Kelahiran generasi emas Belgia yang dielu-elukan publik dunia, kini hanya memiliki harapan terakhir untuk berbicara lebih di ajang internasional yakni Piala Dunia Qatar 2022. Skuad Red Devils yang selama ini dianggap superior, namun tak satupun gelar didapatkannya.
Alih-alih mendapat gelar, mencapai final pun tak sampai. Kini, masih bersama pelatih Roberto Martinez mereka akan berangkat ke Qatar 2022 dengan sisa-sisa peluru generasi emasnya. Akankah mereka ada harapan, atau justru akan gagal lagi?
WC 🇧🇷 ✅
EC 🇫🇷 ✅
WC🇷🇺 ✅
EC 🇪🇺 ✅
WC 🇶🇦 ✅ pic.twitter.com/1bHSRFYK6G— Belgian Red Devils (@BelRedDevils) November 13, 2021
Daftar Isi
Kiprah Generasi Emas Belgia
Bicara generasi emas Belgia berawal dari gagalnya Belgia di Piala Dunia 2002. Belgia memulai reformasi serius untuk tim sepak bola nasional mereka. Bahkan Belgia rela gagal dalam proses pembentukan generasi emas tersebut.
Mereka gagal lolos ke EURO 2004 dan Piala Dunia 2006. Menyebarkan dan menerapkan perubahan ini di sepak bola nasional merupakan tantangan. Banyak kritik, tetapi hasilnya perlahan mulai terlihat.
Ketika pada babak kualifikasi Piala Dunia 2014, generasi emas Belgia pun lahir. Skuad Belgia terbentuk dengan beberapa pemain seperti Thibaut Courtois, Vincent Kompany, Jan Vertonghen, Axel Witsel, Marouane Fellaini, Eden Hazard, Kevin De Bruyne, dan Romelu Lukaku. Red Devils melaju di babak kualifikasi grup sebagai pemuncak klasemen dengan tak terkalahkan.
11 October 2013.
20-year-old Romelu Lukaku scores a brace against us at Maksimir in a 2-1 win for Belgium which directly qualified them for the 2014 World Cup in Brazil.
Start of Belgium’s golden generation. pic.twitter.com/cV968cR8fG
— Karlo (@CroatianScout2) June 6, 2021
Namun, Generasi Emas itu gagal dalam kompetisi internasional pertama mereka. Karena mereka hanya mampu mencapai perempat final di Piala Dunia Brazil 2014 setelah dikalahkan Argentina 1-0.
Generasi Emas Belgia kembali menghadapi tantangan berikutnya di EURO 2016. Akan tetapi mereka gagal lagi. Mereka lolos dari babak penyisihan grup dan kembali hanya mencapai babak perempat final setelah dikalahkan Wales 3-1.
Setelah kekecewaan EURO 2016, Generasi Emas Belgia berharap berbicara lebih di Piala Dunia 2018 Rusia. Karena sebagian besar skuad berada di puncak keemasan mereka.
Setan Merah pun lolos fase grup dengan sempurna dan menyingkirkan Jepang 3-2 di babak 16 besar, kemudian secara mengejutkan mengalahkan Brazil 2-1 di perempat final. Belgia mencapai babak tertinggi mereka yakni semifinal. Namun harus kalah 1-0 oleh sang juara kala itu Prancis. Kekalahan itu adalah kekalahan Belgia di pertandingan internasional sejak September 2016.
Akan tetapi pada perebutan tempat ketiga, Belgia mampu mengalahkan Inggris 2-0 dan berhasil memenangkan medali perunggu pertama mereka dalam sejarah Piala Dunia.
FT: Belgium 2-0 England.
The Red Devils win the third-place playoff at the 2018 World Cup! 👏#BELENG #WorldCup pic.twitter.com/JdaRscISph
— GOAL (@goal) July 14, 2018
Menuju EURO 2020, Red Devils masih mengandalkan beberapa pemain generasi emasnya yang beranjak uzur. Belgia tetap di jalurnya dengan lolos babak penyisihan grup dan mengalahkan juara bertahan Portugal 1-0 di babak 16 besar. Sayangnya, Italia, sang juara turnamen kala itu, mengalahkan generasi emas Belgia 2-1. Dan generasi emas harus kembali tersingkir dari kejuaraan di babak perempat final
🌍World Cup 2014: QF
🇪🇺 European Championships 2016: QF
🌍 World Cup 2018: SF
🇪🇺 European Championships 2020: QF🇧🇪 Belgium were eliminated from the European Championships last night after a 2-1 loss to Italy…
Has time run out for Belgium’s “Golden Generation”? 🤔 pic.twitter.com/xtv3M7AK6G
— William Hill (@WilliamHill) July 3, 2021
Masa Depan dan Regenerasi Belgia
Menatap Piala Dunia 2022 Qatar, generasi emas Belgia sudah tidak emas lagi. Beberapa juga banyak yang meredup di klubnya masing-masing. Selain faktor usia, meredupnya generasi emas Belgia disebabkan oleh regenerasi yang lambat.
Belgia di Qatar 2022 nanti masih akan diperkuat bek-bek uzur seperti Jan Vertonghen (34 tahun), Alderweireld (31 tahun), sampai Boyata (31 tahun). Praktis hanya Denayer dan Castagne yang tergolong muda di sektor bek.
Kemudian pemain seperti Axel Witsel, Dries Mertens, Eden Hazard, maupun Romelu Lukaku di samping usianya yang sudah lewat dari usia matang, mereka juga underperform di klubnya masing-masing.
Reruntuhan skuad generasi emas itu mau tidak mau harus kembali dipakai, seiring dengan keberanian Martinez dalam merevolusi skuadnya. Para wonderkid Belgia yang belum sepenuhnya matang seperti Jeremy Doku, Sambi Lokonga, Yari Verschueren, maupun Charles De Ketelaere patut untuk sering dicoba.
The Next Generation? 💥#nxtgen #talents #nextgeneration #belgium #deviltime #doku #lokonga #vranckx #vandevoordt #theate #deketelaere #verschaeren #raskin #onana #siquet #football #betfirst #BELFRA pic.twitter.com/wW80lEcZNd
— betFIRST (@betfirst) October 5, 2021
Kunci permainan Belgia yang terletak pada De Bruyne maupun Hazard pasti sudah dibaca oleh para calon lawannya. Sebagai alternatif dari generasi emas seperti Adnan Januzaj, Dendoncker, Tielemans, Trossard, Alexis Saelemaekers maupun Origi perlu juga untuk terus dikombinasikan dalam skuad.
Regenerasi dalam tubuh Belgia perlu dicanangkan sejak sekarang, menjelang Qatar 2022 November nanti. Mengingat EURO 2024 maupun Piala Dunia 2026 generasi emas Belgia mungkin sudah tidak bisa diharapkan lagi.
Beberapa kombinasi antara sisa-sisa generasi emas dan pemain baru Belgia tampaknya akan menjadi senjata Roberto Martinez di Qatar 2022 nanti. Sejauh ini kombinasi yang dilakukan mereka setidaknya bisa dikatakan berhasil. Paling tidak hingga fase lolosnya Belgia di kualifikasi zona Eropa yang tak terkalahkan.
Dari Kualifikasi Ke Qatar 2022 tanpa Status Unggulan
Mereka mampu tampil apik di babak kualifikasi Piala Dunia 2022. Meskipun tidak banyak lagi sorotan tentang generasi emas Belgia di turnamen ini. Karena bagi sebagian publik dunia generasi emas Belgia dikatakan sudah habis.
Akan tetapi, mereka membuktikan dengan sisa-sisa yang ada, ditambah kombinasi baru mampu lolos dari Grup E kualifikasi zona Eropa sebagai pemuncak grup. Belgia tampil meyakinkan dengan mengemas 20 poin di puncak klasemen grup diatas Wales, Ceko, Estonia, dan Belarusia.
📊 World Cup 2022 UEFA Qualifying – Group E
🇧🇪 Belgium – 20
🏴 Wales – 15
🇨🇿 Czech Republic – 14
🇪🇪 Estonia – 4
🇧🇾 Belarus – 3🤩 Best XI – 5+ apps pic.twitter.com/IsyTJAonHt
— WhoScored.com (@WhoScored) November 17, 2021
Meskipun dengan kesuksesan tak terkalahkannya itu, pasukan belgia kini dalam peringkat FIFA harus tergeser oleh Brazil. Belgia kini turun peringkat setelah memegang puncak ranking FIFA selama 5 tahun terakhir.
For the first time in almost 4 years, Belgium are not number one in the FIFA World Ranking 👀
Brazil are on top 🇧🇷 pic.twitter.com/BMlY4cWcUC
— International Champions Cup (@IntChampionsCup) March 31, 2022
Beberapa status unggulan pun kali ini tidak lagi disematkan pada generasi emas Belgia. Mereka meskipun terletak di POT 1 sebagai unggulan dalam drawing, framing tim favorit kini justru menghindar dari Belgia.
Hal ini bisa dijadikan Belgia senjata untuk bermain tanpa beban di Qatar 2022 nanti. Pasalnya, generasi emas Belgia selama dalam perjalanannya di turnamen internasional selalu sulit untuk keluar menahan beban sebagai favorit.
Tarian Terakhir Di Qatar 2022
Belgia dalam Drawing Piala Dunia 2022 Qatar tergabung di Grup F bersama Kroasia, finalis Piala Dunia 2018 lalu, Kanada, pemuncak Kualifikasi zona Concacaf, dan Maroko tim alot dari Afrika. Grup yang bisa dikatakan kekuatannya merata dan sulit ditebak siapa yang akan lolos. Dengan rekor Belgia yang sampai sekarang yang tak terkalahkan, Belgia optimis mampu melaju lebih jauh di 2022 ini.
𝙄𝙣𝙩𝙧𝙤𝙙𝙪𝙘𝙞𝙣𝙜 𝙂𝙧𝙤𝙪𝙥 𝙁…
Which star will shine? ⭐️ #FinalDraw | #FIFAWorldCup
🇧🇪 @BelRedDevils | 🇨🇦 @CanadaSoccerEN | 🇲🇦 @EnMaroc | 🇭🇷 @HNS_CFF pic.twitter.com/N1LQ1jy6Sj
— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) April 3, 2022
Bermaterikan sisa-sisa generasi emas, lawan terberat Belgia di Grup ini adalah Kroasia. Kroasia juga sebenarnya hampir sama dengan Belgia. Generasi keemasan mereka juga sudah semakin menua seperti Modric, Rakitic, Lovren maupun Mandzukic. Pertarungan dua generasi yang sebenarnya sama-sama berada pada fase puncak karirnya.
Sedangkan Kanada dengan Alphonso Davies dan Jonathan David-nya akan bisa menjadi batu pengganjal mimpi para generasi emas Belgia maupun Kroasia. Penampilan impresifnya di zona kualifikasi Concacaf menjadi bukti Kanada tak bisa diremehkan.
Maroko yang back to back ke Piala Dunia kini akan mencoba peruntungan kembali dengan komando Achraf Hakimi. Paling tidak menyulitkan para kontestan favorit di grup ini.
Kini, generasi emas Belgia dihadapkan pada kenyataan bahwa Piala Dunia Qatar 2022 mau tidak mau akan dijadikan panggung terakhir pembuktiannya di kancah dunia. Kesempatan terakhir ini harus dimanfaatkan Red Devils.
Harapan untuk mencapai partai puncak masih terbuka lebar bagi Golden Generation Belgia di Qatar 2022 nanti. Akan tetapi seiring kesempatan terakhir generasi emasnya ini, Belgia harus cepat bergerak terutama federasinya agar proyek regenerasi skuad sebagai “Generasi Emas 2.0” harus segera direalisasikan.
https://youtu.be/C6x25cnC5jQ
Sumber Referensi : sportstar, sportingnews, sportskeeda, aa.com


