Sepakbola, selain memberi kebahagiaan bagi kita melalui lapangan kering tak berumput semasa kecil dulu, juga menawarkan hal berbeda dalam bentuk video game. Masalahnya, tidak semua anak, di era akhir 90 hingga 2000-an khususnya, memiliki Playstation untuk dimainkan.
Maka dari itu, rental PS hadir untuk menjawab permintaan para gamer yang haus akan permainan sepakbola, lengkap dengan grafis menawan serta suasana tak terlupakan dalam sebuah ruangan yang mungkin kini telah terabaikan.
Daftar Rental PS di Bandung (Updated) https://t.co/JzlaMpcYqp #infoBDG pic.twitter.com/CcmbOcM9DB
— BANDUNG ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ (@infobdg) November 25, 2021
Siang hari sepulang sekolah, atau setidaknya di hari libur ketika semua memiliki waktu untuk berkumpul bersama, anak-anak ramai mendatangi rental yang suara bisingnya sudah terdengar dari jarak beberapa puluh meter jauhnya. Suara senapan, motor yang sedang balapan, sampai komentator sepakbola dengan intonasi khasnya, menjadi sesuatu yang sulit disingkirkan.
Beberapa konsol PS 2 dan TV tabung berjejer rapi untuk siap dimainkan. Dengan uang yang tak sampai lima ribu rupiah, kita sudah bisa bermain selama berjam-jam bersama teman sejawat.
Dengan asap rokok yang sesekali mengepul dari sang penjaga rental, kegembiraan dan semangat para “atlet” tak pernah pudar. Anak-anak tak jarang hanya menggunakan satu PS saja lengkap dengan tv tabungnya untuk menggelar turnamen dengan teman-teman berkumpulnya.
Bila itu terjadi, maka “kemegahan tiada tara” akan segera tercipta.
Klub dan Pemain Legendaris di Rental PS
Bermain dengan banyak teman dalam satu turnamen memang menjadi kebahagiaan yang sulit dilupakan. Karena selain rental PS itu sendiri yang memberi kenangan, klub dan pemain yang dimainkan juga tak lepas dari ingatan sampai sekarang.
Real Madrid, AC Milan, Inter Milan, Arsenal, Liverpool, sampai Manchester United menjadi tim yang sering digunakan. Terdapat pula tim kuat lainnya seperti Juventus, FC Barcelona, hingga FC Bayern yang menyuguhkan pemain-pemain berkelas.
AC Milan dan Inter Milan, menjadi dua tim yang jadi rebutan karena disana terdapat pemain-pemain hebat untuk dimainkan. Selain itu, Manchester United juga jadi tim yang tak pernah ketinggalan untuk dipilih. Malah, dahulu tim berjuluk Setan Merah itu sampai menjadi klub yang “haram” untuk digunakan.
🎮 The good old days on PlayStation 2.
– Inter Milan & Adriano were absolutely insane
– Iconic Manchester United team
– Real Madrid’s team with Beckham & Ronaldo
– Legendary AC Milan squad
– Thierry Henry’s Arsenal
– Messi x Eto’o x RonaldinhoUnreal memories. 😢💧 pic.twitter.com/qzlp0r3av2
— FutbolBible (@FutbolBible) March 17, 2020
Alasannya, dari mulai kiper, gelandang, sampai penyerang memiliki kekuatan tak terbantahkan. Satu nama yang ditakuti orang-orang saat itu adalah Cristiano Ronaldo. Ronaldo yang menyisir sisi lapangan jadi pemain yang sangat sulit sekali dihentikan. Kecepatan, keseimbangan badan, sampai kekuatan tembakan, semuanya memiliki atribut tak masuk diakal.
Selain Ronaldo, kiper Edwin van der Sar, bek Rio Ferdinand, Mikaël Silvestre hingga Nemanja Vidic juga menjadi tembok yang siap lawan mutung sampai ingin membanting stik. Dengan menggunakan formasi 4-4-2, masih ada lagi nama Ryan Giggs, Paul Scholes, dan Park Ji Sung yang turut jadi andalan.
Membayangkan skuadnya saja sudah mengerikan. Maka tidak jarang Manchester United jadi tim yang tidak boleh dipilih dalam sebuah turnamen Playstation.
Dalam video game sepakbola PS2, nama Ronaldo bukan satu-satunya yang ditakuti lawan. Dari Inter Milan, mereka mengirim nama Adriano sebagai robot yang siap ngosak-ngasik di jantung pertahanan lawan. Dengan atribut menyerang 90, body balance 90, akselerasi 90, dan kekuatan tendangan 99, Adriano jadi pemain yang paling sering di-pisuhi.
Tak jarang, cukup mengandalkan Adriano seorang atlet rental yang menggunakan Inter Milan akan dengan mudah meraih kemenangan.
Happy Birthday Adriano
🎮 99 shot power on PES pic.twitter.com/iDY04LkPQM
— Classic Football Shirts (@classicshirts) February 17, 2020
Berlanjut ke pemain legendaris selanjutnya, nama Roberto Carlos muncul sebagai penyerang handal, kendati sebetulnya berposisi sebagai bek. Pria bertubuh kecil asal Negeri Samba itu jadi pemain yang banyak digunakan para atlet rental sebagai penyerang.
Hal itu terjadi karena Roberto Carlos memiliki kecepatan luar biasa serta kekuatan tembakan yang hampir mustahil dihentikan. Saking hebatnya, Roberto Carlos ketika ditempatkan sebagai penyerang, sampai memunculkan aturan tak tertulis yang melarang seluruh atlet rental dalam memberi sang pemain peran tersebut.
Salah satu momen terbaik lainnya, ketika tengah memainkan sebuah turnamen sampai pada drama adu penalti. Di sini para atlet rental akan memperlihatkan tabiat-tabiat tak terduga. Misalnya, stik yang diselipkan di balik baju agar lawan tidak bisa mengetahui arah tendangan, sampai curi-curi pandang ketika lawan lengah agar bisa dengan mudah menebak ke mana bola akan mengarah. Ketika berakhir, menertawakan kesedihan teman yang kalah jadi sesuatu yang sangat membahagiakan.
Kebahagiaan Tak Terlupakan
Bahagianya para atlet rental tak hanya tentang turnamen yang dimainkan salam satu TV saja, melainkan sejumlah hal lain yang terkadang membuat senyum-senyum sendiri saat teringat. Seperti ketika sedang asik bermain, namun tiba-tiba mati lampu. Hal ini tentu membuat semua dari kita kesal. Apalagi untuk tim yang diambang kemenangan.
Insiden mati lampu juga tak hanya menyebalkan bagi yang tengah menggelar turnamen, namun juga bagi mereka yang tengah bersolo karir. Ketika listrik padam di saat perjalanan karir belum tersimpan, maka sia-sia sudah waktu yang dihabiskan selama berjam-jam.
Hal berikutnya yang sulit lepas dari ingatan adalah ketika kita bermain dengan menggunakan stik yang sering mengalami gangguan. Jelas itu akan sangat mengganggu performa dalam bertanding. Biasanya ketika hal ini terjadi, maka tak jarang kita akan menggulung-gulung kabel sampai stik bisa kembali normal. Atau membantingnya sekalian.
Namun selain membuat kesal, stik yang tidak nyaman digunakan juga bisa dijadikan alasan bagi kita untuk berkelit ketika mengalami kekalahan. Saat strategi tidak berjalan sesuai rencana, maka tinggal bilang saja kalau stik yang digunakan rusak.
Satu lagi momen tak terlupakan ketika kita masih berstatus sebagai atlet rental adalah, meminta tambahan durasi ,meski waktu bermain telah habis. Hal ini biasanya dilakukan ketika waktu habis di tengah-tengah pertandingan. Beberapa dari kita tentu pernah menemui penjaga rental yang berbaik hati untuk membiarkan kita menyelesaikan pertandingan sebelum beranjak pulang.
Sekarang, sulit bagi kita untuk menemukan suasana semacam itu lagi. Telepon pintar yang kini dimiliki nyaris semua anak sekolah, telah menenggelamkan kenangan PS beserta TV tabungnya.
Ketika saat ini kita masih menikmati permainan tersebut dengan TV yang bahkan lebih mewah pun, rental sudah tidak lagi menjadi arenanya. Melainkan kamar atau rumah teman yang tentu suasananya tak semenarik seperti sedia kala.