Liverpool menelan hasil mengecewakan ketika bertandang ke markas Brentford. Anak asuh Jurgen Klopp terbantai dengan skor memalukan, 3-1. Tiga gol dari Brentford datang dari gol bunuh diri dari Ibrahima Konate, kemudian ditambah gol dari Yoane Wissa dan Bryan Mbuemo. Sementara sebiji gol dari Liverpool datang Alex Oxlade-Chamberlain.
Dengan hasil ini, Klopp tidak bisa membawa Liverpool naik peringkat Premier League. Mereka masih tertahan di peringkat keenam dengan 28 poin dari 17 pertandingan. Terpaut dua poin dari Tottenham yang berada di atasnya. Semakin menjauhkan mereka kepada zona kompetisi eropa di musim depan.
Daftar Isi
Kemenangan Bersejarah
Sementara bagi Brentford sendiri, kemenangan ini menambah daftar kejutan yang mereka ciptakan di Liga Inggris musim ini. Brentford telah mengalahkan Manchester United di bulan Agustus kemarin dengan skor 4-1. Lalu kembali meraih kemenangan ketika melawan juara bertahan, Manchester City dengan skor 2-1 pada bulan November kemarin. Mereka juga mampu menahan imbang Chelsea dan Tottenham.
Dan sekarang, mereka menghempaskan Liverpool dengan skor 3-1. Brentford pantas untuk mendapatkan julukan “si pembunuh raksasa” dengan catatan mereka itu. Terlebih lagi, kemenangan melawan Liverpool ini adalah kemenangan yang bersejarah bagi Brentford. Ini adalah kemenangan pertama mereka atas the reds sejak tahun 1938.
Brentford sebenarnya kehilangan pencetak gol andalan mereka, Ivan Toney di laga ini. Itu disebabkan karena penyerang asal Inggris tersebut masih mengalami cedera. Tapi the bees masih terbukti mampu mengalahkan lawan mereka yang lebih diunggulkan.
Dengan permainan yang intens dan memanfaatkan kelemahan barisan pertahanan lawan, anak asuh Thomas Frank mampu mengamankan kemenangan penting. Sekaligus melanjutkan rekor tak terkalahkan mereka di enam pertandingan terakhir.
Darwin Nunez
Meskipun begitu, perhatian masih tertuju kepada Darwin Nunez di malam itu. Ia masih dipercaya Klopp untuk menjadi starter di pertandingan ini. Laga belum sampai berjalan 8 menit, Mohamed Salah mengirimkan umpan terobosan tepat ke Nunez. Ia mampu melewati David Raya tapi gagal memasukan bola ke gawang yang tidak terjaga. Ben Mee menggagalkannya dengan melakukan blok yang heroik.
Kegagalan Nunez mencetak gol itu semakin di sesali setelah di menit ke-19 Brentford unggul lewat gol bunuh diri dari Ibrahima Konate. Keunggulan sementara itu membuat pasukan lebah tampil jauh percaya diri.
Mereka menguasai pertandingan dengan Yoane Wissa mencetak dua gol yang dianulir VAR. Tapi untuk gol ketiganya di menit ke-42 dihitung sah oleh wasit. Ketinggalan dua gol, Klopp memutuskan untuk mengganti
Di babak kedua, Nunez membuat Liverpool bisa mempersempit ketertinggalan. Namun golnya di menit ke-49 itu dianulir VAR. Tak lama setelahnya, Alex Oxlade-Chamberlain mampu memanfaatkan umpan matang dari Trent Alexander-Arnold. Tapi The Bees kembali menjauhkan jarak lewat gol dari Bryan Mbeumo di menit ke-84.
Statistik Nunez
Dari statistik Squawka, Nunez melakukan 12 umpan hanya dengan 58% akurasi. Ia juga mendapat 30 sentuhan dan 9 sentuhan di dalam kotak penalti lawan dengan hanya melakukan tiga tembakan. Belum lagi satu gol yang dianulir dan satu peluang emas untuk mencetak gol yang gagal dimanfaatkan.
Jangan dikira blunder Nunez di awal laga itu bisa dimaklumi. Pemain asal Uruguay itu sudah sangat sering membuang kesempatan emas untuk mencetak gol. Tercatat, ia sudah membuang 15 peluang emas di Liga Inggris musim ini. Itu lebih banyak daripada pemain mana pun di Premier League.
Nunez pindah ke Anfield dari Benfica pada musim panas yang lalu. Ia datang dengan harga yang tidak murah, yaitu sebesar 85 juta poundsterling. Dan sejauh ini, ia masih belum bisa membuktikan harganya yang mahal itu sebanding dengan performanya di lapangan. Mungkin malah karena dilabeli harga yang tinggi itu pula, yang membuat Nunez menjadi tertekan di Liverpool.
Dari 21 pertandingan, penyerang berusia 23 tahun itu mencetak sembilan gol dan tiga assist. Bukan catatan yang terlalu buruk, apalagi di musim pertamanya. Tapi yang menjadi kritik adalah kemampuannya membuat emosi para pendukung dengan terus membuang peluang emas di depan gawang. Seperti yang ia lakukan di pertandingan ini atau di pertandingan-pertandingan sebelumnya.
Ferdinand Bandingkan Nunez dengan Forlan
Meskipun begitu legenda Manchester United, Rio Ferdinand tidak mau cepat menilai Darwin Nunez. Berdasarkan pengalamannya ketika masih aktif bermain dulu, Ferdinand juga mengaku pernah menjumpai pemain yang mirip dengan Nunez. Yang ia maksud adalah Diego Forlan.
Rio mengatakan mantan rekan setimnya itu memiliki nasib yang serupa dengan Nunez. Ia mengingatkan bahwa bagaimana dulu Diego Forlan juga kesulitan mencetak gol untuk Manchester United, namun meraih kesuksesan ketika Forlan pergi. Ferdinand merasakan hal yang sama akan terjadi kepada Nunez.
“Anda harus berhati-hati jika berbicara soal pemain seperti Nunez. Ingat Diego Forlan? Terlepas dari golnya ke gawang Liverpool, Forlan tidak bisa menendang tepat sasaran di Old Trafford. Ia pun pergi kemudian memenangkan dua sepatu emas eropa. Forlan menjadi pemain terbaik untuk Uruguay dan banyak klub yang ia bela”
Perkataan Ferdinand memang tidak salah. Ketika di MU, Forlan sangat sulit untuk mencetak gol meskipun berposisi sebagai penyerang. Ia hanya mampu mencetak 17 gol dari 98 pertandingan bersama Manchester United.
Namun, ketika hengkang dari MU kemudian bergabung bersama Villareal dan Atletico Madrid. Ia pun mencetak 154 gol dalam 324 pertandingan. Ia juga jadi andalan di timnas Uruguay. Di tahun 2011, ia membawa Uruguay menjuarai Copa America. Forlan juga mendapatkan penghargaan golden ball dan golden boot di Piala Dunia 2010 sekaligus membawa Uruguay ke semifinal.
Rio Ferdinand yakin bahwa Nunez masih bisa menunjukan tajinya sama seperti Diego Forlan. Tapi dengan syarat bahwa ia terus diberi kesempatan. Menurutnya, sebagai pemain muda penting untuk memahami permainan dengan terus diberi kesempatan bermain.
“Saya rasa Nunez punya sesuatu. Dan yang saya suka adalah bahwa Nunez masih diberikan kesempatan. Saya akan lebih khawatir apabila ia tidak diberi kesempatan”
“Saya ingin berbicara kepada rekan setimnya di Liverpool. Apakah Nunez juga punya malah dalam hal finishing ketika latihan? Jika tidak, maka saya bisa melihat Nunez akan jadi sehebat Forlan”
Jurgen Klopp Akui Kesalahan Nunez
Terlepas dari itu, Jurgen Klopp sebagai bos Liverpool mengakui bahwa teknik penyelesaian Nunez buruk. Ia menyayangkan peluang emas yang dibuang begitu saja oleh Nunez.
“Darwin membuat kita kehilangan peluang. Kami kebobolan gol pertama disaat seharusnya kami sudah unggul 2-0. Saya pikir peluang yang Darwin punya itu adalah peluang super. Apalagi tepat di depan gawang.”
“Darwin tidak menyangka ada Bryan Mee menghalau tendangannya, tapi tentu saja teknik tendangan harusnya bisa lebih baik”
Meskipun ia tidak senang dengan hasil yang didapatkan anak asuhnya, Klopp masih memberikan rasa hormat kepada Brentford yang telah bermain bagus. Klopp juga berharap timnya bisa bermain lebih baik lagi.
“Kami harus bermain lebih baik. Set-piece dari Brentford selalu membuat peluang dan kekacauan bagi kami. Mereka melakukannya dengan baik. Setelah dua laga intens, saya tidak begitu melihat ada kepercayaan lagi.”