Malam yang indah tercipta di San Siro ketika AC Milan meraih kemenangan besar 4-0 atas Salzburg. Berkat pembantaian itulah Rossoneri akhirnya berhak lolos ke 16 besar Liga Champions setelah menunggu 9 tahun lamanya.
Tak cuma sampai di situ, Il Diavolo Rosso musim ini pun telah mematahkan kutukan di kandang sendiri ketika bermain di Liga Champions. Pertanyaannya sekarang, apakah dengan beberapa pencapaian itu publik Milan sudah merasa puas? Lalu, sejauh mana sih mereka akan melangkah di Liga Champions musim ini?
We are AC Milan and we are here to stay! 🔴⚫💪#ACMSAL #UCL #SempreMilan pic.twitter.com/oXVXkFXcae
— AC Milan (@acmilan) November 2, 2022
Daftar Isi
Sejak Musim 2013/14
Layaknya sebuah rindu yang berkepanjangan, penantian Milan untuk lolos ke 16 besar Liga Champions ini memang sudah ditunggu cukup lama. Jika dirunut ke belakang, Rossoneri terakhir kali mencapainya di musim 2013/14.
Musim itu adalah masa terakhir Allegri sebagai pelatih Milan. Sebelum digantikan oleh Seedorf di awal tahun 2014. Musim itu, Milan masih dihuni pemain macam Essien, Robinho, Balotelli maupun Kaka.
⚫️🔴 Milan’s squad at that time, which participated in the Champions League for the first time since the 2013/14 season. 🔙#LiverpoolMilan #ACMilan #UCL pic.twitter.com/312Xrex2qP
— Noxwin (@noxwin12) September 15, 2021
Milan yang berada di Grup H bersama Barcelona, Ajax, dan Celtic berhasil lolos menjadi runner up grup di bawah Barcelona. Namun sayang, di babak 16 besar mereka dikandaskan Atletico Madrid asuhan Simeone dengan agregat mencolok 5-1.
Setelah musim itu, praktis milan terpuruk. Mereka kerap gonta-ganti pelatih dari Filippo Inzaghi, Mihajlovic, Montella, Gattuso, hingga Giampaolo. Hasilnya, Milan selalu absen dari peredaran ajang tertinggi benua biru tersebut.
Pioli is what, everybody? 🤔
Correct, he is still well and truly on fire 🔥🔥🔥#ACMSAL #UCL #SempreMilan pic.twitter.com/1AeEnBFfFR
— AC Milan (@acmilan) November 2, 2022
Perubahan pun akhirnya terjadi di tubuh Milan sejak kedatangan Stefano Pioli pada Oktober 2019. Milan mengalami perubahan besar di bawah Pioli. Hasilnya pun baru diraih ketika di musim 2020/21. Publik Milan pun bersuka cita menyambut kembalinya tim kebanggaan mereka ke Liga Champions.
AC Milan first Champions League match at the San Siro for 7 years. pic.twitter.com/4BwJMQW5TN
— Football Away Days (@AwayDays_) September 28, 2021
Tujuh tahun menanti. Milan di bawah Pioli mampu finish sebagai runner up di Serie A. Publik Milan musim lalu kembali mendengarkan kumandang anthem khas Liga Champions. Namun, kumandang anthem itu tak berlangsung lama di telinga publik Milan.
Pasalnya pasukan Pioli yang tergabung di Grup B bersama Atletico Madrid, Liverpool, dan Porto hanya mampu duduk sebagai juru kunci grup. Milan gugur. Pelampiasan rindu 9 tahun belum sempurna.
Nah, barulah di musim ini, Milan yang dibawa Pioli meraih Scudetto Serie A musim lalu berhasil menebus rindu yang teramat lama itu dengan lolos ke babak 16 besar. Meskipun di babak grup mereka hanya lolos sebagai runner up di bawah Chelsea.
How Group E finished ✅#UCL pic.twitter.com/GcjwtMWsVb
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) November 2, 2022
Hilangnya Kutukan Setelah 9 Tahun
Selain rindu lolos ke 16 besar yang sudah kesampaian, Milan ternyata masih juga belum mengakhiri kutukan. Terutama kutukan main di kandang sendiri di Liga Champions.
#OnThisDay AC Milan 2-0 Celtic on 18 September 2013 Champions League
⚽️ Cristián Zapata 🇨🇴 pic.twitter.com/6c0QaAbmSd
— Milan Posts 🏆🇮🇹 (@MilanPosts) September 17, 2018
Terakhir Milan bisa menang di kandang sendiri pada 18 September 2013. Ketika Milan menaklukkan Celtic 2-0. Setelah itu, mereka selalu kesulitan. Bahkan di musim lalu saja, mereka selalu gagal menang di kandang. Dua kali kalah lawan Atletico Madrid dan Liverpool. Milan juga hanya bermain seri lawan Porto.
Barulah musim ini kutukan itu terpatahkan. Kutukan itu sirna pada 14 September 2022 ketika Milan berhasil mengandaskan Dinamo Zagreb 3-1. Bahkan tren kemenangan itu berlanjut pada Matchday terakhir yang mengantarkan mereka lolos ke 16 besar saat membantai Salzburg.
Milan recorded their first home Champions League win in nine years, beating Dinamo Zagreb 3-1 at San Siro.
The match report, from @SempreMilanCom 👇https://t.co/5KpMeLCNJV
— CHAMPIONS OF ITALY 🏆 (@MilanEye) September 14, 2022
Rekor Buruk dan PR Milan Di 16 Besar
Publik Milan boleh merasa lega karena kutukan yang selama ini menghinggapi mereka telah sirna. Namun jangan senang dulu, karena pencapaian mereka ini masih belum sempurna. Masih banyak PR yang harus dibereskan. Terutama ketika menghadapi tim-tim besar yang sepadan.
Contohnya ketika mereka di musim lalu tak mampu menang ketika menghadapi tim besar macam Atletico Madrid maupun Liverpool. Musim ini saja mereka dua kali dipecundangi Chelsea.
Kemenangan terakhir Milan atas klub besar tercatat ketika mereka mampu membungkam Barcelona 2-0 di San Siro pada babak 16 besar musim 2021/13. Namun kemenangan itu tak serta merta mampu meloloskan Milan. Karena di leg 2 di “comeback” oleh Barca 4-0.
🔴 ⚫️ #OnThisBettingDay in 2013, goals from Kevin-Prince Boateng and Sulley Muntari gave #ACMilan victory over Barcelona
The hosts were 5/1 to win before the tie! pic.twitter.com/8RPLLE5iO4
— BettingOdds (@BettingOddsUK) February 20, 2020
Terakhir kali Milan mampu lolos dari 16 besar terjadi di musim 2011/12. Saat itu kelolosan Milan ke perempat final diraih setelah kemenangan agregat atas Arsenal dengan agregat 4-3.
The last time Arsenal met AC Milan in a European competition, Arsenal lost 4-3 on aggregate in 2012:
AC Milan 4-0 Arsenal
Arsenal 3-0 AC MilanGoal fest. ⚽ pic.twitter.com/i7TCMTbokz
— Squawka (@Squawka) February 23, 2018
Itulah pencapaian tertinggi terakhir Milan di Liga Champions. Pasalnya mereka di musim-musim berikutnya selalu gagal di fase 16 besar. Di musim 2012/13 mereka terhenti oleh Barcelona. Dan di musim 2013/14 terhenti oleh Atletico Madrid.
Rekor mereka di fase 16 besar pun termasuk buruk. Artinya terakhir kali mereka mencapainya 11 tahun yang lalu. Nah, pertanyaannya apakah musim ini mereka mampu mengulangi cerita pencapaiannya di musim 2011/12 itu?
Skuad, Ambisi Pioli, Serta Sejauh Mana Milan Akan Melangkah
Jawabannya bisa jadi. Alasannya karena Milan di musim ini lebih komplit dan matang secara skuad. Tak ketinggalan pula ambisi pelatih mereka Stefano Pioli yang berjanji akan mengulangi cerita indah kejayaan Milan di masa lalu. Ditambah kontrak baru Pioli sampai 2025 juga menjadi pemantik.
📝 𝐃𝐄𝐀𝐋 𝐃𝐎𝐍𝐄: Stefano Pioli has extended his contract at AC Milan until June 2025.
(Source: @ACMilan) pic.twitter.com/xWHJD5G8eE
— Transfer News Live (@DeadlineDayLive) October 31, 2022
Namun tunggu dulu, itu semua bisa terwujud asalkan kedalaman skuad akan baik-baik saja setelah Piala Dunia nanti. Plus tergantung siapa yang akan dihadapinya di 16 besar. Milan yang finis sebagai runner up grup harus berjumpa salah satu dari tim juara grup. Yang artinya ada banyak tim besar di sana yang menunggu, macam Munchen, PSG, Spurs, Madrid, Napoli, maupun Manchester City.
Round of 16 complete ✅#UCLdraw || #UCL pic.twitter.com/lOe8RlOPvT
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) November 2, 2022
Namun siapa pun yang akan dihadapi Milan di babak 16 besar, kompetensi skuad andalan Pioli ketika menghancurkan Zagreb dan Salzburg di babak grup dengan skor besar, menjadi gambaran sekaligus modal. Meskipun banyak dilanda cedera, Milan mampu menjaga performa dengan kedalaman skuad yang mumpuni.
Zagreb 0-4 Milan
Milan 4-0 SalzburgDommage que les Blues de Chelsea n’aient pas vu un Milan avec un effectif non décimé…
ANDIAMO ! ❤️🖤 pic.twitter.com/6p2s1nJXrV
— Milan Actu 🏆 (@MilanActuFR) November 2, 2022
Pakem 4-2-3-1 Pioli musim ini pun lebih matang seiring tak banyak perombakan pemain yang terjadi. Hanya saja, mereka berharap pemain pilarnya yang cedera macam Maignan, Calabria maupun Ibrahimovic bisa sembuh tepat waktu setelah Piala Dunia. Dan jangan lupa juga berdoa supaya tak ada lagi daftar antrian cedera parah yang melanda jelang digulirkannya babak 16 besar nanti di bulan Februari.
Dengan berakhirnya kutukan mereka, maupun rindu yang terbayar ke 16 besar, publik Milan nampaknya patut untuk sesaat merasakan luapan suka citanya ini. Namun jangan terlalu lama, PR besar menanti di 16 besar. Dengan skuad sekarang ini, serta motivasi lebih seperti, apakah mereka mampu mengulangi pencapaian mereka pada musim 2011/12 ketika melangkah ke 8 besar? Patut untuk dinanti.
https://youtu.be/225QXVrsDpc
Sumber Referensi : theathletic, sempremilan, dailymail