Mencari Keadilan untuk Thomas Tuchel

spot_img

Tidak ada pelatih yang ingin dipecat. Sebab konon, pemecatan bisa membuat reputasi pelatih tersebut buruk. Meski hal itu tidak berlaku bagi beberapa pelatih Eropa. Namun begitu, tetap saja seorang pelatih pasti tidak ingin didepak dari klubnya.

Sayangnya, pemecatan adalah sebuah keniscayaan. Sepak bola yang sekarang tak sekadar olahraga tapi juga industri, maka sangat karib dengan yang namanya pemecatan, termasuk pelatih atau manajer. Terlebih di liga dengan persaingan sengit seperti Liga Premier Inggris.

Pemecatan itulah yang kini dialami manajer Chelsea, Thomas Tuchel. Siapa pun barangkali tidak akan menyangka, pelatih yang punya portofolio bagus tersebut akan diberhentikan dengan cepat. Bahkan ia adalah manajer kedua di Premier League yang dipecat setelah Scott Parker.

Pemecatan Tuchel menunjukkan bahwa meskipun pemiliknya ganti, tapi kebiasaan lama Chelsea masih pula dipertahankan. Maka, wajar kalau gelombang protes kemudian muncul mengiringi pemecatan manajer yang mempersembahkan gelar Liga Champions kedua buat Chelsea itu.

Chelsea Tidak Terlalu Buruk

Entah kebetulan atau bagaimana, pemecatan Tuchel terjadi persis setelah Chelsea kalah dari Dinamo Zagreb 1-0 di Liga Champions. Sebuah hasil yang memang tidak terlalu baik buat The Blues. Sebelum itu, The Blues juga mengawali musim dengan lambat.

Kekalahan mengejutkan atas Leeds United 3-0 barangkali menjadi yang paling menyakitkan. Namun, kalau mau adil, di awal musim ini Chelsea sebenarnya nggak buruk-buruk amat. Setidaknya dari enam pertandingan, Thomas Tuchel sudah membuat Chelsea mengumpulkan 10 poin.

Dari 6 laga, The Blues menang 3 kali, kalah 2 kali, dan imbang 1 kali. Hasil imbang yang diperoleh Thomas Tuchel pun terbilang wajar-wajar saja. Karena yang menahan imbang Chelsea adalah Tottenham Hotspur asuhan Antonio Conte yang tengah ranum-ranumnya.

Soal peringkat, toh sampai pekan keenam, Chelsea masih berada di Big Six. Posisi mereka sampai pekan keenam masih di atas Liverpool. Ya, walaupun berada di bawah Manchester United dan Brighton.

Selain itu, dikutip Mirror, Tuchel juga memiliki persentase kemenangan yang tinggi, yaitu 60 persen. Angka itu bahkan terpaut tipis saja dengan Jurgen Klopp yang memiliki rasio kemenangan 60,9 persen.

Selama melatih, Tuchel juga selalu membuat Chelsea nangkring di peringkat empat besar. Belum jika kita menilik catatan apik Tuchel sebelum melatih Chelsea. Jadi, sulit diterima akal bila Thomas Tuchel mesti dipecat hanya dalam 10 menit panggilan telepon yang blak-blakan.

Tuchel Terusik Kenyamanannya Oleh Boehly

Beberapa laporan termasuk dari The Telegraph menyebutkan, pemecatan Tuchel bukan perkara hasil. Melainkan memang ada hal-hal yang bermasalah di awal. Sejak Todd Boehly dan kolega mengambil alih Chelsea, tepat di titik itulah problemnya. Dalam laporan yang juga dikutip Football365 itu, Tuchel tidak nyaman bekerja dengan Boehly.

Apalagi kehadiran Boehly bertujuan untuk mengubah klub. Ia tidak ingin bekas-bekas rezim Abramovich tersisa. Singkatnya, Boehly ingin membangun ulang klub. Maka, nama seperti Marina Granovskaia, Bruce Buck, Guy Laurence, dan Petr Cech memilih pergi.

Thomas Tuchel pun diberi tanggung jawab lebih, yaitu terkait bursa transfer dan bisnis. Beberapa laporan termasuk The Athletic menyebut, Tuchel tidak enjoy dengan tanggung jawab berlebih itu.

Ia biasa bekerja sama dengan staf kepelatihan, tapi karena Boehly belum menemukan direktur olahraga, maka pekerjaan Tuchel langsung dikomandoi oleh Boehly. Setelahnya, tidak butuh waktu lama untuk hal-hal menyimpang terjadi.

Tuchel dan Boehly Berbeda Pendapat Soal Transfer

Masalah lalu pelan-pelan mulai muncul. Ketika bursa transfer musim panas dibuka, Thomas Tuchel sudah berbeda pendapat dengan Boehly. Meski awalnya Boehly akan menyepakati apa pun penilaian Tuchel soal transfer. Hal itu tampak meyakinkan saat Boehly mendukung Tuchel untuk melepas Romelu Lukaku.

Namun, ternyata ada banyak hal yang terjadi di luar kendali Thomas Tuchel. Ia ingin beberapa pemain baru datang pada Bulan Juli. Jadi, mereka bisa ikut tur pra musim. Akan tetapi, Boehly lebih banyak mendatangkan pemain di Bulan Agustus.

Pemain yang didatangkan pun jauh dari daftar awal yang diinginkan Thomas Tuchel. Seperti misalnya, Tuchel tidak menginginkan Cristiano Ronaldo, tapi Todd Boehly menginginkannya. Tuchel bersedia melepas Armando Broja, tapi sang pemain justru diperpanjang kontraknya.

Boehly yang Tidak Cakap dalam Negosiasi Pemain

Selain itu, cara Boehly dan Behdad Eghbali dalam mendatangkan pemain justru srugal-srugul. Misalnya, kesepakatan meminjamkan Lukaku dan penandatanganan Aubameyang yang kacau.

Hal itu bahkan menimbulkan erosi bertahap dalam hubungan antara Tuchel dan Boehly. Sebab, Boehly sangat naif dalam bernegosiasi, terlalu oportunis, dan pendekatan multifaset yang disampaikan secara tidak jelas. Beberapa agen yang terlibat pembicaraan dengan Boehly dan Eghbali berbicara dengan ESPN.

Mereka banyak mengatakan, bahwa Boehly dan Eghbali mempunyai pengetahuan yang sehat, profesional dalam bernegosiasi, dan ramah. Namun, satu yang tidak pasangan itu punya adalah pendekatan seperti Marina Granovskaia.

Marina adalah negosiator ulung dan hanya akan bergerak jika pemain benar-benar berminat untuk bergabung ke Chelsea. Betul bahwa secara teknis, klub yang ingin membeli pemain harus menyetujui persyaratan terlebih dahulu. Namun, dalam negosiasi modern, niat pemain adalah aspek yang krusial.

Itulah kenapa musim ini Chelsea kelihatan gampang kena tikung. Raphinha yang secara pribadi memang ingin bergabung ke Barcelona, Chelsea malah menawarnya, dan berakhir gagal. Jules Kounde juga demikian. Ia yang ingin gabung Barcelona, Chelsea malah mengejar sang pemain. Hasilnya, tentu saja gagal. Itu membuat publik dan Thomas Tuchel sendiri frustrasi.

Kefrustrasian itu tergambar dari pembelian Marc Cucurella dari Brighton. Manchester City sebelumnya telah menawar Cucurella 50 juta poundsterling (Rp860,7 miliar), tapi Brighton menolak. Barangkali karena tidak ingin gagal lagi, Chelsea menawar Cucurella di angka 62 juta poundsterling (Rp1 triliun lebih), dan Brighton menerimanya.

Pembelian pemain muda seperti Chukwuemeka, Cesare Casadei, serta pembelian Gabriel Slonina untuk dipinjamkan kembali juga membingungkan. Di tengah kebutuhan tim untuk area skuad yang krusial, tapi kenapa justru mendatangkan pemain muda? Terlebih Chelsea juga tidak kehabisan pemain muda.

Sikap Baik Boehly ke Tuchel di Awal Kedatangannya

Pemecatan Tuchel yang sangat mendadak ini tentu saja menimbulkan reaksi beragam. Dikutip Daily Mail, penggemar Chelsea mengecam keputusan Boehly memecat Thomas Tuchel. Fans menganggap keputusan itu adalah lelucon.

Manajer berpaspor Jerman itu sudah didukung dana 250 juta poundsterling (Rp4,3 triliun), tapi ia malah dipecat. Hal itulah yang pada akhirnya membuat para penggemar menyebut Boehly lebih berbahaya daripada Roman Abramovich.

Kekesalan fans memang berdasar. Awal kedatangan Boehly, ia memberi kesan baik pada Thomas Tuchel. Ia bahkan sempat memuji keramahan Boehly saat saling ngobrol dan makan siang. Boehly juga awalnya mengatakan mendukung Thomas Tuchel.

Karena misinya membangun ulang Chelsea, Boehly punya rencana yang tidak muluk-muluk. Ia hanya ingin Chelsea mengakhiri musim di empat besar, dan Tuchel dipercaya memegang kendali. Namun, setelah Marina dan jajarannya pergi, Tuchel seperti sendirian.

Boehly pun berubah sikapnya. Ia dan jajarannya jadi tidak yakin dengan Thomas Tuchel. Apalagi karena beberapa faktor tadi. Thomas Tuchel pun pergi meninggalkan Stamford Bridge. Kini tinggal bagaimana Graham Potter, manajer baru Chelsea bertahan dengan pemimpin yang terkesan sembrono tersebut.

Pemecatan ini juga terkait dengan sikap Tuchel ke pemain. Beberapa pemain kabarnya tidak menyukai Thomas Tuchel. Sang manajer juga sering mengkritik pemainnya. Namun, Tuchel sendiri dalam laporan The Athletic mengatakan, ia tidak pernah menyalahkan pemainnya. Tuchel selalu menyebut “kami”, itu artinya buruknya Chelsea juga salah dia. Jadi, kesimpulannya, adilkah memecat Thomas Tuchel secepat itu?

https://youtu.be/uygkZRArNnc

Sumber: TheAthletic, Football London, SI

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru