Beberapa waktu lalu, timnas Inggris mewajibkan seluruh pemainnya untuk melakukan tes kesehatan jantung. Mereka bahkan tidak diizinkan bermain kecuali telah lulus tes elektrokardiogram. Selain itu, skuad asuhan Gareth Southgate juga diwajibkan untuk memeriksa adanya kelainan dalam setahun terakhir. Lebih lanjut, FA meminta para pemain Inggris yang berlaga di ajang Piala Eropa untuk melakukan pemindaian ekokardiogram selama dua tahun ke belakang.
Apa yang telah dilakukan asosiasi sepakbola Inggris bukan tanpa alasan. Mereka melakukan hal tersebut karena tidak ingin kejadian yang menimpa Christian Eriksen juga dialami oleh salah seorang penggawa timnas Inggris.
Ya, dunia sepakbola sempat dikejutkan dengan momen terjatuhnya pemain asal Denmark, Christian Eriksen, secara tiba-tiba di laga Piala Eropa 2020 melawan Finlandia. Eriksen yang ketika itu hendak menerima bola lemparan ke dalam tiba-tiba tidak bisa menguasai diri dan terjatuh. Sontak, momen ini pun langsung membuat semua panik.
Denmark midfielder Christian Eriksen collapsed to the field in the first half of his team’s game against Finland at #Euro2020 https://t.co/xDgRNufVvM
— The New York Times (@nytimes) June 12, 2021
Beruntung, kondisi sang pemain saat ini sudah sadarkan diri dan sempat mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh penggemar sepakbola di dunia yang telah mendoakan kebaikannya.
“Terima kasih, aku tidak akan menyerah,”
“Aku merasa lebih baik sekarang, tetapi aku ingin memahami apa yang terjadi. Aku ingin mengucapkan terima kasih atas semua yang kalian lakukan untuk ku,” ucap Eriksen.
Dalam momen yang sempat membuat semua tegang itu, salah satu hal yang paling disorot adalah ketika kapten Denmark, Simon Kjaer, melakukan pertolongan pertama kepada Eriksen. Saat itu, tepat sebelum tim medis datang, Kjaer langsung mengecek jalur pernapasan Eriksen dan melakukan CPR cepat guna mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi dalam tubuh sang pemain. Hal tersebut lantas berhasil menyelamatkan nyawa Eriksen yang kemudian mendapat pertolongan medis lebih lanjut.
Lantas apa yang dinamakan CPR itu sendiri, sehingga bisa menyelamatkan nyawa Eriksen?
Daftar Isi
Apa Itu CPR?
Melansir dari laman alodokter, CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau juga dikenal dengan sebutan RJP (resusitasi jantung paru), adalah upaya pertolongan medis untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh. CPR juga bisa diartikan sebagai teknik medis yang diberikan kepada seseorang yang mengalami serangan jantung. Hal ini terjadi ketika jantung mengalami masalah dan berhenti memompa darah ke seluruh tubuh terutama otak, yang kemudian menyebabkan orang tersebut kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas.
I’ve done CPR many times. I’ve also done it on my own son – it’s awful.
It’s not nice to have to do it but it does save lives.
Imagine the consequences of not knowing what to do.
Please share – it could save a life. #CPR #Eriksen pic.twitter.com/8hufar3SHg
— Dave Harford (@dharford79) June 12, 2021
Seperti diketahui, ketika aliran darah terhenti maka yang terjadi adalah otak akan mengalami kerusakan dan dapat mengakibatkan seseorang meninggal dalam hitungan delapan sampai sepuluh menit.
Mengapa CPR Itu Penting?
Dengan pemberian CPR ini, aliran darah yang mengandung oksigen akan tersalurkan ke otak dan seluruh tubuh, sehingga orang tersebut bisa bertahan untuk mendapatkan bantuan medis lebih lanjut.
After what happened to Christian Eriksen yesterday, a lot of people are sharing this! CPR is so important in a cardiac arrest situation! Without CPR chance of survival drops by 10% every minute! Early access to a defribatllor is also very important! If you need a reason to learn pic.twitter.com/GaFi48j71n
— Samantha 💙 (@hobbs_samantha) June 13, 2021
Profesor Kardiologi Dr Sanjay Sharma mengatakan kepada Sky Sport News,
“Waktu adalah miokardium, itulah yang kami katakan dalam kedokteran. Itu berarti semakin lama ada penundaan waktu, semakin tinggi pula kemungkinan otot jantung tidak akan pernah pulih,”
“Faktanya untuk setiap menit yang berlalu, peluang seseorang untuk bertahan hidup turun antara tujuh sampai 10 persen. Jadi sangat-sangat penting untuk menjaga jantung tetap berdetak selama momen-momen penting ini,”
“Tidak hanya agar jantung menjadi lebih baik, tetapi juga organ-organ lain, seperti otak yang tetap berfungsi dengan baik, sehingga individu bisa bertahan dan tetap sehat setelah mendapat penanganan.” (via Sky)
Bagaimana Cara Melakukan CPR dan Apa Hal Yang Harus Diperhatikan Lebih Dulu?
Setelah mengetahui apa itu CPR dan arti penting dari tindakan tersebut, sampailah kita pada bagaimana cara melakukan hal itu dengan baik dan benar.
Sebelum melakukan CPR, perlu diperhatikan lebih dulu beberapa hal berikut ini. Pertama, periksa keamanan lokasi sekitar. Pastikan lokasi dan lingkungan di sekitar orang yang tak sadarkan diri aman. Tidak ada gangguan apapun, apalagi sampai membahayakan semua yang ingin menolong.
Kemudian periksa kesadaran orang yang ingin ditolong. Jika korban tidak memberikan respon, maka sebaiknya segera hubungi ambulan, atau mengambil P3k dan Defibrilator Eksternal Otomatis (AED), jika ada.
Yang tak kalah penting, cek apakah korban bernafas atau tidak. Bila tidak, maka korban baru bisa mendapatkan penanganan CPR. Dalam hal ini, pengecekan napas bisa dilihat dari pergerakan dada.
Kemudian untuk cara melakukan CPR sendiri ada tiga tahap yang bisa dilakukan, yaitu compression, airways, dan breathing.
Tahap kompresi dada atau compression, bisa dilakukan dengan cara, yang pertama, baringkan tubuh korban di atas permukaan yang keras dan datar, dan posisikan diri kalian berlutut di samping leher dan bahu korban. Lalu letakkan telapak tangan secara bertumpuk di bagian tengah dada. Pastikan posisi siku kalian lurus dan bahu berada tepat di atas tangan.
Today’s events at #DENFIN show the importance of taking a quick cardiac first responder course! Compression-only CPR has demonstrable effects in improving survivorship after a cardiac arrest. Encourage everyone to learn basic resus skills! More info at https://t.co/inDWCy4Z97. pic.twitter.com/YL5oCe3gUm
— Ann Monaghan (@AnnMonaghan20) June 12, 2021
Tekan dada korban setidaknya 100–120 kali per menit, dengan kecepatan 1–2 tekanan per detik. Satu hal perlu diingat ketika melakukan kompresi adalah dengan menggunakan kekuatan tubuh bagian atas, bukan lengan.
Tahap kedua adalah airways atau membuka jalur napas. Tahap ini dilakukan setelah kompresi. Cara membuka jalur napas adalah dengan mendongakkan kepala korban dan letakkan satu tangan kalian di dahi korban. Selanjutnya adalah angkat dagu korban secara perlahan untuk membuka saluran napas.
Heart attack can happen anywhere and patient live can be saved if proper actions are taken at early stages of attack.
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) is live saving till the ambulance arrives.
Make sure airways are patent and start CPR. #footballfamily #christianeriksen pic.twitter.com/BZFShU9O8J— Ebad 🌻 🌱 (@DocSafiii) June 12, 2021
Tahap terakhir adalah breathing. Usai mengamankan saluran pernapasan korban, kalian bisa mulai memberikan napas buatan. Namun begitu,perlu dicatat bahwa langkah ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah terlatih.
Cardiopulmonary Resuscitation ( CPR ); a vital first aid skill that every individual needs to possess.
It’s performed whenever an individual suddenly faints or stops breathing ( as in cardiac arrest )
Detailed CPR steps below; 1/6 #TopUpPharmacy pic.twitter.com/SNiZ5RaShX
— Top-Up Pharmacy (@topuppharmacy) June 14, 2021
Memberi napas buatan dilakukan dari mulut ke mulut. Namun dalam kasus tertentu, bila mulut terluka parah, maka pemberian napas buatan bisa dilakukan dari mulut ke hidung.
Cara memberikan napas buatan adalah pertama, jepit hidung korban dan tempatkan mulut kalian ke mulut korban. Berikan napas dari udara mulut kalian sebanyak dua kali, dan periksa apakah dada korban terangkat seperti orang yang tengah bernapas atau belum. Bila belum maka pastikan kalau leher berada di posisi yang tepat dan tidak terdapat sumbatan pada jalan napasnya.
Langkah selanjutnya adalah ulangi proses kompresi dada sebanyak 30 kali dengan diikuti oleh dua kali pemberian napas buatan.
Respon Insiden Yang Dialami Eriksen
Sekali lagi, memahami dan melakukan CPR dengan benar bisa menyelamatkan nyawa orang lain.
Dr Andrew Deaner, yang merawat Fabrice Muamba ketika eks pemain Bolton tersebut menderita serangan jantung sembilan tahun lalu, memuji langkah cepat yang dilakukan oleh orang-orang di tempat kejadian, tepat setelah Christian Eriksen pingsan.
I’ve seen Fabrice Muamba collapse and came back stronger. 💪 Get in there Erikson. Stay strong 💪 pic.twitter.com/VCaIVWEb8E
— Aseem D’Souza (@Whoaseemdsouza) June 12, 2021
“Dalam banyak hal, Christian bereaksi terhadap CPR dan defibrilasi seperti yang kami harapkan dari Fabrice,”
“Kami ketika itu cukup terkejut saat Fabrice tidak merespon cepat. Tapi dengan melanjutkan CPR dan upaya resusitasi lanjutan lainnya, kami berhasil menyelamatkan Fabrice, meski dia sempat tak sadarkan diri dalam waktu yang cukup lama,”
“Normalnya adalah apa yang terjadi dengan Christian, bahwa jika CPR dimulai secara efektif, kalian memiliki akses awal ke defibrillator dan mendapatkan hasil positif,”
“Aku pikir itu adalah contoh lain bahwa setiap orang harus menyadari pentingnya CPR sejak dini dan belajar bagaimana melakukan CPR,” (via Sky)
Sumber referensi: Sky Sport, Sky Sport 2, Liputan 6, Alodokter