Sejak Qatar Sports Investment di bawah Nasser Al-Khelaifi mengakuisisi PSG, mendatangkan siapa pun untuk bermain di Paris bukanlah masalah. Ibaratnya uang berapa saja uang pasti akan digelontorkan. Sultan mah bebas. Begitu kira-kira.
Namun, apa hasilnya? Trofi Eropa pun masih belum kunjung didapat oleh PSG. Karena belum sanggup menguasai Eropa, bisa jadi PSG kini mulai sampai ke titik jenuh. Mereka kali ini menunjukkan gelagat yang berbeda dari sebelumnya.
Daftar Isi
Apa Kata Nasser Al-Khelaifi
Omong kosong jika pelatih, direktur teknik, direktur olahraga atau CEO adalah faktor yang penting bagi perubahan PSG. Semua ujung-ujungnya tetap akan bermuara kepada Nasser Al-Khelaifi, presiden PSG yang suka ngamuk itu. Nah, kali ini gelagat yang tak terbayangkan itu terucap sendiri dari mulut sang presiden. Nasser mengatakan bahwa ia kini mulai realistis. Ia mengatakan bahwa PSG tidak ingin mencolok atau serba bling-bling lagi musim depan.
🇫🇷 “We must be realistic. We don’t want flashy bling bling anymore. It’s the end of the glitter. We want players who love the club, who love to fight, who love to win. We must become humble again.”
PSG president Nasser Al-Khelaifi quotes about the club pic.twitter.com/P2C3aSAwPX
— Football Daily (@footballdaily) June 21, 2022
Pernyataan ini seolah mengejutkan dan sekaligus bisa jadi pijakan publik terutama fans untuk menagih konsistensi pernyataannya itu. Walau bagaimanapun, jalan yang dipilih Nasser atas pernyataanya itu bagus juga. Mengingat City maupun Newcastle juga telah melakukannya.
Nasser juga menegaskan pemain-pemain yang ada di PSG harus memiliki kedisiplinan di dalam maupun luar lapangan.
“Posisi kami jelas, pemain yang sudah tak bisa lagi mengikuti proyek baru kami silahkan pergi, tidak ada cara lain. Karena “mereka” sering memanfaatkan kondisi kita sekarang ini dengan mengambil keuntungan termasuk gaji mahal. Era seperti ini sudah berakhir,” imbuh Nasser.
🗣️ Nasser Al Khelaifi gave an interview to MARCA to talk about the new PSG project.☝️
Read more about it here ⤵️https://t.co/5tsPT5AVuU
— beIN SPORTS USA (@beINSPORTSUSA) June 21, 2022
Terlepas dari permasalahan itu, yang jelas semua pernyataan Nasser itu berbanding terbalik dengan sikap dirinya selama ini. Apakah omongan ini bisa dipegang dan segera direalisasikan? Lantas, dengan cara yang bagaimana?
Tenang, Ada Campos
PSG kini telah mengakhiri kerjasama dengan direktur olahraganya, Leonardo serta pelatih mereka Pochettino. Kini PSG menunjuk Luis Campos sebagai penasihat olahraga mereka. Campos notabene pernah sukses dalam hal bisnis maupun prestasi di klub-klub yang pernah dipegangnya seperti Monaco dan Lille. Penunjukan Campos ini adalah hal yang sangat nyambung dengan apa yang dinyatakan Nasser. Arah klub di bawah Campos ini cocok dengan pembinaan jangka panjang dan proses bertahap menjadi tim yang sehat dan untung.
Luis Campos’ now set to complete the agreement with Paris Saint-Germain. Positive meeting today in Doha with Nasser Al Khelaifi to discuss signings, manager, outgoings and more. 🚨 #PSG
Negotiations are now progressing in order to sign the contracts soon. pic.twitter.com/ODl9FgVw9H
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) May 31, 2022
Pertanyaannya sekarang adalah, bisa tidak Campos diberi wewenang penuh tanpa ada campur tangan Nasser? Itu yang masih menjadi teka-teki. Jika dapat wewenang penuh, bagaimanapun hasilnya Nasser harus bersabar dan menerima konsekuensinya. Sekarang berarti kunci utamanya adalah, ada progress yang berarti atau tidak? Kalau sudah begitu, untuk mengejar target “musim depan wajib juara Liga Champions” Ya, itu mungkin susah.
Nasser dan Campos baru-baru ini mengatakan bahwa mereka tidak mengincar Zidane maupun Mourinho sebagai pelatih. Meskipun di atas kertas harusnya kalau target mereka juara Liga Champions, penunjukan Zidane ataupun Mourinho adalah yang paling tepat.
Nasser sepertinya sudah mau nurut dengan program yang ditawarkan Campos untuk lebih condong membawa pelatih yang sudah ia kenal seperti Christophe Galtier. Galtier adalah rekan Campos ketika berhasil bersama Lille memutus dominasi PSG di liga. Selain itu, kerjasamanya dalam membangun tim yang sehat terbukti berhasil di Lille. Kembali muncul pertanyaan, jika beberapa nama pelatih top saja belum bisa membawa PSG mencapai target, apalagi cuma sekelas Galtier?
Paris Saint-Germain want Christophe Galtier as new manager, process is going well with Nice – but some days are needed to resolve final issues & sign the contract. Internally, it’s considered ‘matter of time’ 🔴🔵 #PSG
João Sacramento, discussed as potential member of the staff. pic.twitter.com/YgWwWhlEEI
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) June 21, 2022
Kalau sekadar membawa juara Ligue 1, siapa pun juga bisa. Namun apa yang disepakati sekarang ini antara Nasser dan Campos adalah pilihan yang harus dijalankan. Mereka harus tau resikonya. Namun, apakah Campos maupun Galtier saja cukup untuk membuat semua itu berjalan lancar? Jawabannya belum cukup. Mereka perlu beberapa elemen lagi termasuk staf yang tepat serta pemilihan pemain yang tepat di bursa transfer.
Ditambah Joao Sacramento
Untuk itu, peran seorang Joao Sacramento menjadi penting untuk segera tiba di Paris membantu Campos maupun Galtier yang kemungkinan besar akan bekerja untuk PSG musim depan. Apalagi ia adalah salah satu asisten manajer terbaik di sepakbola saat ini.
Sacramento pernah menjadi orang nomor dua bagi Claudio Ranieri dan Leonardo Jardim ketika di Monaco. Ia juga pernah bergabung dengan Marcelo Bielsa dan Christophe Galtier di Lille, itupun ketika Luis Campos berada di Lille.
Le staff de Galtier au #PSG déjà établi, avec Joao Sacramento https://t.co/6mdIfSohKf
— CulturePSG (@CulturePSG) June 23, 2022
Ia juga anak kesayangan Mourinho. Sebab setelah dari Lille, ia dipanggil Mourinho untuk menjadi asisten di Spurs dan Roma. Ia adalah salah satu pembisik andalan Mourinho mengenai taktik sepakbola modern sekarang ini.
According to La Gazzetta dello Sport, Joao Sacramento, who was at Tottenham and at AS Roma under Jose Mourinho, has decided to leave the Giallorossi. Salvatore Foti will replace him. pic.twitter.com/WboUhqMbvV
— Birdiefootball (@birdiefootball) January 1, 2022
Menuju PSG Era Baru?
Semua hal ini dilakukan Nasser demi untuk menuju “PSG era baru” musim depan. Era di mana kemewahan sudah berakhir. PSG kini akan dibangun dengan proses bertahap demi mengunduhnya secara jangka panjang.
Mungkin sekarang Nasser sudah lelah dengan semua yang dilakukannya selama ini yang tak kunjung berbuah apa-apa. Pelatih-pelatih yang didatangkan seperti Ancelotti, Emery, dan Tuchel semuanya telah memenangkan trofi Eropa setelah meninggalkan PSG. Sementara itu, warisan PSG hanya diisi dengan penumpukan pemain dengan gaji mahal yang tak tau arah masa depannya seperti apa.
Memang kalau urusan uang, PSG ini tak ada serinya. Semua bisa dilakukannya dengan segala cara. Terutama yang terakhir yakni perpanjangan kontrak Mbappe. Namun kini, semuanya oleh Nasser akan diubah. PSG yang dipercayakan pada Luis Campos dalam hal transfer kini lebih berhati-hati. Para pemain yang dianggap sudah tak dibutuhkan lagi di klub sudah di masukan dalam daftar jual Campos.
Dari segi pemain yang diincar pun kini mereka tak gegabah. Jarang lagi mendengar PSG akan membeli pemain baru dengan harga mahal sejak kedatangan Campos. Terakhir, Tchouameni yang berharga 100 juta euro pun tak ditebusnya. PSG kini hanya santer dengan kedatangan pemain seperti Vitinha dari Porto yang katanya dibanderol hanya sekitar 40 jutaan euro saja. Vitinha kemungkinan akan menjadi pembelian kedua PSG musim ini setelah bek kiri, Nuno Mendes yang ditebus permanen dari Sporting Lisbon.
Paris Saint-Germain have reached an agreement on personal terms with Portuguese midfielder Vitinha. He’s Luís Campos priority for the midfield – talks now in progress with Porto. 🚨🇵🇹 #PSG
He’s considered a “top player” for present and future by PSG. More to follow soon. pic.twitter.com/i6LHXU9zDB
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) June 17, 2022
Arah baru yang bagus bagi PSG. Sebuah gebrakan yang revolusioner dilakukan klub sultan yang kini tak mau bermewah-mewah lagi. Patut untuk diapresiasi sih langkahnya.
Hal ini juga patut untuk dinanti, apakah langkah yang ditempuh ini benar-benar direalisasikan sesuai dengan perkataannya sang bapak presiden, atau jangan-jangan.. nanti kalau tak berhasil akan kembali diulangi pola lamanya. Kuncinya sekarang terletak pada seberapa sabar Nasser-Al Khelaifi. Yang penting, kalau masih menuai kegagalan, Nasser jelas nggak usah pakai ngamuk-ngamuk segala.
https://youtu.be/3_ZxwG6Pils
Sumber Referensi : foottheball, foottheball, theathletic, 90min