Manchester City vs Atletico Madrid: Adu Filosofi Sepak Bola

spot_img

Calon Juara Liga Inggris, Manchester City berhasil mengambil kendali penuh pada pertandingan babak 16 besar Liga Champions dengan menampilkan performa yang mendominasi di leg pertama kontra Sporting Lisbon di Portugal.

Tim besutan Pep Guardiola menang telak dengan skor 5-0 di leg pertama. Jadi hasil imbang tanpa gol di Stadion Etihad sudah cukup bagi The Citizen untuk melaju ke babak berikutnya, dengan menambah catatan buruk di daftar track record Sporting Lisbon di fase gugur Liga Champions. 

Dalam hasil pengundian delapan besar Liga Champions kemarin, Manchester City akan bertemu Atletico Madrid yang notabene lawan yang cukup tangguh. Tim asuhan Diego Simeone berhasil lolos ke delapan besar setelah mengalahkan rival sekota City, yaitu Manchester United.

Pertandingan kali ini cukup menarik karena ini merupakan kali pertama kedua klub tersebut bertemu di kompetisi top Eropa. Pertemuan antara Manchester City dan Atletico Madrid juga bakal jadi yang pertama kali bagi Pep Guardiola dan Diego Simeone setelah delapan tahun lamanya.

Pep Guardiola VS Diego Simeone

Pep Guardiola dan Diego Simeone merupakan dua manajer ikonik di dunia sepak bola. Jika kalian mendengar namanya saja pasti kalian dengan mudah akan terbayang bagaimana filosofi sepak bola yang dimainkan oleh kedua pelatih top ini. Yang mana secara gaya permainan, kedua pelatih ini sangat bertolak belakang.

Gaya bermain yang bertolak belakang itulah yang akan menjadi pusat perhatian di laga perempat final Liga Champions 2022 setelah Atletico Madrid dan Manchester City diumumkan akan saling bertemu.

Simeone bakal mengandalkan semua pemain untuk bertahan, kecuali sang striker. Dalam praktiknya, para pemain akan lebih fokus untuk menghentikan lawan mencetak gol. Alih-alih melakukan serangan brutal demi memenangkan pertandingan lebih cepat. Sementara Pep tidak demikian.

Pep Guardiola sama sekali menggunakan metode permainan yang berbeda dengan Simeone. Pep membangun Manchester City menjadi klub yang berorientasi ke menyerang. Artinya, City di era Pep menjadi City yang memiliki mental menyerang.

Pep Guardiola merupakan pelatih yang meyakini bahwa penguasaan bola yang tinggi akan membantu tim mencetak banyak gol. Dengan skuad yang berisi pemain berteknik tinggi, Pep akan menginstruksikan mereka untuk mengalirkan bola dengan cepat dan baik sehingga tercipta sinkronitas yang sempurna.

Pertandingan terakhir kedua pelatih ini terjadi pada laga semifinal Liga Champions musim 2015/16, kala Pep Guardiola masih melatih Bayern Munchen. Hasilnya seri, Pep menang di leg pertama dengan skor 2-1 dan Simeone membalas di leg kedua dengan kemenangan 1-0.

Meski agregat 2-2, Simeone unggul dalam perolehan gol tandang. Sehingga Atletico Madrid berhasil melaju ke final untuk menantang rival sekota, Real Madrid. 

Lini Serang

Mengenai lini serang, bagaimanapun Manchester City jelas diunggulkan daripada Atletico Madrid. City memiliki nama-nama seperti Riyad Mahrez dan Raheem Sterling. Keduanya telah memberi sumbangsih besar dengan masing-masing mencetak sepuluh gol di liga.

Total, Manchester City sudah mengemas 68 gol dari 29 pertandingan Liga Inggris. Sementara, Atletico Madrid hanya sanggup mencetak 53 gol dalam pertandingan liga. Hal itu wajar karena Atletico Madrid lebih suka tampil bertahan daripada menyerang. Namun, Los Rojiblancos juga memiliki striker tajam seperti Angel Correa yang sudah 11 gol.

Di Liga Champions sendiri City sudah mencatatkan 23 gol dalam 8 pertandingan terakhirnya. Sedangkan Atletico hanya membukukan 9 gol selama 8 pertandingan untuk memastikan lolos ke babak perempat final.

Selepas kepergian Aguero, praktis City hanya memiliki Gabriel Jesus sebagai striker utama. Namun faktanya, City tak hanya bergantung pada satu atau dua pemain soal urusan mencetak gol. Bahkan perolehan gol Man City cukup merata di setiap lini. Sementara serangan Atletico Madrid berpangku tangan pada Angel Correa, Luis Suarez dan si anak ajaib, Joao Felix. 

Lini Bertahan

Sekalipun Atletico bertipikal bertahan, pada kenyataanya mereka telah kebobolan 36 gol dari 29 pertandingan liga. Itu menandakan ada yang tidak beres dari pertahanan Atletico, termasuk kiper mereka, Jan Oblak yang menurun performanya.

Sejauh ini Oblak hanya mampu mencatatkan 9 clean sheet dari 29 pertandingan di liga. Hal itu sangat berbanding terbalik dengan Manchester City yang superior di Liga Inggris. Mereka hanya kebobolan 18 gol dari 29 laga yang sudah dimainkan. City juga mencatatkan 17 clean sheet dari 29 laga tersebut.

Menariknya, catatan kebobolan Atletico Madrid lebih baik daripada City di Liga Champions. Atletico hanya kebobolan 8 gol sedangkan City sudah kebobolan 10 gol. 

Jadi, meski Atletico memiliki catatan kebobolan yang lebih sedikit dari City, bukan tidak mungkin lini bertahan Atletico bakal di eksploitasi oleh Raheem Sterling CS yang mengandalkan penguasaan bola dan sepak bola menyerang.

Lantas Siapa yang Lebih Unggul?

Berhubung laga ini akan menjadi laga perdana yang mempertemukan City dengan Atletico, tak ada yang unggul apabila dilihat dari Head to Head. Namun, Atletico bukan kali pertama bertemu tim asal Liga Inggris dan begitu pun sebaliknya, ini bukan kali pertama City bertemu wakil Spanyol.

Manchester City memiliki rekor yang tak buruk dalam pertemuan melawan wakil Spanyol di Liga Champions, kecuali ketika bertemu Barcelona yang hanya bisa menang satu kali. Yang terakhir, City berhasil menggulung Real Madrid di fase 16 besar Liga Champions musim 2019/20 dengan gol agregat 4-2. 

Nah, Atletico juga memiliki riwayat yang tak begitu buruk kala melawan klub dari Liga Inggris. Yang terakhir, mereka bahkan tak mengalami kekalahan dalam dua leg melawan Manchester United. Mereka berhasil mengalahkan Setan Merah dengan agregat 2-1. 

Namun, Atletico tak berdaya apabila bertemu klub-klub Inggris sekaliber Liverpool atau Chelsea. Bahkan dari sembilan kali pertemuan dengan Chelsea, Atletico hanya berhasil menang dua kali dan menerima empat kali kekalahan dan sisanya berakhir imbang.

Di atas kertas, Manchester City unggul dalam segala aspek. Namun, tak ada yang semudah itu di Liga Champions. Meski sudah tak memberlakukan gol tandang, selagi masih ada dua leg apa pun bisa terjadi.

https://youtu.be/PaqO6-1BCWY

Sumber: Sportingnews, Transfermarkt, Eurosport, SBnation

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru