Legenda Pemain Terhebat Nigeria Nwankwo Kanu yang Selalu Apes

spot_img

Nwankwo Kanu boleh dibilang seorang pemain sepak bola terbaik yang pernah dimiliki Nigeria. Ia bahkan pernah meraih gelar juara Liga Champions Eropa ketika memperkuat Ajax. Tentu kamu penasaran bukan, bagaimana seorang Kanu bisa berlabuh ke Ajax dan membawa gelar UCL?

Sama seperti pemain Nigeria lainnya, sepintas memang tidak ada yang istimewa dari pemain yang berpostur tinggi besar itu. Hanya saja postur memang bisa menipu. Karena buktinya walaupun ia tumbuh tinggi besar, tapi Kanu tetaplah pemain yang sangat lincah dalam bergerak. Sementara, soal tendangan tentu tidak perlu dipertanyakan lagi.

Sebelum meraih trofi UCL bersama Ajax di musim 1994/95, Kanu memulai karier dari tanah kelahirannya. Ia bergabung dengan Heartland FC yang kala itu masih bernama Iwuanyanwu Nationale, dan mulai bermain bola sejak usia 16 tahun. Kanu menjelma menjadi pemain paling menonjol di sana.

Jadi, bukan sebuah kemustahilan jika Kanu pada akhirnya bergabung ke Timnas Nigeria U-17. Yang luar biasanya lagi, Kanu mampu mengantarkan Nigeria U-17 untuk menjuarai Piala Dunia di level tersebut. Jelas torehan ini membuat namanya makin dihembuskan angin dan sampai pula ke Negeri Kincir Angin.

Klub kaliber Ajax Amsterdam tak disangka tertarik meminang pemain Nigeria. Tepat di tahun 1993, dia lalu terbang ke Belanda untuk bergabung dengan salah satu klub paling bersejarah asal Belanda itu. Masih berusia muda, Kanu sukses tampil mengesankan. Dia kemudian menjadi salah satu bagian dari Ajax yang berhasil merengkuh gelar fenomenal, salah satunya ya, Liga Champions Eropa.

Namun, tentu saja kalau hanya Liga Champions Eropa, nama Kanu tak semelejit itu. Pada kenyataannya Kanu tidak hanya memberi gelar UCL pada Ajax, tapi juga tiga gelar Eredivisie, dan itu diraih secara beruntun! Belum cukup trofi Piala Super Eropa dan Piala Interkontinental pun menjadi pelengkap karier Kanu selama di Ajax. Total dia mencetak 25 gol dari 54 pertandingan.

Usai melejit bersama Ajax, angin segar karier Kanu akhirnya sampai juga ke negeri Italia. Klub kenamaan Italia, Inter Milan terus terang menunjukkan ketertarikannya pada Kanu. Inter kemudian berhasil memboyong Kanu dengan biaya sebesar 4,7 juta dolar atau setara nyaris 80 miliar rupiah.

Sebelum menapaki karier bersama Inter, Kanu membela Timnas Nigeria terlebih dahulu di Olimpiade 1996. Di ajang tersebut, Kanu berhasil membawa Nigeria meraih gelar juara. Turnamen yang diakhirinya dengan sebuah gelar juara itu kemudian membuatnya menjadi pemain terbaik Afrika dan membuatnya sebagai calon legenda.

Mendapat Masalah Jantung, Gagal di Inter Milan

Sayang sekali, ketika hasratnya untuk tampil di Inter begitu tinggi, kegagalan justru menghampiri Kanu. Berbagai cobaan mesti ia hadapi, dan yang paling membuatnya terpukul adalah penyakit jantung.

Kanu yang didiagnosa menderita penyakit jantung harus menepi cukup lama, dan tentu saja membuatnya berada di posisi antara hidup dan mati. Ia tak tahu sampai kapan harus bertahan. Yang pasti, semangatnya akan terus tertanam dalam hati yang paling dalam.

Nasib mujur masih menghampiri Kanu. Tim medis yang menanganinya melakukan penggantian katup aorta di jatung Kanu sebagai satu-satunya cara agar sang pemain bisa kembali berada dalam kondisi terbaiknya. Hasilnya pun sangat memuaskan. Kanu dinyatakan pulih total dan kembali bisa merumput bersama Inter MIlan setahun berselang.

Apes, ketika tampil bersama Inter Milan, kesuksesan Kanu seperti datang tersendat-sendat. Tiga tahun berseragam I Nerazzurri, Kanu hanya tampil dalam 17 pertandingan saja dan hanya mampu berikan trofi Piala UEFA pada tahun 1998, tanpa kontribusi mengesankan.

Hijrah ke Arsenal dan Jadi Bintang Liga Primer Inggris

Nasib baik masih menghampiri Kanu. Setelah cukup tertekan dengan performanya di Inter, untungnya datang tawaran dari salah satu Big Six Premier League, Arsenal. AKhirnya, pada tahun 1999, dia resmi berseragam Gudang Peluru dan sukses kembalikan performa terbaik di atas lapangan. Bersama Arsenal, semangatnya bermain bola pun kembali merekah.

Setidaknya, bersama Arsenal Kanu sudah melakoni 50 laga dan mengemas 17 gol di musim 1999/2000. Sayangnya, nasib apes selalu mengiringi nasib mujur pemain ini. Kedatangan Thierry Henry membuat nama Kanu justru pelan-pelan tenggelam. Ia kalah pamor dan tempatnya di lini serang kurang mendapat perhatian.

Meski pada tahun-tahun berikutnya namanya kurang menjadi andalan Arsenal, Kanu tetaplah Kanu. Ia turut andil dalam sejumlah kemenangan. Utamanya, tentu raihan gelar juara Liga Primer Inggris tahun 2004, tanpa satu pun kekalahan.

Lima tahun membela Arsenal dan telah terlibat dalam lebih dari 100 pertandingan, Kanu merasa bahwa lembar ceritanya di Arsenal telah habis. Akhirnya, dia dengan berani menerima tawaran dari klub Liga Primer Inggris lainnya, yakni West Brom, sebelum akhirnya merapat ke Portsmouth dua tahun setelahnya.

Bermain di Portsmouth membuat Kanu kembali jadi striker mematikan. Dia terus menjadi andalan dan selalu berhasil mencari celah di pertandingan-pertandingan besar. Selain namanya yang sering didengungkan, Kanu berhasil mempersembahkan trofi Piala FA musim 2007/08, sekaligus membuktikan bahwa dia belum habis.

Namun itu hanya bertahan kira-kira tahun 2012, sampai Kanu justru merasa ada yang berbeda darinya. Ia sudah tidak bertenaga lagi, sudah tidak mampu lagi membuat kiper lawan minder. Maka satu hal yang pasti, Kanu memutuskan untuk mengemas semua barangnya dan mengakhiri kariernya di dunia sepak bola.

Kanu pensiun meninggalkan catatan dari tinta emas. Ia menjadi pemain terbaik yang pernah dilahirkan di Benua Afrika. Soal prestasi, Kanu unggul dari George Weah. Kanu bisa mengangkat trofi UCL, meski gagal mencicipi penghargaan Ballon d’Or. Pada akhirnya, ia gantung sepatu dengan rentetan nasib mujur yang diiringi keapesan-keapesan.

Barangkali karena itu, ia akhirnya mendirikan Kanu Heart Foundation. Semacam organisasi yang ia gunakan untuk menyelamatkan orang-orang yang punya penyakit jantung itu, dibentuk melalui pengalamannya yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Kanu ingin meningkatkan kesadaran tentang bahaya penyakit ini. Sehingga tidak ada orang, apalagi pesepakbola yang apes karena terserang penyakit jantung. Melalui organisasi nonprofit tersebut, pada tahun 2018, Kanu turut menyelamatkan sekitar 500 nyawa.

Pensiun dan Dirikan Yayasan serta Akademi Sepakbola 

Selain tidak ingin ada lagi pesepakbola yang apes karena penyakit jantung seperti dirinya, Kanu juga ingin menelurkan orang-orang yang bernasib mujur sebagai pesepakbola. Jadilah sebuah akademi sepak bola yang ia dirikan di Nigeria. Akademi tersebut punya tujuan membantu mengantarkan anak-anak di sana ke mimpi menjadi pemain sepak bola.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru