersilakan masuk ke stadion dengan atribut sponsor oleh perangkat pertandingan. Melihat hal itu, fans City makin membara amarahnya. Tidak hanya para fans, para pemain seperti Vincent Kompany, Yaya Toure, serta pelatih Pellegrini pun naik pitam. Mereka vokal dan lantang menyuarakan kasus ini.

Berkat akumulasi kekecewaan serta kemarahan pihak City itulah, menurut The Athletic salah satu grup suporter City yang bernama The 1894 Group menyerukan semua bagian dari grup suporter City untuk mem-“boo” atau mencemooh setiap anthem Liga Champions ketika dikumandangkan. Nah, sejak saat itulah para suporter City melakukannya sampai dengan sekarang.

Dikerjain Lagi Di 2016 Melawan Kiev

Sudah mulai menjamurnya siulan atau “boo” dari fans City ketika anthem Liga Champions berkumandang, tak membuat UEFA berhenti mengerjai klub ini. Ada lagi kasus di bulan Februari 2016, tepatnya di babak 16 besar Liga Champions 2015/16. The Citizens akan bertandang terlebih dahulu ke kandang Dynamo Kiev di leg pertama.

Asal tahu saja, pertandingan yang diselenggarakan di Kiev itu sedianya akan tanpa penonton. Pasalnya, Kiev masih menjalani hukuman akibat kasus rasial. Melihat hal tersebut, fans City sadar tidak bisa menonton timnya ke stadion.

Namun beberapa hari sebelum laga dihelat, UEFA mengubah peraturannya dengan mencabut larangan supporter datang ke stadion. Di sinilah, para fans City kembali dibuat geram.

Mereka kembali merasa dipermainkan. Pencabutan larangan itu terkesan mendadak dan fans City tak punya persiapan untuk bertandang ke Kiev. Dan benar saja, laga yang berkesudahan 1-3 untuk kemenangan City itu dihelat dengan melibatkan penonton.

Kasus Financial Fair Play City di 2019/20

Nampaknya fans City sudah hafal dengan kelakuan UEFA yang terus mengerjai timnya itu. Mereka seolah sadar akan resiko yang harus diterimanya, termasuk kasus besar yang kembali menjerat mereka di musim 2019/20. Ya, mereka kembali diburu pelanggaran Financial Fair Play untuk kedua kalinya.

The Citizens didakwa atas pelanggaran penggelembungan pemasukan sponsor di dalam neraca keuangan mereka selama periode 2012 hingga 2016. Atas dakwaan pelanggaran tersebut, mereka dituntut hukuman tak boleh berkompetisi di Liga Champions selama dua musim, dan denda sebesar 30 juta euro.

Namun City kemudian naik banding ke Badan Arbitrase Olahraga (CAS). Alhasil, setelah mengajukan banding, mereka akhirnya dinyatakan lolos dari hukuman berat tersebut dan hanya kena denda sebesar 10 juta euro saja.

Melunak Setelah Juara Liga Champions?

Cemoohan yang selama ini dilancarkan supporter City semakin langgeng dan lantang bahkan hingga Final Liga Champions 2023 di Istanbul melawan Inter. Para penggemar City mencemooh anthem Liga Champions tersebut. Namun, suporter Inter berhasil meredam ejekan tersebut.

Nah, kini mereka sudah mendapatkan gelar prestisius kompetisi yang anthemnya selama ini selalu mereka soraki. Pertanyaannya, apakah perilaku mereka musim depan akan berubah? Ataukah justru akan tetap sama? Pasalnya, yang disoraki mereka itu sebenarnya bukan inti dari lagunya, melainkan perilaku yang telah diperbuat oleh UEFA.

https://youtu.be/UC_uokTFOKc

Sumber Referensi : theathletic, eurosport, theguardian, si.com, dailymail, theguardian

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru