Selain menghadirkan aksi aktor lapangan hijau yang memukau dan gol-gol indah nan berkelas, sepak bola juga diliputi oleh banyak sekali ketidaksengajaan. Dari situ kemudian berkembang menjadi mitos yang terus lestari hingga hari ini. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai pamali atau pantangan yang jika dilanggar akan membawa sial bagi pelaku sekaligus timnya.
Salah satu pantangan yang masih eksis dan dipercaya oleh para pemain adalah dilarang menyentuh piala sebelum laga final dimulai. Bila ada satu saja pemain yang ngeyel melakukannya, siap-siap saja dia dan timnya akan tumbang. Tidak jelas kapan pamali ini muncul dan dikenal, tapi yang pasti ada beberapa kasus yang benar-benar terjadi karena melanggar pamali ini.
Siapa saja pemain yang pernah melanggarnya sehingga gagal membawa pulang piala? Benarkah insan sepak bola yang mengamini kutukan dari pamali ini? Mari kita bahas.
Daftar Isi
Jangan Sentuh Sebelum Masuk Arena!
Sebagai hadiah cantik yang hendak diperebutkan oleh kedua tim yang menginjak partai final, piala sebuah turnamen pasti akan dipajang di pinggir lapangan saat para pasukan keluar dari lorong stadion secara serentak. Hal ini memang tidak tercatat dalam aturan resmi FIFA ataupun sub-konfederasi di bawahnya. Namun, entah kenapa dari mulai event Piala Dunia sampai Piala Liga, pihak panitia tetap menaruh piala di bibir lapangan dengan sebuah alas khusus.
Kalau menurut mimin sih, alasan di balik aturan itu agar para pemain yang bertarung di final akan semakin termotivasi. Nah, karena tidak ada larangan yang berlaku untuk menyentuh piala sebelum masuk arena, maka terkadang segelintir pemain akan melakukannya sebagai bentuk penyemangat bagi diri sendiri, atau sambil memanjatkan doa agar bisa membawa pulangnya. Sebenarnya tidak ada yang salah dari itu.
Man City’s Champions League trophy will be present at Etihad Stadium tonight, as the two teams walk out. @City_Xtra #UCL pic.twitter.com/Vlcd6KauJ0
— Madrid Zone (@theMadridZone) April 17, 2024
Namun, entah kebetulan atau tidak, setiap orang yang kedapatan menyentuh piala sebelum bertanding, ia dan timnya akan kalah di final dan pulang dengan tertunduk lesu. Belum ada sumber yang menceritakan siapa orang dan tim pertama yang ketiban sial gara-gara menyentuh piala yang kemudian dipercaya sebagai kutukan sampai sekarang.
Khusus untuk football lovers, Starting Eleven sudah menyiapkan beberapa momen pemain yang mendapat malang karena ngotot menyentuh piala saat timnya memainkan laga final di sebuah turnamen.
Trio Milan di Final Liga Champions 2005
Pertama ada trio AC Milan yang tertimpa apes saat kalah dari Liverpool pada final Liga Champions 2005 di Istanbul. Mereka adalah Andriy Shevchenko, Ricardo Kaka, dan Gennaro Gattuso. Ketiganya bisa gagal karena menyentuh si kuping besar yang dipajang sebelum masuk ke lapangan Olympic Ataturk Stadium.
Kita mulai dari Shevchenko. Ujung tombak asal Ukraina benar-benar tertangkap kamera televisi menyentuh bagian bawah dari trofi Liga Champions. Tidak diketahui apa alasan Sheva melakukannya, tapi yang pasti ia tampil flop sepanjang final. Sheva yang direkrut Milan dari Dynamo Kiev hanya sanggup membuahkan satu assist untuk gol pertama Hernan Crespo menit 39.
Sheva juga tak dinyana gagal memanfaatkan peluang emas saat berduel one on one dengan Jerzy Dudek di masa extra time. Puncaknya saat ia gagal mengeksekusi penalti saat bertugas sebagai algojo di babak tos-tosan.
#OnThisDayInFootball in 2005, this AC Milan team reached the Champions League final 😲🌟 pic.twitter.com/EYY53UW69J
— 433 (@433) May 4, 2020
Sementara Kaka dan Gattuso juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama dengan Sheva, yaitu menyentuh piala. Hasilnya, Kaka maupun Gattuso tidak mampu mempertahankan keunggulan Rossoneri di 45 menit yang kedua. Mengutip dari Kompas.com, beberapa tahun setelah malam di Istanbul, Kaka menyesal karena menyentuh piala sebelum wasit meniup peluit.
Hasil akhir pertandingannya sudah kita ketahui bersama, The Kop berhasil menang lewat adu penalti 2-3 setelah memaksakan skor 3-3 di waktu normal. Steven Gerrard dan Kawan-Kawan sukses memastikan gelar Eropa kelima mereka. Momen bersejarah yang selalu dikenang dengan sebutan Miracle Of Istanbul.
Dimitri Payet di Final Europa League 2018
Kedua ada gelandang serang berpaspor Prancis, Dimitri Payet. Saat masih berseragam Olympique Marseille, Payet mendapatkan tamparan keras saat ia dan timnya keok dari Atletico Madrid di final Europa League 2018. Eks pemain West Ham memang tampak menyentuh piala sesaat setelah melangkah keluar dari lorong Parc Olympique Lyonnais yang jadi venue pertandingan.
Entah karena faktor x atau apapun itu, Payet begitu tak berkutik dari gempuran sporadis Los Colchoneros. Pria 37 tahun bahkan harus ditarik oleh Rudi Garcia menit 32 akibat cedera dan digantikan Maxime Lopez. Malam itu benar-benar jadi acara pesta yang meriah bagi wakil Spanyol.
On peut reprocher beaucoup de choses à Dimitri Payet, mais ce soir là il avait montré son attachement pour le club au détriment d’une future sélection pour la Coupe du monde 2018.
J’oublierai pas au moment de faire le bilan de son aventure phocéenne.pic.twitter.com/hKrpS30uRZ
— 𝐕𝐢𝐧𝐜𝐞𝐧𝐳𝐨 𝐓𝐨𝐦𝐦𝐚𝐬𝐢 (@Vincent_1393) May 16, 2021
Anak buah Diego Simeone menghempaskan Marseille tiga gol tanpa balas. Pelakunya adalah Antoine Griezmann yang membuat brace dan Gabriel Fernandez Arenas. Atleti pun meraih silverware Eropa yang pertama sejak 2012.
Sementara, Dimitri Payet hanya bisa berlinang air mata selepas laga dan tidak dapat berbuat apa-apa melihat timnya digasak Atleti. Bisa jadi, Payet menangis karena menyesali kelakuannya menyentuh piala yang menyebabkan gagal pecah telur, karena sebelum laga tersebut ia belum pernah menang satupun kejuaraan.
Iker Muniain di Final Copa Del Rey 2020
Ketiga ada jugador Athletic Bilbao, Iker Muniain. Pemain lokal asli Basque ini harus gigit jari di final Copa Del Rey 2020 karena dijinakkan Real Sociedad 1-0. Semuanya berawal saat ia menyentuh piala raja saat berbaris memasuki lapangan Estadio De la Cartuja di Sevilla.
Sama persis seperti Payet, Muniain tampil biasa saja sepanjang laga meskipun Bilbao bisa membendung serangan La Txuri Urdin. Gol semata wayang pasukan Imanol Alguacil dipersembahkan oleh Mikel Oyarzabal lewat titik putih menit ke 68. Ini merupakan mahkota Copa Del Rey ketiga sepanjang sejarah Sociedad dan jadi yang pertama sejak 1987.
Athletic Club captain Iker Muniain is a class act. Whilst his teammates were heading towards the tunnel, he stood and watched the entirety of Real Sociedad’s trophy lift and celebrations, applauding for much of it. Gracious in defeat, as a captain should be.
RESPECT 🙏 pic.twitter.com/DTPf1Q1Gnr
— Football Factly (@FootballFactly) April 6, 2021
Sementara itu, sudah gagal merengkuh piala, Muniain tersorot kamera menjadi satu-satunya pemain Bilbao yang masih tersisa di lapangan untuk menyaksikan prosesi pengangkatan piala yang dilakukan Sociedad. Sambil matanya berkaca-kaca, Muniain tetap memberikan aplaus kepada lawannya yang sedang bersuka cita.
Kylian Mbappe di Final Piala Dunia 2022
Keempat, ada bomber timnas Prancis, Kylian Mbappe. Berbeda dengan tiga pemain sebelumnya, Mbappe menyentuh trofi emas, Piala Dunia sebelum Qatar 2022 dimulai. Tepatnya saat ia dan segenap skuad PSG mendapatkan kesempatan untuk melihat dari dekat trofi Piala Dunia 2022. Pada momen itulah, Mbappe ketahuan menyentuh bagian bawa trofi emas.
Kylian Mbappé only knows greatness. The first World Cup final hat-trick in 54 years. 12 WC goals in just 14 games. The sixth highest scorer in tournament history at only 23. At least 10 years left at the top of the game and you already know this loss is inspiring his next win. pic.twitter.com/xOrmDWn4Po
— VERSUS (@vsrsus) December 18, 2022
Saat Piala Dunia 2022 sudah dimulai, Mbappe memang tampil begitu mengerikan dengan membawa negaranya sampai ke final. Bahkan saat melawan Argentina di Lusail pun, mantan pemain AS Monaco sanggup mengecoh Emiliano Martinez tiga kali. Sayangnya, impian Mbappe untuk back to back juara dunia kandas setelah Prancis kalah adu penalti.
Alhasil, sosok yang membawa pulang trofi emas adalah rekan setim Mbappe di PSG, Lionel Messi dan Angel Di Maria. Uniknya, Messi dan Di Maria juga ikut serta saat PSG menerima privilege bertemu dengan trofi emas yang disponsori oleh Bein Sports. Ternyata dalam momen itu, Messi dan Di Maria memilih untuk tidak menyentuh trofi layaknya Mbappe.
Cristiano Ronaldo di Final Saudi Super Cup 2024
Terakhir ada superstar dari Portugal, Cristiano Ronaldo. CR7 yang cukup sering mendapatkan piala dari final saat bermain di Eropa, ternyata bisa gagal juga ketika membela Al Nassr. Tepatnya terjadi pada final turnamen Saudi Super Cup 2024 kontra Al Hilal di Prince Sultan bin Abdul Aziz Stadium.
Mungkin karena terlalu jumawa, Ronaldo menyentuh bagian atas piala super yang berbentuk bulat. Kejadian ini seakan membuat dirinya menelan ludah sendiri. Pasalnya, dalam sebuah video di akun Youtube FIFA tahun 2017, ia pernah berkata pantang baginya untuk menyentuh piala sebelum memenanginya di akhir kejuaraan.
Cristiano Ronaldo since his arrival to Al-Nasr
Lost the Saudi Super Cup 2022 ❌
Lost the Saudi Super Cup 2023 ❌
Lost King’s Cup 2023 ❌
Lost AFC Champions League 2023 ❌ Saudi League runner-up 2023 🥈
Saudi League runner-up 2024 🥈
King’s Cup runner-up 2024 🥈
2024sscup pic.twitter.com/atJGpI99PJ— BROTHER. J 💙 (@brotherjchuks) August 19, 2024
Dalam laga di Abha malam itu, Ronaldo memang sempat membawa timnya unggul lebih dulu di menit 44 hasil umpan matang dari Abdulrahman Ghareeb. Namun, jebolan akademi Sporting CP juga mendapat cemoohan setelah gagal memaksimalkan free kick yang melambung jauh di atas mistar gawang Yassine Bounou.
Ronaldo dan rekannya harus dipaksa bertekuk lutut dengan skor akhir 1-4. Al Hilal pun keluar sebagai juara dan meraih titel Saudi Super Cup untuk kali kelima, unggul jauh atas Al Nassr yang baru mengoleksi 2 piala.
Fernando Morientes Percaya Dengan Kutukan Sentuh Trofi
Jika ditanya, siapa yang percaya dengan kutukan sentuh trofi? Dia adalah legenda Real Madrid, Fernando Morientes. Morientes yang pernah mengabdi di Santiago Bernabeu dari 1997-2005 ini punya keyakinan kalau selama masih aktif bermain, ia selalu mengingatkan rekannya dan yang terpenting dirinya sendiri untuk tidak menyentuh trofi sebelum final.
Mengutip dari CNN Indonesia, Morientes mengatakan untuk jangan menyentuh piala sebelum final dimulai karena piala itu masih belum jadi hak milik. Salah satu kenangan terjadi ketika Morientes memberi wejangan para pemain Liverpool di ruang ganti jelang kick off final Liga Champions 2005 di Istanbul.
#OnThisDay in 2005, Liverpool recovered from 3 goals down to beat AC Milan (aet, 3-2 on penalties) in the #UCLfinal pic.twitter.com/vCH4gf3LqQ
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) May 25, 2016
Luis Garcia masih mengingat betul saat Morientes meminta punggawa The Reds untuk fokus menatap ke depan dan tidak terdistraksi dengan piala yang dipajang saat menuju lapangan. Pesan itu dilaksanakan dengan baik oleh semua pemain Liverpool yang tidak melirik apalagi menyentuh trofi si kuping besar.
Itulah momen para pemain yang terekam dalam sejarah gagal di final setelah menyentuh trofi sebelum pertandingan. Kalau football lovers, pada percaya nggak nih dengan mitos atau pamali ini?
https://youtube.com/shorts/0am_ggoVFX8?si=4owwT7wEiTlkryTh
https://youtu.be/RDCCDp3SF4A?si=-R_SBEb8vgZnatQR
kompas.com, cnnindonesia.com, sport.detik.com, dw.com, bbc.com, france24.com