Lampaui Target! Piala Dunia Qatar 2022 Menguntungkan?

spot_img

Tidak ada edisi Piala Dunia yang lebih kontroversial ketimbang Piala Dunia Qatar 2022. Kontroversi dari gelaran ke-22 pesta sepak bola terakbar sejagad tersebut sudah dimulai sejak Qatar terpilih sebagai tuan rumah pada 2010 silam.

Qatar ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 melalui rapat komite eksekutif FIFA. Saat itu, Qatar yang tak dijagokan menyisihkan Australia, Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. Tak ayal, keputusan tersebut mengejutkan dunia.

Kontroversi Qatar Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022

Qatar dituduh telah melakukan suap kepada para pejabat FIFA untuk memuluskan jalan mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Menurut laporan The Sunday Times, Qatar menawarkan uang sebesar 880 juta dolar AS kepada FIFA.

Namun, meski FIFA yang kala itu dipimpin Sepp Blater terkena skandal korupsi besar, isu suap tersebut menguap begitu saja. Qatar resmi jadi negara Muslim dan Arab pertama yang jadi tuan rumah Piala Dunia.

Sejak saat itu, berbagai kontroversi baru terus bermunculan. Akibat terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, FIFA memutuskan untuk mengubah jadwal Piala Dunia ke bulan November-Desember.

Keputusan tersebut tentu tidak populer, sebab biasanya Piala Dunia digelar di musim panas saat liga sudah selesai. Alhasil, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Piala Dunia digelar saat pertengahan musim dan diadakan di musim dingin dengan stadion ber-AC. Keputusan tersebut membuat para kontestan jadi punya waktu persiapan dan pemulihan yang mepet.

Walaupun didasari oleh persoalan iklim, tetapi keputusan tersebut tetap mengundang kontroversi dan terus menggerus citra Qatar sebagai tuan rumah. Jauh sebelum bergulir, Qatar sudah dianggap sebagai tuan rumah terburuk dan mendapat boikot dari berbagai pihak.

Fenomena tersebut terjadi usai mencuatnya isu pelanggaran HAM yang dilakukan Qatar terhadap para pekerja migran mereka. Qatar dituduh telah menggaji rendah dan memperlakukan para pekerja migran mereka secara tidak manusiawi.

Sistem kerja kafala yang diterapkan Qatar untuk membangun infrastruktur Piala Dunia juga dilaporkan telah menelan ribuan korban jiwa. Menurut laporan The Guardian pada Februari 2021, sebanyak 6.750 pekerja migran dari Asia Selatan meninggal dunia sejak Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Isu tersebut terus dihembuskan bahkan jelang Piala Dunia bergulir. Alhasil, jelang Piala Dunia 2022 bergulir pada 20 November, keraguan akan Qatar sebagai tuan rumah makin menguat. Selain isu pelanggaran HAM yang terus digaungkan, banyak pihak yang memprotes berbagai larangan dan aturan ketat yang ditetapkan pemerintah Qatar.

Beberapa aturan yang menjadi kontroversi tersebut, antara lain larangan seks bebas dan LGBT, serta larangan penjualan bir di stasion. FIFA dan Qatar juga menolak permintaan 7 negara Eropa yang memaksa memakai ban kapten “OneLove” dan mengancam memberi sanksi berat kepada siapapun yang mengkampanyekan atribut LBGT.

Berbagai kontroversi dan larangan itulah yang kemudian mengurangi antusiasme Piala Dunia Qatar 2022. Menjadi Piala Dunia termahal sepanjang sejarah, fans yang ingin menonton langsung ke Qatar juga mesti menyiapkan biaya akomodasi, tiket, hingga living cost yang mahal.

Kami pun sempat ragu Qatar bisa mencapai target 1,3 juta pengunjung di Piala Dunia 2022. Apalagi sempat muncul berita soal penonton bayaran yang dihadirkan Qatar.

Qatar Buktikan Diri! Penonton Piala Dunia 2022 Pecahkan Rekor!

Keraguan tersebut terbukti dan tergambar lewat sepinya penonton matchday pertama Piala Dunia 2022. Mengutip dari Japan Times, Qatar hanya menerima 765 ribu pengunjung selama 2 pekan pertama Piala Dunia.

Sedikitnya angka tersebut dipicu oleh masih kencangnya isu HAM, LGBT, dan berbagai kontroversi aturan dan larangan lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah pengunjung dan penonton yang hadir ke Qatar 2022 mengalami peningkatan.

Ada 2 pemicu besar. Pertama, testimoni langsung dari para penonton yang sudah hadir duluan di Qatar. Jauh sebelumnya, banyak media yang mem-framing Qatar sebagai tuan rumah yang buruk. Mereka juga memberitakan buruknya fasilitas penginapan, sedikitnya acara di luar pertandingan, hingga provokasi islamofobia yang digaungkan media barat.

Namun, kabar tersebut dibantah langsung lewat testimoni para fans yang sudah datang duluan ke Qatar. Banyak dari mereka yang takjub dengan hospitality tuan rumah dan lingkungan yang ramah keluarga. Ada pula yang menyadari manfaat pelarangan alkohol, fans wanita yang merasa lebih aman dan nyaman saat berada di Qatar, hingga ribuan fans yang mengenal Islam lewat Piala Dunia Qatar 2022.

“Ini pengalaman yang luar biasa, semuanya bersih dan saya merasa benar-benar aman di mana-mana. Minus mereka yang timnya sedang mengalami permainan yang sulit, semua orang senang berada di sini,” kata Chris Ayres, seorang analis keuangan dari AS, dikutip dari Financial Times.

Pemicu keduanya tentu saja hasil-hasil pertandingan Piala Dunia 2022 yang memunculkan banyak kejutan dan rekor. Seperti kemenangan Arab Saudi atas Argentina, terbungkamnya Jerman di hadapan Jepang, lolosnya 3 wakil AFC ke fase gugur, hingga performa apik yang ditampilkan Maroko.

Setelah itu, jumlah penonton dan pengunjung Piala Dunia 2022 terus mengalami peningkatan. Kehadiran suporter di penghujung babak grup berjumlah 2.457.059, sedangkan babak 16 besar disaksikan 411.609 suporter. Kemudian babak perempat final dihadiri 245.221 suporter dan babak semifinal dihadiri 157.260 suporter.

Puncaknya, laga final antara Argentina vs Prancis tercatat disaksikan langsung oleh 88.966 pasang mata yang memadati Lusail Iconic Stadium. Total, sejak 20 November hingga 18 Desember 2022, sebanyak 3.404.252 penggemar hadir langsung untuk menonton Piala Dunia Qatar 2022. Angka tersebut membuat Qatar 2022 menempati urutan ketiga setelah USA 1994 (3.587.538 fans) dan Brasil 2014 (3.429.873 fans) sebagai Piala Dunia yang paling banyak dihadiri penonton.

FIFA juga mencatat kehadiran 1,8 juta pengunjung yang menghadiri FIFA Fan Festival di Al Bidda Park di Doha. FIFA Fan Festival sendiri menawarkan berbagai aktivitas hiburan dan merupakan tempat berkumpulnya fans dari berbagai negara untuk menonton langsung siaran pertandingan di layar seluas 1.800 meter persegi.

Angka-angka tersebut sukses melampaui ekspektasi dan target yang dicanangkan, baik oleh FIFA maupun oleh tuan rumah Qatar. Bahkan Piala Dunia 2022 memecahkan rekor penonton TV di sejumlah negara.

Dari data jumlah penonton dan pengunjung, bisa disimpulkan kalau Piala Dunia Qatar 2022 terbilang sukses besar. Lalu, bagaimana dengan dampak ekonominya?

Keuntungan Piala Dunia 2022 Lampaui Target!

Pendapatan dari Piala Dunia 2022 diproyeksikan mencapai 4,7 miliar dolar AS. Dengan biaya operasional 1,7 miliar dolar AS, FIFA mengharap keuntungan bersih sebesar 3 miliar dolar AS.

Namun, setelah menjalani 64 pertandingan, Piala Dunia Qatar 2022 sukses menghasilkan sekitar 7,5 miliar dolar AS untuk FIFA. Nominal tersebut meningkat sebesar 1 miliar dari Piala Dunia Rusia 2018.

56% dari total pendapatan disumbang oleh hak siar TV, diikuti oleh sektor marketing sebesar 29%, sementara 15% lainnya disumbang oleh berbagai sektor seperti lisensi, tiket, hotel, dan lain-lain.

Peningkatan pendapatan tersebut disebabkan oleh adanya tambahan sponsor dan penghematan biaya yang dilakukan FIFA dengan mengadakan turnamen di satu lokasi. 8 stadion Piala Dunia 2022 terletak dalam radius 50 km dari Doha.

Sekali lagi, angka yang dihasilkan dari pendapatan Piala Dunia Qatar 2022 sukses melampaui target. Bisa dibilang kalau Piala Dunia Qatar 2022 adalah gelaran Piala Dunia yang paling menguntungkan. Hasil tersebut jelas melebihi ekspektasi mengingat di awal turnamen Qatar diserang dengan berbagai isu dan kontroversi.

Kini, yang tersisa dari Piala Dunia Qatar 2022 adalah janji FIFA yang harus ditunaikan. FIFA harusnya hanya menikmati 10% dari pendapatan bersih Piala Dunia 2022. Sementara itu, sisanya akan didistribusikan kepada lebih dari 200 asosiasi sepak bola nasional. Jika tak dikorupsi, tentu manfaat uang yang bakal didapat setiap asosiasi atau federasi akan sangat besar untuk kemajuan sepak bola di negara tersebut.

Mengutip dari The Guardian, setelah ini FIFA sudah menganggarkan 200 juta dolar AS untuk FIFA Forward Programme, sebuah proyek pengembangan sepak bola global yang diawasi langsung oleh Arsene Wenger. Selain itu, FIFA juga telah berkomitmen untuk membayar 440 juta dolar AS sebagai kompensasi kepada keluarga pekerja migran yang dirugikan selama pembangunan infrastruktur Piala Dunia 2022.

Semoga saja janji-janji tersebut dapat dipenuhi, sehingga keuntungan lebih dari Rp 117 triliun yang didapat dari Piala Dunia 2022 tidak berakhir dengan janji palsu. Lalu, bagaimana dengan dampak ekonomi yang didapat tuan rumah Qatar?

Sebagai tuan rumah, Qatar memperkirakan akan meraup pendapatan sebesar 17 miliar dolar AS setelah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Ekonomi Qatar juga diyakini tumbuh 3,4% pada tahun mendatang berkat momentun Piala Dunia 2022.

Sekali lagi, Piala Dunia Qatar 2022 bisa disimpulkan sebagai gelaran Piala Dunia paling menguntungkan dalam sejarah.


***
Referensi: Jpost, The Guardian, Japan Times, Financial Times, Gulf-Times, Qatar Moments, Business Today, The Guardian, Middle East Monitor.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru