Ketika David Moyes Jalankan Misi Mustahil di Manchester United

spot_img

Fans Manchester United pasti menurunkan alis mereka ketika mendengar nama David Moyes. Gambaran bencana yang setan merah alami selama di bawah kepemimpinannya masih begitu nyata terasa. Tak sedikit juga yang merasa, kalau penunjukan David Moyes lah yang membuat MU jadi susah bangkit.

Pasalnya di musim 2013/14 reds devils duduk di peringkat ketujuh Premier League. Posisi yang sangat asing bagi MU saat itu. Berkat Moyes, MU juga jadi tidak berpartisipasi di Champions League untuk pertama kalinya sejak 1995.

Memang mudah untuk menunjuk seseorang sebagai kambing hitam. Tapi jika kita melihat lebih dalam lagi kondisi Manchester United saat itu, Moyes memang menjalankan misi yang tidak mungkin sukses. Ibaratnya seperti kapal mewah yang sudah tua, tapi satu-satunya nahkoda yang bisa menggerakkan kapal malah pergi.

Siapapun pelatihnya, Old Trafford peninggalan Sir Alex terlalu angker untuk disinggahi. Bahkan jika MU menunjuk Pep Guardiola saat itu pun, mungkin akan dapat hasil yang tidak jauh berbeda. Sebelum membahas lebih jauh, mari kita kembali ke musim 2012/13. Musim dimana Sir Alex sudah mengumumkan kalau itu adalah musim terakhirnya sebagai pelatih.

Sir Alex Pensiun

Tepatnya di tanggal 8 Mei 2013, Manchester United mengumumkan bahwa Sir Alex Ferguson akan pensiun di akhir musim 2012/13. Setelah 26 tahun jadi juru taktik di Old Trafford, mempersembahkan 13 Premier League, dua Liga Champions, lima FA Cup, dan empat Piala Liga.

Ini tentu jadi kabar yang mengejutkan bagi semua orang. Sebab 17 hari sebelumnya, MU baru dipastikan mendapat gelar Liga Inggris ke-20 mereka. Itu membuat jarak untuk total gelar liga dari Liverpool. MU juga terlihat siap bersaing dengan Manchester City yang mulai berkembang.

Tapi keputusan Fergie sudah bulat. Ia menganggap masanya sebagai pelatih sudah habis. Ia ingin lebih memfokuskan pada kehidupan pribadinya. Dan meskipun menyakitkan, tapi semua bisa memahami dan menghargai pilihan Fergie saat itu.

Ini juga jadi peristiwa bersejarah. MU tidak pernah mengalami masa transisi pelatih sejak tahun 1986. Pertanyaan pun muncul soal siapa yang akan jadi pengganti. Jose Mourinho, yang saat itu masih melatih Real Madrid jadi nama yang difavoritkan.

Selain Mou, nama lain yang diperkirakan bakal jadi suksesor adalah Pep Guardiola. Ia naik daun setelah sukses bersama Barcelona. Juga dikenal sebagai pelatih yang menerapkan permainan indah ala tiki taka. Saat itu ia sudah tidak melatih Barca dan masih menganggur.

The Chosen One

Tapi pada akhirnya yang terpilih adalah pelatih Everton, David Moyes. Meskipun ada keraguan di publik, tapi para fans percaya pada Moyes. Selain karena ia adalah orang Skotlandia sama seperti Fergie, tapi juga karena Moyes ditunjuk langsung oleh Sir Alex. Ia pun mendapatkan julukan “The Chosen One” dari media.

Perlu digaris bawahi, Moyes ditunjuk bukan ditawari. Bahkan Moyes mengaku kalau Sir Alex tidak memberinya pilihan. Dikutip dari 90min.com, Moyes saat itu diundang ke rumah Fergie dan disitulah Fergie menunjuknya sebagai suksesor.

“Saya masuk ke rumahnya, lalu ditawari teh. Setelah itu Sir Alex berkata ‘Saya akan pensiun dan anda akan menggantikan saya’. Tentu saya kaget karena tidak ada yang tahu kalau dia akan pensiun.” Ungkap Moyes.

Ia melanjutkan: “Dia tidak menawarkan pilihan kepada saya. Tidak ada interview, tidak bertanya apakah saya bersedia, hanya menunjuk saya begitu saja. Dan dia adalah Sir Alex Ferguson, jadi saya tidak punya posisi untuk menolak” Kenangnya

Sir Alex adalah pelatih tersukses di Inggris. Moyes sadar akan hal itu, jadi ia sangat menghormati sosok Fergie selayaknya seorang legenda. Moyes tentu saja tidak mungkin melawan kehendak Fergie.

Padahal saat itu Moyes sedang menikmati kesuksesan sederhana bersama Everton. Di bawah kepemimpinannya dari tahun 2002, Everton bertransformasi. Dari yang tadinya klub sekarat hampir terdegradasi, Moyes sulap jadi penantang konstan empat besar Liga Inggris. Bahkan sempat merasakan Liga Champions musim 2005/06

Karena reputasinya itu di merseyside, ia jadi sosok yang dicintai publik Goodison Park. Tapi mungkin itu juga yang dilihat Sir Alex dan membuatnya dinilai pantas jadi pelatih MU selanjutnya.

Tapi tidak butuh waktu lama untuk menyadari kalau menunjuk Moyes adalah ide buruk. Bahkan sebelum musim 2013/14 berjalan, tanda-tanda bahaya sudah bermunculan. Pertama, Moyes tidak bisa mendatangkan pemain baru di musim panas. Hanya Marouane Fellaini dari Everton yang didatangkan dengan harga 30 juta pounds. Harga yang lumayan mahal untuk waktu itu.

Bencana di Old Trafford

Mungkin pembelian Juan Mata di pertengahan musim jadi satu-satunya keputusan yang bagus dari Moyes. Mata dibeli dengan harga 37 juta dari Chelsea. Ia membuktikan dirinya jadi aset berharga untuk MU di masa depan.

Masalah David Moyes lainnya di MU adalah mentalitas. Rio Ferdinand pernah berkata kalau pendekatan Moyes sangat jauh berbeda ketika menyusun strategi dan mentalitas. Di masa Sir Alex, ia tidak pernah risau siapapun lawan mereka. Sir Alex akan selalu memerintahkan anak asuhnya untuk tidak khawatir.

“Sebelumnya, kami tidak pernah memikirkan lawan. Kami akan mencoba mengalahkan mereka dengan cara yang kita kuasai. Tapi saya ingat di beberapa pertandingan awal bersama David Moyes, ketika kami melawan Chelsea dan Liverpool. Kami risau soal bagaimana cara menghadapi Hazard atau Coutinho” Ungkapnya dikutip dari Mirror.

Itu berbanding lurus dengan apa yang ditampilkan Manchester United di lapangan. Setan Merah seolah bermain tanpa arah. Rentetan hasil buruk pun mengikuti skuad David Moyes minggu demi minggu.

MU kalah lawan Swansea di putaran ketiga FA Cup, itu adalah laga pertama mereka di FA Cup musim itu. Di Piala Liga, United juga malang. Mereka tersingkir di semifinal setelah kalah lawan Sunderland. Di Liga Champions, MU bisa memuncaki klasemen grup A. Tapi ditekuk Bayern Munchen di babak perempat final.

Dari total 51 pertandingan yang Moyes jalani, ia hanya memenangkan 27 laga. Persentase kemenangan United hanyalah 51% saat itu. Red Devils, yang merupakan juara bertahan Premier League terjun bebas ke peringkat ketujuh di bawah kepemimpinannya. Ironisnya, kekalahan 3-0 lawan Everton di pekan ke-35 jadi penanda berakhirnya karir Moyes di Old Trafford. Hanya dalam waktu 10 bulan, label pelatih gagal pun melekat pada dirinya.

Fergie Wariskan Skuad Tua

Tapi kita tidak sadar sebenarnya Manchester United sudah berada dalam penurunan performa bahkan beberapa musim sebelum Moyes datang. Pensiunnya Sir Alex dan datangnya Moyes hanyalah pemantik yang meruntuhkan pondasi setan merah.

United sudah bukan seperti United yang dulu sejak memasuki dekade 2010-an. Kembali ke musim 2010/11 itu adalah musim bersejarah untuk MU setelah dapat gelar Liga Inggris ke-19. Tapi di musim itu MU meraih 11 kali imbang di Liga. Mereka juga hanya menang lima kali saat tandang.

United memang sampai ke final Liga Champions. Tapi mereka tak berdaya melawan Barcelona asuhan Pep Guardiola. Pasukan setan merah dipermainkan begitu saja sampai kalah 3-1.

Musim terakhir Fergie, 2012/13 juga tidak lepas dari kekurangan. Saat itu Chelsea sedang dalam perombakan setelah melepas Roberto Di Matteo dan menggantinya dengan Rafael Benitez. Kemudian Manchester City belum cakap dalam mempertahankan gelar liga pertama mereka sehingga MU bisa merebutnya kembali dengan mudah. Di musim itu juga MU hanya mampu sampai babak 16 besar Liga Champions.

Selain itu Fergie meninggalkan skuad yang bobrok untuk Moyes. Selain Rooney dan Van Persie tidak ada yang bisa dijadikan pemain andalan. Itu pun Van Persie sudah menurun performanya karena ia sudah menginjak kepala tiga.

Faktanya ada 11 pemain yang Fergie tinggalkan berusia lebih dari 27 tahun. Para pemain andalan bahkan sudah lebih dari 30 tahun. Moyes pun hanya bisa mengandalkan pemain muda seperti Adnan Januzaj dan Danny Welbeck.

Beberapa pemain muda yang ditinggalkan juga tidak bisa memenuhi standar. Pemain muda yang dibeli seperti Phil Jones, Alex Buttner, Nick Powell tidak bisa menggantikan para pemain senior. Berbeda sekali dengan era 2000-an. Ketika Sir Alex membeli pemain muda seperti Cristiano Ronaldo, Gerard Pique, dan Wayne Rooney misalnya.

Manajemen Buruk

Dengan skuad seperti itu, tentu MU butuh penyegaran. Tapi David Moyes tidak punya siapa-siapa untuk membantunya. Sir Alex dulu dibantu oleh David Gill yang cerdik mengelola klub. Berkat jasanya, pemain seperti Wayne Rooney, Cristiano Ronaldo, Van Der Sar, David De Gea, hingga Michael Carrick bisa diboyong ke Old Trafford.

Tapi David Gill mengundurkan diri hanya beberapa bulan sebelum Sir Alex pensiun. Dan kekosongan ini membuat Ed Woodward lah yang masuk menggantikan tugas David Gill. Seperti yang kita tahu, itu bukanlah ide yang bagus.

Saat pertama kali datang ke Old Trafford, David Moyes mengaku kaget dengan betapa kunonya sistem manajerial klub. Di United, semua keputusan diambil oleh Fergie. Dari metode latihan hingga menjaga kebugaran para pemain.

Padahal di era modern, klub dijalankan dengan struktur manajerial yang rapi. Ini membuat seorang manajer bisa fokus hanya urusan taktik dan memotivasi pemain. Perginya Sir Alex pada akhirnya tidak hanya berpengaruh pada strategi dan taktik. Tapi juga keseluruhan struktur manajerial United.

Pihak klub yang terlalu lepas tangan dan tutup mata pada pilihan pengganti Sir Alex juga jadi masalah. Fergie bisa saja memilih orang yang sudah tahu luar dan dalam United sebagai pengganti sementara. Sampai kemudian memilih pelatih dengan pendekatan yang lebih modern seperti Pep Guardiola atau Louis Van Gaal misalnya.

Fergie mengaku sudah menghubungi pelatih-pelatih hebat itu sebelum akhirnya menunjuk Moyes. Tapi semua pelatih itu menolaknya. Jadi Fergie tidak punya pilihan lain selain menunjuk Moyes sebagai pelatihnya. Ini dituliskan di buku biografinya.

Tugas Yang Mustahil Berhasil

“Saya sudah menelpon Pep tapi ia tidak merespon tawaran saya dan malah pergi ke Munchen. Jose Mourinho sudah memberikan isyarat jelas ingin kembali ke Chelsea. Kami sudah tahu Jurgen Klopp sedang bahagia di Dortmund dan tidak mau pindah. Sedangkan Louis van Gaal mengatakan ia sudah berjanji untuk bersama timnas Belanda di Piala Dunia 2014.” Tulis Fergie.

Yang janggal dari pernyataan Fergie itu adalah, mengapa para pelatih top tersebut enggan jadi pelatih Man United? Padahal saat itu United merupakan salah satu klub terbaik dan terbesar di dunia. Terlepas dari timing yang salah, alasan masuk akal lain adalah mereka tahu apa yang akan mereka dapatkan di Old Trafford setelah Fergie pergi.

Mereka sadar kalau menggantikan Sir Alex Ferguson, dengan ekspektasi mempertahankan gelar liga, ditambah dengan skuad dan regenerasi yang buruk di United, adalah misi yang mustahil. Terbukti ketika Jose Mourinho dan Louis Van Gaal akhirnya datang ke United, mereka juga tidak bisa berbuat banyak dan mengeluhkan hal yang sama seperti Moyes dulu.

Moyes mengaku terakhir kali dirinya menangis adalah saat dapat kabar kalau ia dipecat MU. Yang membuat ia sangat menyesal adalah ia sudah punya hubungan yang sangat baik dengan pemilik Everton, Bill Kenwright. Ia pergi tanpa memberi tahu Bill terlebih dahulu, karena Sir Alex menyuruh untuk merahasiakannya dari siapapun.

Tapi Moyes tidak membiarkan kegagalan di Manchester United jadi akhir karirnya. Ia kembali menemukan rumahnya di West Ham setelah petualangan berat di Real Sociedad dan Sunderland. Moyes bahkan sempat menyelamatkan the hammers dari degradasi di musim 2017/18. David Moyes Juga mengantarkan West Ham menancapkan sejarah di kancah Eropa. Sedangkan MU? Mereka masih berusaha sebisanya.

Sumber referensi: MEN, 90min, B/R, Mirror, Mirror 2, BBC, UEFA, West Ham

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru