Kualat Kesombongan Fans Sendiri, Satu per Satu Trofi Liverpool Mulai Dirampas!

spot_img

Di musim perdananya tanpa Jurgen Klopp, The Reds justru melaju pesat layaknya jet darat. Sejak pekan ketujuh Liga Inggris musim 2024/25, Liverpool bahkan sudah nyaman di puncak klasemen. Arne Slot, yang memegang tongkat estafet kepelatihan disinyalir jadi faktor utama keberhasilan transisi Liverpool. 

Pelatih asal Belanda itu masuk dan mengatasi setiap masalah secara halus, sehalus gaya rambutnya. Eks pelatih Feyenoord ini seperti tak mengenal istilah adaptasi. Kehadirannya pun jadi momen yang disambut baik oleh jutaan kopites di seluruh dunia. 

Namun, tak semua fans Liverpool bijaksana dalam menghadapi kesuksesan di paruh pertama musim 2024/25. Tak sedikit dari mereka yang justru terbuai oleh itu. Mereka congkak dan merendahkan tim-tim lain yang dinilai buruk dalam mengatasi transisi kepelatihan. Mereka lupa bahwa dunia kejam pada orang-orang sombong. 

Perlahan namun pasti, trofi-trofi yang awalnya ditakdirkan untuk Liverpool pun dirampas. Lantas, bagaimana bisa hal itu terjadi? Selengkapnya kita bahas. 

Kesombongan Fans

Awal tahun 2025, narasi yang menggembar-gemborkan Liverpool bakal jadi tim Inggris yang meraih quadruple mulai muncul. Media-media Inggris dan internasional mulai memamerkan kemampuan meramalnya. Mereka memprediksi bahwa Liverpool akan mengantongi trofi dengan sangat mudah. Tentunya, jika berdasarkan performa mereka yang menawan di akhir tahun 2024.

Ya, Liverpool saat ini baru menelan satu kekalahan di Liga Inggris musim ini. Bahkan, hingga Desember 2024, Liverpool hanya menelan imbang sebanyak empat kali. Sisanya, berhasil mereka menangkan. Laga-laga melawan Manchester United, Manchester City, bahkan Chelsea semuanya dibabat habis oleh pasukan Arne Slot.

Media-media kaliber The Analyst, Metro, dan BBC pun mulai melambungkan harapan fans Liverpool. Mereka mengeluarkan narasi yang berbunyi bahwa Liverpool sedang berada di jalur juara. Bahkan, ada persentase peluangnya segala. Gimana fans nggak pada ngarep tuh.

Di saat isu ini sedang anget-angetnya, ada satu fans Liverpool cabang Indonesia yang koar-koar. Videonya sempat viral mengenai dirinya yang menyebut bahwa Liverpool akan jadi tim peraih quadruple. Yang jadi masalah, cara penyampaiannya agak nyolot dan menyinggung fans lain. Dalam hal ini fans MU. Kalian pasti tahu lah ya siapa yang dimaksud

Mas-mas yang arogan itu akhirnya dapet kritik sekaligus nasehat dari pundit senior Indonesia, Sapto Haryo Rajasa. Melalui Jebreeet Media, Sapto meminta kepada fans Liverpool tersebut untuk tidak sombong terlebih dahulu. Selain Sapto, mas-mas El Tantrum juga dapat kritik dari influencer sepakbola lain, dr. Tirta dan Tio Prasetyo jadi contohnya. 

Disingkirkan Tim Ecek-Ecek di FA Cup

Belum ada tiga bulan sejak video koar-koar itu viral, Liverpool seperti terkena tulah. Luis Diaz cs mulai kelimpungan di kompetisi-kompetisi yang berformat cup. Kesialan pertama datang di Piala FA.

Membuka buku perjalananan Piala FA 2024/25 dari ronde ketiga, Liverpool mengawalinya dengan manis. Melawan tim divisi keempat Liga Inggris, Accrington Stanley, skuad racikan Arne Slot menang telak. 

Masalah baru terlihat di ronde keempat. Liverpool diminta untuk melayani tim kasta kedua Liga Inggris, Plymouth. Secara hitung-hitungan, Plymouth bukan lawan yang seimbang bagi Liverpool. Jika The Reds adalah pemuncak klasemen Premier League, maka Plymouth hanya tim juru kunci di Divisi Championship. Ada gap yang sangat jauh diantara dua tim ini.

Hal tersebut juga diamini oleh sang pelatih. Arne Slot pun akhirnya hanya membawa beberapa pemain senior saat berangkat ke Devon. Laga yang dimainkan pada 9 Februari kemarin itu, Arne menurunkan banyak pemain muda di skuad utamanya. Trey Nyoni, Jarell Quansah, dan James McConnell jadi pilihannya saat itu.

Pemain seperti Mo Salah, Alexis Mac Allister, dan Dominik Szoboszlai bahkan tak terlihat di bangku cadangan. Baru sebelas menit berjalan, pertanda buruk muncul. Joe Gomez yang juga menjabat sebagai kapten justru cedera. Bukannya memasukan bek tengah, Arne justru menggantikan Gomez dengan bek kanan.

Setelah babak pertama tanpa gol, Harvey Elliott jadi mimpi buruk bagi timnya sendiri. Ia dinyatakan menyentuh bola dengan tangannya di kotak penalti. Tendangan 12 pas pun akhirnya diberikan kepada Plymouth. Ryan Hardie yang menjadi eksekutor pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Hardie membawa timnya unggul atas pemuncak klasemen Premier League. 

Sialnya, Liverpool gagal mengejar ketertinggalan meski telah mengeluarkan kartu As-nya, Darwin Nunez. Liverpool pun tersingkir dari Piala FA dengan cara yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kredo yang berbunyi “Jangan main-main sama Piala FA” memang benar adanya. Keajaiban kadang tak berpihak pada tim yang kuat.

Kena Comeback di UCL

Fokus lagi ke Liga Inggris, Liverpool kembali baik-baik saja. Terus mendulang poin dan Mo Salah tak henti-hentinya mencetak gol. Tapi, kenyamanan Liverpool mulai terusik lagi di kompetisi selain Premier League. Satu bulan lebih dikit sejak gugur dari FA Cup, The Reds kembali tersingkir dari sebuah kompetisi. Kali ini, Liga Champions.

Lagi-lagi, Liverpool bermasalah dengan sistem gugur. Sebab, saat Liga Champions masih berada di tahap penyisihan grup, Liverpool masih bisa tampil optimal. Mereka Mencatatkan tujuh kemenangan beruntun sebelum akhirnya ditekuk PSV Eindhoven dengan skor 3-2 di partai pamungkas. Hasil itu membuat mereka adem ayem di puncak klasemen penyisihan grup Liga Champions.

Tapi, ketika memasuki fase gugur, kehebatan Liverpool patut dipertanyakan. Menghadapi PSG, Liverpool benar-benar kocar-kacir. Di luar kualitas PSG yang memang berada di level yang sama dengan Liverpool, secara permainan The Reds tetap kalah telak. Loh, kan di leg pertama menang min? Memang. Tapi secara statistik?

Di leg pertama, Liverpool hanya mampu mencatatkan 30% penguasaan bola dengan 75% umpan sukses, serta melepaskan satu tembakan on target. Berbanding terbalik dengan PSG yang melepas sepuluh tembakan tepat sasaran. Beruntungnya, Alisson sedang dalam performa terbaik. Jika tidak, beuh, babak belur pasti.

Leg kedua yang dimainkan di Anfield justru tak berjalan sesuai rencana. Liverpool bak menggali kuburannya sendiri. Setelah agregat imbang 1-1, Liverpool kalah melalui babak adu penalti. Lucunya, Arne Slot memilih Darwin Nunez dan Curtis Jones sebagai eksekutor. Pemain lawak, endingnya pun lawak. Dua pemain itu jadi biang kegagalan Liverpool melaju ke babak perempat final Liga Champions.

Kalah di Final Carabao Cup

Tak ada satu minggu dari tragedi mengenaskan itu, Liverpool kembali mengalami patah hati. Virgil van Dijk cs dibuat bertekuk lutut dihadapan Newcastle United di final Carabao Cup. Newcastle keluar sebagai juara Piala Liga Inggris usai menang 2-1 atas Liverpool. 

Sampai pertengahan babak kedua, Liverpool mendominasi penguasaan bola dengan lebih dari 60 persen. Tetapi kesulitan membobol gawang tim asuhan Eddie Howe. Pertahanan Newcastle begitu rapat. Liverpool hanya diizinkan untuk melepaskan 7 tembakan saja meski menguasai jalannya pertandingan. 

Anyway, jika kalian masih ingat, Newcastle adalah tim yang dikalahkan Manchester United di final Carabao Cup musim 2022/23. Tak heran, kekalahan kali ini justru jadi momen perayaan bagi fans Setan Merah. Mereka sangat puas melihat satu per satu trofi Liverpool dirampas oleh lawan-lawannya.

EPL Jadi Harapan Terakhir

Dengan begini, Premier League jadi satu-satunya kompetisi yang bisa diharapkan oleh fans Liverpool. Hmmm, apakah peluang Liverpool untuk mengakhiri musim dengan gelar Liga Inggris cukup besar? Jika kita melihat klasemen sekarang sih, pasti ya. Mereka berjarak 12 poin dari urutan kedua, Arsenal. Terlebih, dengan sudah tidak berkompetisi di turnamen lain, Liverpool bisa 100% fokus pada liga. 

Tapi, bukan berarti perjalanan Liverpool tanpa halangan. Liverpool masih menyisakan sembilan pertandingan lagi. Diantaranya melawan tim-tim kuat. Macam Chelsea, Arsenal, bahkan rival yang seringkali merepotkan, Everton pun masih harus dihadapi. Yang jadi pertanyaan adalah, apakah semua pemain inti dapat fit hingga akhir musim? Tak ada yang menjamin. Apalagi, setelah ini ada jeda internasional. Siapa pun bisa jadi korban.

Sumber: This Is Anfield, BBC, ESPN, The Athletic, Metro

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru