Lebih Baik Ketemu Siapa? Peluang Calon Lawan Timnas Indonesia di Putaran Keempat

spot_img

Kemenangan tipis atas China di bawah dukungan masif suporter sendiri memastikan Indonesia menyegel satu tempat di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Memang peluang skuad Garuda untuk lolos langsung sudah tertutup, tapi asa menuju Piala Dunia tahun depan masih terjaga nggak kayak Raja Ampat. 

Tiket putaran keempat didapatkan setelah Bahrain takluk dari Arab Saudi, sehingga memastikan Indonesia tetap berada di posisi empat besar Grup C. Keberhasilan lolos ke putaran keempat ini bahkan membuat punggawa Timnas Indonesia mendapatkan hadiah Rolex dari presiden. Yah, syukurlah Rolex-nya nggak diminta kembali setelah dibantai Jepang di laga terakhir kemarin.

Kendati undian grup masih lama, Indonesia sejatinya sudah bisa memetakan siapa saja calon lawan yang berpotensi akan dihadapi mendatang.  Lalu, siapa saja calon musuh yang berpeluang bertemu dengan pasukan Patrick Kluivert? Seperti apa kekuatan yang dimiliki tiap negara yang bisa saja menyulitkan jalan Indonesia? 

Skema Putaran Keempat Kualifikasi

Berdasarkan aturan FIFA, putaran keempat akan diikuti enam negara yang menempati posisi ketiga dan keempat di setiap grup pada putaran ketiga. Enam negara tersebut akan dibagi ke dalam dua grup yang akan memperebutkan dua tiket Piala Dunia 2026.

Putaran keempat ini digelar menggunakan sistem home tournament dengan format single round robin. Artinya, pertandingan digelar di venue terpusat dan setiap negara akan bertemu sebanyak satu kali. Sejauh ini, masih belum ditentukan negara mana yang ditunjuk sebagai tuan rumah dari putaran keempat. Walau sudah ada desas-desus Qatar dan Arab Saudi yang
dipilih. 

Nantinya di putaran keempat hanya juara grup yang berhak lolos ke putaran final Piala Dunia. Kedua juara grup akan menemani enam negara lainnya yang sudah lebih awal mendapatkan tiket. Sementara posisi kedua akan melanjutkan perjuangan ke putaran kelima Asia. 

Agar segera menerbangkan impian tampil di pentas dunia, Indonesia diharapkan bisa memanfaatkan putaran keempat dengan baik dengan menjadi juara grup. Tak boleh sampai menjadi juru kunci grup. Hanya tambang nikel yang wajib berhenti, laju timnas ke Piala Dunia jangan.

Lawan yang Lolos dan Pot Putaran Keempat

Indonesia dan Arab Saudi memang sudah pasti menuju putaran keempat mewakili Grup C. Namun, bagaimana kondisi yang terjadi di grup sebelah? Dari Grup A, Uni Emirat Arab dan Qatar menjadi delegasi, sedangkan dari Grup B, Irak dan Oman yang melaju ke putaran keempat.

Dari enam tim tersebut, akan dikelompokkan menjadi tiga pot yang nanti akan diundi pada Juli atau Agustus. Pembagian pot dilakukan mengacu pada ranking FIFA terbaru. Ranking FIFA resmi pada Juli 2025 memang belum dirilis, namun skema pembagian tiga pot untuk undian putaran keempat bisa disusun berdasarkan performa tim di putaran ketiga. 

Bila dikomparasikan ranking antar peserta putaran keempat, Arab Saudi dan Qatar diperkirakan akan menghuni Pot 1. Kedua negara punya ranking lebih baik dari keempat negara lain. Sedangkan di Pot 2, akan dihuni Irak dan Uni Emirat Arab. Indonesia sendiri akan berada di Pot 3 bersama Oman karena menjadi dua negara dengan ranking terendah. 

Dengan begitu, sudah pasti Indonesia tidak akan satu grup dengan Oman. Terus, bagaimana peluang lolosnya Indonesia?

Wajah Baru Qatar dan Bahaya Kecurangan 

Untuk mengukur peluang lolosnya timnas, perlu lebih dulu untuk membedah satu per satu kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing pesaing. Kita mulai dari Qatar dulu. Di putaran keempat nanti, tuan rumah Piala Dunia 2022 hadir dengan wajah baru di bawah asuhan  Julen Lopetegui. 

Eks manajer Real Madrid itu mengawali masa jabatannya dengan catatan positif saat membimbing juara bertahan Asia itu meraih kemenangan penting 1-0 atas Iran di Doha. Kemenangan itu sudah cukup membangkitkan kepercayaan diri Qatar untuk tampil lebih baik di putaran keempat nanti. 

Kendati di pertandingan terakhir dilumat Uzbekistan, setidaknya Qatar kembali menunjukkan determinasi yang sempat menghilang di era pelatih sebelumnya. Sebelum menang dari Iran, Qatar bahkan digampar Joel Kojo dan kolega. Lopetegui dengan cepat menyesuaikan diri dan membangkitkan asa Qatar yang sempat redup. Akram Afif dan Almoez Ali tetap menjadi senjata pilihan Lopetegui yang perlu diawasi Indonesia. 

Selain perlu mewaspadai lonjakan semangat yang digelorakan Lopetegui, Indonesia juga patut was-was dengan potensi main mata dari Qatar yang konon anak emas AFC sekaligus donatur tetap FIFA. Masih lekat diingatan saat pertemuan terakhir dengan Qatar di AFC U-23 tahun lalu. Meskipun levelnya bukan senior, Indonesia serasa digembosi dengan keputusan wasit yang nggak ngotak hingga banjir kartu. 

Saudi yang Siap Revans 

Potensi lawan kedua adalah Arab Saudi. Kalau yang ini mah jatuhnya kayak reuni sesama Grup C putaran ketiga. Namun, meskipun Indonesia punya memori apik dengan sekali menang dan sekali imbang, tapi itu terjadi di era Shin Tae-Yong. Peralihan pelatih ke Patrick Kluivert membuat peta kekuatan kembali berubah.

Bukannya tak bisa menang. Tapi Herve Renard akan jauh lebih percaya diri karena di tepi lapangan kelak, bukan sosok yang mengalahkan mereka di Gelora Bung Karno. Belum lagi Green Falcons punya modal apik di tiga laga terakhir putaran ketiga. Mereka menjadi tim yang sulit ditembus. Hanya Australia yang berhasil menyarangkan bola ke gawang Arab Saudi.  

Jepang yang memakai skuad utamanya saat menjamu Saudi juga gagal menceploskan satu pun gol ke gawang anak asuh Herve Renard. Berbeda dengan Indonesia yang diberondong enam gol oleh skuad lapis tiga Samurai Biru. Motor serangan Saudi masih bertumpu pada Salem Al-Dawsari yang doyan menusuk pertahanan. Jadi, bila nanti bertemu, Saudi sudah siap dengan narasi pembalasan atas Indonesia. 

Irak Dengan Pengaruh Australia

Calon lawan ketiga adalah Irak. Garuda sudah sering menghadapi Singa Mesopotamia. Bukan hanya di level senior, di Piala Asia U-23 lalu, Indonesia bertemu Irak di perebutan tempat ketiga. Hanya saja, Indonesia memang tidak pernah menang atas Irak. Kabar baiknya, Singa Mesopotamia sudah tak dilatih Jesus Casas, sosok yang selalu bisa mengalahkan Indonesia.

Mantan asisten Luis Enrique dipecat karena hasil buruk di putaran ketiga. Tak terkecuali ketika dikalahkan Palestina. Kabar baik lainnya, Indonesia kini dilatih sosok yang berbeda. Patrick Kluivert masih bersih dari noda kekalahan atas Irak. Kabar baik berikutnya, Irak juga belum cukup mentereng ditukangi Graham Arnold, eks pelatih Socceroos yang ditunjuk gantikan Casas.

Irak asuhan Arnold dihajar Korea Selatan. Meskipun di laga selanjutnya, Graham Arnold bisa membawa pasukannya menggondol tiga poin dari finalis Piala Asia lalu. Indonesia punya kenangan yang cukup baik dan buruk saat menghadapi Graham Arnold. Tim Garuda pernah dihajar 4-0 di 16 besar Piala Asia.

Tapi di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 kemarin, Indonesia bisa menahan imbang Graham Arnold saat masih menukangi Australia. Namun, perlu dicatat, itu ketika Timnas Indonesia dilatih Shin Tae-yong. Sementara Patrick Kluivert jelas beda kualitasnya. Bisa jadi apabila bertemu Irak asuhan Graham Arnold, Kluivert akan kasih paham pelatih asal Australia itu.

UEA Dan Bantuan Naturalisasi 

Uni Emirat Arab menjadi calon lawan terakhir yang berpeluang gelut dengan Indonesia. Tergabung di Grup A putaran ketiga, UEA secara tak terduga mampu finis di atas Qatar dengan selisih dua poin. Dibilang tak terduga karena secara kedalaman skuad, Al-Abyad jelas tak sekuat Qatar. Mungkin laju UEA tak terbendung karena lebih kepada memanfaatkan Qatar yang sempat turbulensi di awal putaran ketiga. 

UEA memang lebih mengandalkan tenaga pemain naturalisasi dibanding pemain lokal. Mirip-mirip lah ya sama dik Malay. Beberapa di antaranya adalah Caio Canedo, Lucas Pimenta, Luanzinho, hingga yang paling senior Fabio Lima. UEA juga tak lagi ditukangi Paulo Bento, melainkan Cosmin Olaroiu, pria Rumania yang namanya tak sementereng pelatih tim putaran keempat lainnya. 

Meski begitu, Indonesia punya rekor pertemuan yang tak mulus dengan UEA. Sejak pertama bertemu pada 1981, Garuda baru dua kali menang dari enam pertemuan terdahulu. Bahkan di perjumpaan terakhir pada 2021, Indonesia digunduli 5-0 oleh UEA. Tapi itu saat dilatih Shin Tae-yong. Sekali lagi, Patrick Kluivert jelas beda kualitasnya. Menurut football lovers, Indonesia lebih baik satu grup dengan siapa nih? 

kompas.com, bola.com, tempo.co, thepeninsulaqatar.com, foxsports.com, smh.com.au, khaleejtimes.com

 

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru