Kisah Eksodus Pemain Prancis di Newcastle United

spot_img

Sejak dikuasai konglomerat dari Arab Saudi, perbincangan soal Newcastle United jadi makin menarik. Apalagi soal transfernya. Namun, jauh sebelum itu terjadi, sebetulnya The Magpies punya sejarah transfer yang cukup unik.

Newcastle United sempat dijuluki sebagai “Revolusi Perancis” artinya banyak pemain berkebangsaan Perancis dan berbahasa Prancis yang didatangkan Newcastle selama musim 2010/2011 sampai 2015/2016

Melihat kebijakan transfer “Revolusi Perancis” tersebut memang mengejutkan publik Inggris. Lantas siapa yang ada di balik kebijakan transfer tersebut? Siapa saja pemain asal Perancis yang datang pada waktu itu?

Newcastle musim 2010/2011-2015/2016

Musim 2010/2011 adalah musim yang menandai kembalinya Newcastle di kancah Premier League di bawah pelatih Chris Hutton. Dalam perjalanannya, Hutton dipecat pada pertengahan musim dan digantikan oleh Alan Pardew.

Di bawah Pardew, Newcastle mendapatkan suntikan peminjaman pemain asal Marseille, Hatem Ben Arfa. Hatem Ben Arfa merupakan pemain rekrutan pertama asal Perancis ketika itu. Pardew dan Newcastle saat itu finish di papan tengah klasemen yakni di peringkat 12 Premier League.

Menyongsong musim baru bersama Pardew pada 2011/2012, Newcastle kembali kedatangan amunisi baru dari negeri menara Eiffel. Di musim itu terdapat beberapa pemain Perancis yang datang seperti Yohan Cabaye dari Lille, Sylvain Marveaux dari Rennes, dan Gabriel Obertan dari Manchester United. Tidak ketinggalan kedatangan andalan duet lini depan mereka musim itu, Demba Ba dan Papise Cisse yang berkewarganegaraan Senegal akan tetapi mempunyai darah Perancis.

Pada musim keduanya di Premier League setelah promosi, Newcastle mampu mengejutkan publik Inggris dengan menempati posisi 5 klasemen dan mampu menembus Liga Eropa. Sebuah prestasi tersendiri bagi klub dan Pardew.

Pada musim 2012/2013, Pardew kembali dipertahankan tentu suntikan dana untuk kembali menambah amunisi Newcastle yang ketika itu juga berkompetisi di Liga Eropa.

Musim ketiga bagi Pardew di Newcastle ini menandai banyaknya pemain asal Prancis yang berbondong-bondong datang ke Newcastle.

Mereka yang didatangkan diantaranya Mapou Yanga Mbiwa dari Montpellier, Mathieu Debuchy dari Lille, Amadou Haidara dari As Nancy, Romain Amalfitano dari Reims, Moussa Sissoko dari Toulouse, dan Yoann Gouffran dari Bordeaux.

Beberapa pemain yang datang melengkapi pasukan Perancis yang ada sebelumnya. Bahkan Pardew pernah memainkan starting eleven Newcastle dengan 8 pemain asal Prancis sekaligus di dalamnya.

Meskipun terdapat banyak pemain Prancis dan keturunan yang ada di Newcastle, sayangnya tidak mampu membawa banyak prestasi pada musim itu. Newcastle finish di peringkat 16 klasemen di akhir musim. Sedangkan di kompetisi Eropa mereka mampu merangsek hingga babak perempat final Europa League.

Pada musim 2013/2014, kembali pasukan Pardew dan amunisi pemain Prancis-nya mampu dipertahankan. Ada satu pemain yang datang ketika itu dari Perancis bernama Loic Remy. Striker asal Perancis itu didatangkan dari Queens Park Rangers berstatus pinjaman selama satu musim.

Kiprah Loic Remy moncer ketika itu, dengan menjadi top skor tim dengan 14 gol. Newcastle di musim itu mampu berubah secara permainan dan kekompakan tim seiring dengan banyaknya pemain Prancis yang lama bermain. Newcastle finish di urutan 10 klasemen artinya lebih baik dari musim sebelumnya.

Memasuki musim 2014/2015, Newcastle mempersiapkan tim yang lebih kompetitif lagi, mengingat mereka mampu menembus Eropa pada dua tahun sebelumnya. Hal itu tampaknya menjadi target tersendiri bagi Newcastle.

Newcastle kembali kedatangan pemain dari Prancis lainnya, yakni striker Emmanuel Riviere dari Monaco, dan gelandang Remy Cabella dari Montpellier.

Akan tetapi, pada musim itu Newcastle banyak kehilangan pemain yang diincar klub-klub besar, sebagai contoh Yanga Mbiwa yang dibeli AS Roma, Debuchy yang dibeli Arsenal, juga Amalfitano dan Ben Arfa yang memutuskan kembali ke klub Liga Prancis.

Di tengah musim juga menyusul pelatih mereka, Alan Pardew yang didepak setelah rentetan hasil buruk Newcastle, dan digantikan oleh John Carter sebagai pelatih sementara. Pada musim itu Newcastle hanya mampu duduk di posisi 15 klasemen, hampir terdegradasi.

Musim berikutnya 2015/2016 adalah musim yang nahas bagi Newcastle, mereka di musim ini mengalami kegagalan yang luar biasa di bawah pelatih Steve McClaren, sebelum digantikan oleh Rafael Benitez menjelang akhir musim.

Ketika itu Newcastle terpuruk di papan 18 klasemen dan mengalami degradasi ke Championship.

Pemain pemain asal Perancis pun banyak yang pergi seperti Obertan, Cabella, Sissoko, dan Marveaux. Akan tetapi kembali lagi dua rekrutan anyar Newcastle asal Perancis datang ke Newcastle pada musim itu, yakni Florian Thauvin dari Marseille, dan Henry Saivet dari Bordeaux.

Tak perlu berselang lama, setahun di Divisi Championship musim 2016/2017, Newcastle langsung mampu promosi di musim berikutnya 2017/2018 lewat tangan dingin Rafael Benitez.

Kembalinya Newcastle ke Premier League ditandai dengan banyaknya pemain asal Perancis yang kembali pergi meninggalkan Newcastle. Mereka diantaranya adalah Gouffran, Riviere, dan Thauvin. Meskipun ketika itu mendapatkan pemain baru asal Perancis lainnya Florian Lejeune dari Eibar.

Beberapa pemain Prancis pun perlahan menghilang seiring dengan kebijakan yang berubah pula dari direktur teknik dan pemilik mereka. Banyak pemain dari Spanyol yang didatangkan tentu sesuai kemauan pelatih Rafael Benitez yang juga berasal dari Spanyol seperti transfer Ayoze Perez, Joselu, Manquillo ataupun Mikel Merino.

Di balik eksodus pemain asal Perancis selama beberapa tahun yang terjadi di Newcastle, memang tidak jauh dari andil kolaborasi pemilik dengan kepala pencari bakat Newcastle, Mike Ashley dan Graham Carr.

Faktor Pemilik dan Direktur Teknik

Graham Carr adalah mantan pesepakbola Inggris yang kini aktif sebagai kepala pencari bakat sebuah klub. Ia telah membangun reputasi yang baik sebagai pencari bakat untuk Tottenham Hotspur dibawah David Pleat.

Pada bulan Februari 2010, ia meninggalkan Spurs untuk bergabung dengan Newcastle United sebagai kepala pencari bakat mereka setelah masa pemerintahan Dennis Wise habis.

Visi yang sama dengan sang pemilik Mike Ashley mudah bagi Carr untuk beradaptasi. Masuknya pemain asing khususnya Prancis dimaksudkan untuk memenuhi visi Mike Ashley menciptakan “Arsenal upon Tyne”. Ketika itu banyak rekrutan berhasil Arsenal banyak dari Perancis seperti Wiltord, Pires, Petit, Vieira, sampai Thierry Henry.

Menurut Ashley, cara Arsene Wenger dan Arsenal melihat pasar transfer di Prancis, membuat Carr yang bekerja sama dengan Pardew pun disuruh menirunya.

Terlebih hal itu juga berkaitan dengan finansial. Salah satu keuntungan merekrut dari Prancis adalah bahwa upah pemain asal Ligue 1 Prancis relatif rendah, sehingga memungkinkan Ashley untuk melanjutkan perjuangannya melawan biaya, sekaligus pemborosan di St James’ Park.

“Pasar Prancis memang bagus pada saat itu, jujur bagi saya itu menjadi seperti klub lokal saya sendiri. Saya bisa pergi ke mana saja di Perancis dengan sangat cepat dan mungkin lebih mudah, saya sangat cinta Perancis dan saya merasa seperti bagian dari warga Perancis,” kata Graham Carr.

Bakat pemain muda Prancis yang dikombinasikan dengan faktor ekonomi, untuk Ashley adalah tujuan utamanya. Menurut Graham Carr, Mike Ashley menyukai jenis kesepakatan seperti biaya transfernya yang murah, gaji pemain yang rendah, dan pemain yang dibeli potensial untuk dijual dengan harga tinggi.

Secara tidak langsung kebijakan Ashley dan Carr memberikan keuntungan baik itu finansial maupun citra brand Newcastle itu sendiri di Perancis.

Wartawan Prancis telah diberikan akses bebas yang hampir belum pernah terjadi sebelumnya di Newcastle. Sebagai akibatnya rakyat Perancis banyak menikmati liputan media tentang Newcastle dan bisa menikmati permainan para pemain Prancis berkumpul dalam satu tim di match di Premier League. Banyak ketika itu pertandingan Newcastle yang sering ditayangkan langsung di televisi Prancis.

Dari sudut pandang bisnis Ashley, investasi dalam membayar tim media Newcastle untuk mengambil hati para warga Prancis telah membuahkan hasil.

Akan tetapi, tidak serta merta kebijakan “Revolusi Prancis” selama lima tahun itu tidak mengalami komentar dan kritik, seperti halnya yang datang dari legenda mereka, Alan Shearer.

Shearer khawatir itu bisa berdampak negatif jika kebijakan “Revolusi Prancis” itu bertentangan dengan kemauan tim pelatih, Pardew.

“Jika hal-hal mulai bertentangan dengan Anda, maka konflik konflik kecil akan muncul di ruang ganti. Saya tidak berpikir itu sebagai hal yang sehat untuk memiliki terlalu banyak pemain Prancis di satu ruang ganti. Saya juga tahu Arsenal memiliki banyak pemain Prancis dan kemudian sukses. Tapi saya tidak melihat Newcastle sesukses itu,” kata Shearer.

Kritik lain datang dari Gérard Houllier, mantan manajer Prancis dan Liverpool. Ia memperingatkan bahwa kedatangan begitu banyak pemain Prancis di ruang ganti dapat “merugikan” semangat tim dengan percikan konflik. Sebagai contoh ada preseden yang tidak menguntungkan di Barcelona dimana perekrutan banyak pemain Belanda oleh Louis van Gaal memicu keretakan besar di akhir 1990-an.

Pola “Revolusi Prancis “ yang dilakukan oleh Mike Ashley dan Graham Carr termasuk sukses dengan menghadirkan eksodus pemain yang berasal dari satu negara berkumpul pada sebuah klub.

Di masa sekarang, kita melihat pola itu ada dalam diri tim seperti Wolverhampton Wanderers yang berisikan banyak sekali pemain dari Portugal.

Mungkinkah kebijakan “Revolusi Perancis” yang pernah dilakukan Newcastle ini akan ditiru oleh pemilik baru Newcastle yang sekarang? Mengingat Newcastle sekarang mempunyai banyak uang untuk mendatangkan banyak pemain baru, patut untuk ditunggu.

https://youtu.be/CfQ-GgNa2UI

Sumber Referensi : chroniclelive, theguardian, bbc

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru