Ketika Gareth Southgate Membuat Publik Inggris Menangis

spot_img

Pada tahun 1996, Inggris menjadi tuan rumah pagelaran akbar piala eropa untuk pertama kalinya. Sama seperti halnya piala eropa edisi-edisi sebelumnya. Di edisi kali ini juga menghadirkan banyak kejutan, selain tersingkirnya Italia di fase grup dan lolosnya Rep Ceska ke final.

Piala eropa 1996 juga menghadirkan mimpi buruk bagi sang tuan rumah. Setelah tampil mengesankan pada beberapa pertandingan sebelumnya, mereka harus terhenti di tangan Jerman pada fase semifinal.

Penyebabnya tak lain adalah faktor adu penalti, Inggris memang dikenal banyak gagalnya ketika adu penalti. Namun kegagalan kali tentunya lebih menyakitkan karena terjadi di hadapan publik sendiri. Di hadapan 76 ribu penonton yang memadati stadion Wembley.

Malam itu, Inggris harus melawan Jerman. Inggris langsung menyerang, terbukti Alan Shearer, mesin gol inggris, menjaringkan bola melalui sundulan setelah laga baru berjalan tiga menit, Gol cepat itu sekaligus untuk membuat tim dan para suporter optimis inggris akan menang.

Bahkan ketika Gelandang jerman, Stefan Kuntz menyamakan kedudukan 13 menit kemudian, hal itu hampir tidak mengurangi semangat di tim Inggris dan para suporternya yang mengalir maju untuk menjadi pemenang.

Setelah terjadi kedudukan sama kuat dalam waktu normal plus perpanjangan waktu, kedua tim pun harus melalui babak adu penalti untuk menentukan pemenang siapa yang bakal ke final.

Inggris menugaskan pemain-pemain terbaiknya untuk mengambil penalti termasuk empat algojo yang berhasil menyingkirkan spanyol di perempat final lewat adu penalti juga. Terbukti mereka semua berhasil membobol gawang jerman. Teddy Sheringham yang bertugas sebagai penendang kelima juga sukses.

Namun di lain pihak para pemain Jerman pun berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Adu penalti harus dilanjutkan ke penendang ke enam. Andreas Moller berhasil membuat kedudukan menjadi 6-5 untuk keunggulan Jerman, penentuan ada di algojo keenam inggris yang dalam hal ini akan di ambil oleh Gareth Southgate.

Tentunya jika gol, maka Inggris akan menyamakan kedudukan dan adu penalti berlanjut ke penendang berikutnya. Namun sepakan penalti Southgate di babak adu penalti berhasil diselamatkan oleh penjaga gawang Jerman saat itu, Andreas Köpke. Kedudukan pun masih tetap 6-5 dan Inggris tersingkir di Wembley, London.

Kegagalan Southgate dalam menjalankan tugasnya tentu saja membuat para suporter inggris yang memadati stadion Wembley dan yang menyaksikan pertandingan melalui layar kaca di seantero negeri kecewa dan sedih, bahkan banyak meneteskan air mata. Mereka tak bisa membendung kekecewaan ketika melihat timnya gagal di negeri sendiri.

Southgate pun juga larut dalam kesedihan yang mendalam. Ia menangis digandeng kapten Tony Adams untuk memberi salam perpisahan pada fans Wembley yang tak berhenti menyanyi sebelum tembakan Southgate ditahan Kopke. Southgate merasa ia telah meruntuhkan seluruh impian negaranya.

Padahal sejak penampilan gemilang di fase grup dengan diantaranya mengalahkan belanda 4-1, hingga menang adu penalti atas spanyol di perempat final. Inggris terus bersuka cita dan berpesta pora. Bahkan tim, suporter, media, merasa sangat yakin inilah saatnya mereka juara setelah 30 tahun lamanya menunggu.

Namun apa daya, Nasi sudah menjadi bubur, mereka gagal juara di kandang sendiri. Gagal mengulangi memori manis di tempat yang sama tiga puluh tahun silam.

Kegagalan lawan jerman tersebut juga mengulang laga di semifinal Piala Dunia 1990, dimana Inggris bercucuran air mata setelah gagal dalam drama adu penalti di Turin.

Setelah kejadian memilukan itu, karier Southgate bisa saja berakhir. Namun, ia bisa bangkit dan menjadi lebih kuat. Mantan pemain dan manajer Middlesbrough tersebut pada akhirnya berhasil menjadi sosok yang paling berpengaruh di ruang ganti timnas Inggris sampai pergantian abad

Setelah turnamen usai, untuk menghibur diri, Southgate berusaha mengatasi trauma kegagalan itu dengan terlibat dalam kampanye iklan Pizza Hut, ia mengenakan kantong kertas di kepalanya saat makan malam bersama rekannya Stuart Pearce dan Chris Waddle.

Southgate mengakhiri iklan dengan meremas kantong kertas dan mengatakan, “Thanks a lot boys, I feel much better now!” Yang artinya “Terima kasih banyak anak laki-laki, aku merasa jauh lebih baik sekarang!” (Di Kutip dari Laman Standard)

Setelah kegagalan itu, dua puluh tahun kemudian Southgate di tunjuk untuk menangani tim senior Inggris, hingga kini pria yang pernah memperkuat Crystal Palace masih menukangi Hary Kane dan kawan-kawan. Prestasi terbaiknya terjadi di Piala dunia 2018 ketika melaju hingga empat besar dan hal itu setidaknya membuat publik inggris merasa terobati dari memori kelam Southgate 22 tahun sebelumnya.

Sumber Referensi: The Guardian, Bbc, ESPN

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru